bayangan hitam

8.5K 555 14
                                    

"Bagaimana jika Celine tidak mau ikut dengan kita? Dia tidak tahu kenyataan yang sebenarnya tentang kita." Tanya Otista.

🌷🌷🌷🌷

"Paksa saja dia! Tinggalkan saja rumah kumuh itu! Kita bisa membeli perlengkapan untuknya tinggal di istana." Sahut tuan muda.

"Kenapa anda ingin melindungi Celine? Bukankah Anda menolak bahwa Celine adalah takdir anda?!" Tanya Otista lagi.

"Menolak keberadaannya, bukan berarti aku harus membiarkan gadis yang tidak berdosa menjadi korban sihir hitam itu juga kan?" Sahut tuan muda selalu memiliki alasan untuk berkelit dan menolak Celine.

Otista sungguh kesal, menyerah dengan kerasnya hati tuan muda untuk menerima Celine sebagai gadis takdirnya.

"Aku tak mungkin bersamanya Otista, sungguh dia terlalu sempurna bagi monster berbulu sepertiku. Jadi lebih baik aku menolaknya, karena aku sudah tak mampu menerima penolakan lagi dari gadis itu, setelah sekian banyak penolakan pada masa kecilku, karena monster berbulu dalam diriku ini." Ucap tuan muda dan Otista merasa teriris hatinya mendengar kalimat itu.

Otista sangat menyayangi tuan muda, dia telah menjaga tuan muda sepenuh hidupnya dan hatinya sejak tuan muda bayi, rasanya ikut sakit melihat tuan muda lebih memilih  menyendiri daripada ditolak.

"Dia tak akan menolak anda tuan muda, saya bisa pastikan itu. Sungguh! dia tetap bisa memperhatikan diri anda meskipun dia barusaja dibuat kesal dan marah oleh anda." Sahut Otista.

"Otista dia tak mungkin menolakku, tapi dia juga tak mungkin mencintaiku. Dia hanya akan merasa kasihan padaku. Aku tak mau akan hal itu."ucap tuan muda.

"Baiklah tuan muda, kita sudah sampai, anda yang akan menjemputnya atau aku?" Sahut Otista saat tiba kembali di depan rumah Celine.

"Lebih baik dirimu yang menjemputnya, dia lebih menurut dengan ucapanmu daripada ucapanku." Ucap tuan muda.

Otista pun segera turun dan menuju ke rumah Celine. Tak lama kemudian Otista dan Celine sudah masuk kembali ke dalam mobil.

"Terbukti kan?! Lebih mudah kamu yang bicara daripada diriku."
Batin tuan muda bicara pada Otista.

"Tolong pejamkan mata anda tuan muda, lebih baik anda tidur selama perjalanan, daripada membuatnya kesal."
Batin  Otista sambil tersenyum penuh arti dan segera menjalankan mobil pergi dari lingkungan itu.

Celine menoleh ke belakang dan melihat tuan muda yang hanya diam dengan mata terpejam, lalu menghadap ke depan lagi.

"Tidakkah sebaiknya kita membawa tuan muda ke rumah sakit?" Tanya Celine pada Otista.

"Tuan muda sudah memiliki dokter pribadi, tak perlu ke rumah sakit." Sahut Otista.

"Apakah dia sering mendadak menjadi lemah seperti ini? Penyakit apa sebenarnya yang ada dalam diri tuan muda?" Tanya Celine lagi.

"Hanya penyakit yang biasa dimiliki oleh pria single." Sahut Otista sambil mengedipkan sebelah matanya pada tuan muda melalui kaca tengah.

"Kamu membohonginya Otista?! Sial! Kenapa kamu membuatku jadi pria yang lemah dan penyakitan dihadapannya?!"
Batin tuan muda protes pada Otista.

"Terbukti nyata, dia selalu mencemaskan anda tuan muda."
Batin Otista dan ada rasa senang juga hangat dalam hati tuan muda saat ini.

"Itu karena dia belum mengetahui monster berbulu dalam diriku ini."
Batin tuan muda menyanggah ucapan Otista.

"Bagaimana jika kita menunjukkan padanya malam ini? Saya tahu betul anda sangat ingin menyentuh dan menidurinya. Kita akan ciptakan suasananya dan anda yang meneruskan berikutnya."
Sahut Otista dalam batinnya.

When Beast Doesn't Love Beauty (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang