-Chapter 18-

62 4 0
                                    

Assalamualikum :)

Di antara sejuknya fajar, seblm subuh tadi aku terpikirkan untuk mnulis surat ini, surat untuk mu di sana yang berada di 'penjara suci', seorng lelaki yang tak pernh telihat wajahnya tetapi entah mengpa sllu singgah di pikirn Q.

Aku sebelumnya mnta ma'af dlu krna jum'at kemaren tidak dpt menemuimu , so'alnya sdng berada d kampung halman, dan baru tadi mlam sampai di pndok, setelah kila bilang klau kamu kemaren ke sini, sungguh menyesal diri ini. Maka melalui surat ini lah aku menyampaikan maaf.

Q harap kita bisa saling kenal, Namaku Laila iffatan Nisa',biasa di panggil Laila mungkin kamu sudah dengar dari Kila, aku juga tau nama Kamu, Alex ya kan, dari namanya aj udah keren bgt, rupanya kamu muallaf ya :D. Mungkin itu aja dulu, mohon di balas ya. Oh iya, tadi Kila titip salam rindu buat mustakim katanya.

Dan sebagai permintaan maaf, aku juga kirimin surat ini bersama fotoku XD.

TTd. Laila Iffatan Nisa' ;)

Sudah 4 kali Alex membaca surat dari Laila Sambil tersenyum, Lalu setelah puas barulah ia menatap secara intensif foto yang di kirim bersamaan dengan surat itu.

Sudah 4 kali Alex membaca surat dari Laila Sambil tersenyum, Lalu setelah puas barulah ia menatap secara intensif foto yang di kirim bersamaan dengan surat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpampang seorang gadis mengenakan hijab saudia berwarna 'busa laut' serta jubah gamis abu-abu, dia sedang terseyum manis. Tak sekali pun Alex berkedip, namun kemudian ia tersadar dan mengerutkan keningnya, 'cantik, tapi apakah aslinya juga seperti ini' pikirnya menerka wajah perempuan yang ia belum pernah di temui itu

"Woy. . . Alex, Abdu Khaliq". Suara Boby terdengar naik beberapa oktaf dari biasanya.

"Eh Bob, Ada apaan sih?".

"Apaan muke loe, dari tadi di panggil gak nyahut-nyahut".

"Sori, tadi gue lagi baca surat, emang ngapin lu manggil gue". Ucap Alex yang mengubah posisi yang tadinya rebahan kini duduk duduk di atas dipan.

"Nih, payung. Udah gue pinjem dari ustadz Qodir". Barulah Alex teringat apa yang rencanakan sebelumnya, sebuah ide melancar dari otaknya.

"Oh iya, waktu acara Muhadhorah berapa menit lagi?".

"3 menit lagi, yang lain udah pada berangkat, tinggal kita sama Nash aja lagi". Ucap Kim yang berdiri di depan dipan Alex.

"Oke, Lu berangkat Bob, gw mau atur rencana dulu sama Kim".

"Yaudah, awas lu kalo gak heboh penampilan Nash, gw udah capek-capek ke rumah Ustadz Qodir buat pinjem nih payung". Boby menyerahkan payung hitam dan segera keluar asrama

"Rencana apa sih Lex?". Tanya Kim.

"Udah.. lu pakai aja dulu baju koko hitam, gamis sama peci, gue juga mau siap-siap. Kita nanti aja ke musholla, barengan ama Nash". Kim menghela nafas berat, lalu ia bergegas menuju lemarinya, mengikuti perkataan Alex, sementara Nash sendari tadi melafalkan naskah pidato seraya memperagakan beberapa gerakan, sepertinya ia sudah mulai lancar berpidato tanpa teks.

Alex membuka lemari, di tangannya masih ada surat dan foto dari Laila, ia berencana meletakkannya ke dalam lemari bagian atas. Namun sekilas ia melihat beberapa foto di bagian daun pintu lemari. Sejurus kemudia Alex mencabut pin yang menjadi perekat foto dia bersama mantannya, ia mengganti foto itu dengan foto Laila. 'Anggap saja kita sudah putus, karena aku menemukan seseorang yang lain', keluh hati Alex pada mantan pacarnya. Jika di ingat sudah lebih dari tiga bulan ia sama sekali tidak berhubungan dengan gadis itu karena handphonenya kedapatan saat razia, mungkin saja dia sudah menemukan laki-laki lain. Pikir Alex.

-CoraZoN-

Suara Gemuruh santri Darul Falah berderu di setiap sudut musholla, kini semua santri sudah berkumpul setelah seorang staf Ikkpdf memberikan pengumuman bahwa santri yang terlambat tak perlu di hukum, hanya di suruh secepat mungkin memasuki musholla, kebetulan hari ini sedikit sekali santri yang terlambat. Sam, Boby, dan Edor serta anak-anak dari kelas 3 wustho nampak antusias, mereka memilih tempat duduk di barisan paling depan, menunggu penampilan dari teman-teman satu angkatan mereka berdiri di di podium. Sejurus kemudia Omar yang duduk di depan mihrab musholla berdiri dengan gagah, ia berjalan menuju podium, berdiri di depan ribuan santri Omar menyalakan mikrofon yang dia pegang sejak tadi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh". Serentak seluruh santri menjawab salam dari Omar.

"Alhamdulillah, washolatuwassamu al Roshulillah, wa ala alihi washahbihi wa man walah, amma ba'du". Muqoddimah yang singkat di utarakan oleh Omar penuh dengan wibawa

"Yang terhormat kepada para juri, kakak-kakak staf ikppdf dari bidang minat dan bakat, yang terhormat kepada para perserta lomba Muhadhorah dari teman-teman kelas 3 wushtho, dan tak lupa, para sahabat-sahabat ku sekalian yang berbahagia, Seluruh santri Darul Falah yang IsyaAllah di rahmati oleh Allah"

"Amiiiiiin". Deru sahutan para santri. Meski bukan peserta, tetapi kata-kata Omar membangkitkan Euforia pada hari ini.

"Pertama-tama dulu marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Karena dengan kasih sayang dan cintanya kita di beri kenikmatan berupa iman dan islam. Tak lupa pula, kita haturkan sholawat serta salam kepada baginda nabi besar, Muhammad. Allahumma sholli ala sayyidina muhammaadd".

"Saya selaku Master of ceremony, mengajak santri sekalian, kawan-kawan seperjuangan untuk sama-sama kita sekali lagi bersholawat kepada baginda nabi besar Muhammad Shollallahhualaihi wassalam" Saat Omar selaku pembawa acara berkata-kata, semua santri dengan tenang memperhatikannya

" ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINAAA MUHAMMMAD". Suara lantang Omar menggelegar melalui pengeras suara.

"Shollallahu Alaiiiiihhh". Sahut para santri tak kalah nyaring.

"Susunan Acara Lomba Muhadhorah minggu ketiga sebagai berikut. Satu, pembukaan. Dua, tilawah Al Quran Tiga, acara inti, yaitu Muhadhorah. Empat, pengumaman pemenang. Ke lima, do'a dan pentup. Baikalah, untuk memulai Acara ini, marilah kita bersama-sam membaca Surah Ummul Quran Al fatihah. Kita hadiah pahalanya kepada Rasulullah, para sahabat, ulama-ulama dan guru-guru kita, Al-fatihahh...." Sejenak musholla di penuhi suara bisik-bisik dari para santri yang berkomat-kamit membaca al-fatihah.

"Selajutnya acara kedua, tilawah Al-Quran. Kepada saudara Ibrahim, waktu dan tempat di silahkan" Omar beranjak. Di gantikan oleh Ibra, ia membawa sebuah Al-quran kecil. Setelah mengucap salam, Ibra membaca ta'awuz dan basmalah dengan suara lembut, semua mata tertuju padanya, hening, semua santri khusuk mendengarkan lantunan beberapa ayat dari surah Al-mujadalah.

Ibra bukanlah seorang Qori' tulen, karena tentu saja hobinya adalah bermain futsal. Tetapi sejak lahir dia di beri karunia dan bakat suara yang merdu, bahkan lagu yang ia bawakan terkesan biasa-biasa saja menjadi enak di dengar dan begitu syahdu. Setelah selesai Ibra mengucap Shadaqallah dan salam, segera ia mundur dari podium, lalu Omar kembali maju.

"Terima kasih kepada saudara Ibrahim yang telah membacakan beberapa ayat Al-Qur'an, semoga dia yang membaca dan kita yang mendengarkan mendapat pahala"

"Amiiinn"

"Baiklah, ini yang kita tunggu-tunggu. Acara inti pada hari yaitu Muhadhorah, Kepada peserta pertama, perwakilan dari kelas tiga Wustho A, Muhammad Nashrullah. Waktu dan tempat di silahkan" Ucap Omar dengan lantang mempersilahkan salah satu peserta yang biasanya sudah bersiap-siap di emperan Musholla.

"Allahumma Sholli Ala muhammad" Terdengar teriakan shalawat samar-samar dari luar musholla.


-CoraZoN-


Jangan lupa vote dan komen guys, dan kalo ada yang salah, typo ataupun kejanggalan jangan lupa komen di bawah. Author butuh kritik dan saran yang pedes biar nulisnya semangat...wkwkwk . Alhamdulillah Author udah dapat kerja, jadi mohon maaf kalo updatenya kadang gak tentu waktu, so'alnya lagi sibuk kuliah sama kerjaan. thanks a lot. XD

Santri yang MabniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang