-Chapter 14-

176 8 3
                                    

"Kalau begitu kami akan pulang kan!?" Ucap Alex menyela pembicaraan Kim dan Kila, entah bagaimana mereka langsung begitu akrab.

"Yah, kurasa sudah hampir jam 3 siang, lagi pula kalian tak membawa makanan sedikit pun"

"Itu gara-gara Alex yang kebelet pengen ketemu Lyala tuh Kila" Seketika Alex menyikut rusuk Sam.

"Oh, bisa di maklumi sih" Ucap Kila.

"Tenang Kila, minggu depan nanti aku bawaain yang banyak" Janji Kim penuh senyum kepada Kila.

"Hadeh, yang mau di jodohin siapa, yang jatuh cinta siapa. Kayaknya salah bawa orang kita Lex"

"Gak papalah Sam, jarang-jarang loh dia kaya gitu"

"Kayaknya kalian cocok sih" Ucap Sam termangut-mangut, "Apalagi Si Kila lagi Jomblo loh!"

"Pulang yuk" Sahut Kim dengan mukanya yang sudah mirip tomat merah.

"Nah, kok lu yang mau pulang Kim"

"Mending pulang Sam, Gue udah lapar nih" Timpal Alex.

"Ya udah, Kami pulang dulu yang Kila, salam sama pacar gue kalau udah datang" Setelah tersenyum sopan pada Kila, Sam dan Alex berlalu di ikuti Kim.

"Nanti bolehkan kalau kirim surat" Ucap Kim berbisik. Kila segera mengacungkan jepolnya sambil tersenyum semanis mungkin hingga matanya menyipit. Lalu Kim segera mengikuti Alex dan Sam menuju gerbang pesantren putri.

-CorazoN-

       Seluruh santri terdiam, melihat Mura memegang mic di depan mihrab mushalla. Menunggu apakah yang akan di umumkannya malam ini. Adzan baru saja selesai berkumandang beberapa menit yang lalu. Sekarang hanya sebagian kecil santri yang masih melaksanakan shalat sunnah Qabliyah Isya. Suasana gaduh barusan terhenti oleh Mura, Dalam sekejap semua orang menuruti perintahnya untuk diam.

"Saya mewakili Kepala Ikppdf, Setelah selesai Shalat isya jangan ada yang pulang, karena beliau ingin mengumumkan tentang festival Haflah ma'had tahun ini. Dan isyaallah tahun ini kami juga menambahkan acara perlombaan pentas panggung". Seketika seluruh penjuru mushalla gaduh, sorak sorai para santri bergemuruh, tapi tak lama. Mura tersenyum, baru kali ini wajah paling berwibawa di kalangan santri itu tersnyum.

"Jadi jangan kemana-mana stelah Isya" Ulangnya meyakinkan.

Tak Lama Ustadz Qodir hadir ke mushalla, Mura segera menyuarakan iqamah, suara merdu yang khas menembus tiap relung hati mereka yang haus akan nikmatnya keruhanian. Di susul dengan Ustadz Qodir sebagai Imam, bacaan beliu begitu fasih, lantunan ayat dapat didengar dengan jelas setiapa bait, huruf dan barisnya. Sungguh syahdu shalat Isya di malam itu.

Setelah wirid Isya selesai, para santri tak langsung beranjak, mereka menunggu penguman Festival Haflah Ma'had yang selalu di adakan tiap tahunnya. Festival ini biasanya di isi berbagai macam perlombaan, beberapa tahun terakhir selalu di dominasi perlombaan olahraga, kebersihan asrama dan hafalan-hafalan. Tetapi para staf Ikppdf tahun ini berencana fokus mengadakan dua bidang perlombaan saja, pentas panggungdan olah raga. Alex dan teman-temannya yang lain sedang antusias menunggu pengumuman lomba-lomba apa saja yang akan di adakan oleh staf Ikppdf tahun ini.

Tak lama Ustadz Qodir berdiri, beliau adalah kepala sekaligus penanggung jawab seluruh staf Ikppdf. Jadi apapun kegiatan Ikppdf harus melalui persetujuan beliau. Tahun ini beliau sedang baerbaik hati mengizinkan adanya lomba-lomba pentas panggung. Karena beberapa tahun lalu lomba ini sudah di tiadakan, penyebabnya tentu karena menggangu lingkungan pesantren dengan suara-surang bising dari pertunjukan panggung hingga tengah malam. Di tangannya ada beberapa lembar kertas. Sesudah memastikan mic menyala, berliau mengucap salam. Lalu membaca basmalah, shalawat dan do'a-do'a lainya sebagai moqaddimah.

Santri yang MabniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang