Kiranya, senja tak akan memaparkan jingganya pada hati yang sedang terbata-bata. Mengungkapkan semua desak rasa membalut perihnya sebuah luka. Sangat menjelaga.
Namun, akan ada apa-apa yang tak pernah dapat dikira. Semisal sebuah penawar luka. Entah jatuh asa atau jatuh cinta.
Katanya, Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Aku percaya itu, sebab, ada saja yang membuatku terenyuh haru. Layaknya ada setetes rasa yang meluruhkan hatiku yang lama membatu.
Pertama; saat aku berhenti untuk mengenal cinta, kamu datang menebar jutaan bahkan milyaran sebuah asa. Rasanya, aku semakin jatuh saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari di Lelap Gulitanya Malam
PuisiKepergianmu layaknya sebuah sampan yang berlalu hengkang kala sang senja terlelap kembali ke dalam pelukan peraduan. Dan, kehilanganmu adalah suatu ilusi yang kuharap dan kurapal dalam doa untuk hadir di dalam sebuah ambisi, namun kau menolak untuk...