Vommentnya jangan lupa yaaa ^_^
Chapter terpanjang guys ini wkwkwk
Silahkan dibaca ^_^
A/N : Beritahu jika ada yang tidak dimengerti atau membingungkan dan typos yaa
Cerita Sebelumnya...
Yoongi tak berani membuka pintu apartmant-nya. Entah kenapa, bau dan suara yang terdengar familiar ini lebih menarik ketimbang dirinya harus mengabaikannya. Ada ketertarikan dari suara sekaligus bau manusia yang menjadi incaran pada instring naluri ghoul-nya. Hingga dirinya hampir mengeluarkan 'senjata' ditubuhnya, namun gagal saat diketahui siapa pemilik kedua suara berbeda itu.
"Kalian—"
"Eh, Yoongi-hyung?!"
Ada aura tak suka saat mengetahui namja anjing yang tingginya setara dengannya sedang berduaan dengan namja kelinci di satu apartmant—berdua. Seketika pikirannya membuat spekulasi bahwa Jungkook...
Kau benar-benar ingin merebutnya dariku huh...
"Jungkook-ssi, bukannya kau tinggal di lantai bawah? Kenapa ada di sini?"
Sepertinya akan perang kedua lagi, yang memunculkan kesalah-pahaman diantara mereka bertiga.
-Chapter 4 (Anak Baru?)-
Ketiganya mematung—tidak—tepatnya Jimin karena tak menyangka akan bertetangga dengan Min Yoongi—namja yang disukainya dan ditakutinya. Jungkok yang tidak menyangka akan kejadian ini, hendak menyapa Yoongi tapi terpotong dengan ajakan Jimin untuk makan malam bersama. Tentu Jungkook senang karena terlihat dengan senyumannya yang mengembang. Dan Jimin tidak tahu. Bahwa mengajak makan bersama Jungkook nyatanya bukan pilihan yang tepat.
Sebab Yoongi sendiri malah mengucapkan kata-kata yang membuatnya ingin mengutuk mulutnya barusan.
"Aku ikut makan sama kalian."
***
Malam pun tiba. Meja makan yang biasanya diisi oleh satu orang, kini terisi oleh 3 orang. Beruntung pemiliknya menyediakan empat kursi bersama meja makan. Tak dipungkiri jika kadang editor-nya ikut makan bersama, tapi seharusnya tidak perlu juga ada empat kursi. Karena masih banyak yang belum tahu mengenai pemindahan Jimin ke apartment.
Jungkook dan Jimin memakan ramen, karena Jimin belum sempat membeli bahan makanan untuk masak. Sedangkan Yoongi mengambil daging sapi mentah yang tersedia dikulkasnya, kemudian meminta Jimin untuk memanggangnya. Setidaknya, dengan adanya Yoongi, ia terbantu dengan lauknya—sudah lama ia tidak makan daging sapi.
Suara dentingan garpu, pisau, dan piring menggantikan kesunyian. Jungkook yang teringat akan hal-hal berbau daging, melontarkan sebuah retorik—menghilangkan kesunyian alias kecanggungan diantara mereka. Jimin tak ikut bicara. Nampaknya ia tak perlu repot mencoba mengikuti alur percakapan mereka. Cukup menjadi pendengar, setidaknya ia bisa mendapatkan sebuah referensi untuk menulis bukunya.
"Selera makan Luhan-hyung sama sekali dengan Yoongi-hyung, bahkan aku pernah mengganti dagingnya jadi daging ayam, Luhan-hyung malah memarahiku."
"Dia tidak suka daging ayam?"
"Entahlah, saat tahu itu daging ayam, dia malah membuangnya ke tong sampah. Padahal sudah kubuat seenak mungkin..." Jungkook mengerucut ujung bibirnya ke bawah. Ia jadi teringat saat masa kecil—saat Luhan-hyung suka pilih-pilih makanan. Jimin yang melihat itu, jadi merasa lucu. Ingin terkikik geli saat melihat Jungkook seperti orang merajuk. Tapi nyatanya, ia mehanannya. Sebab ia ingin membuat dirinya mengecil—memilih untuk menyibukkan diri. Intinya, Jimin merasa canggung duduk bersama dua orang yang sudah ia ketahui rahasianya.
![](https://img.wattpad.com/cover/155020980-288-k628565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEOUL GHOUL [2] -Pending-
FantasyBTS FF YAOI/HOMO A/N : Baca dulu yang Seoul Ghoul [1] biar ngerti ya "Hati-hati dengan sekelilingmu, maka kau tidak akan tahu ancaman apa yang akan datang menimpamu kelak." Min Yoongi si lelaki ghoul dan Park Jimin si manusia penulis novel rahasia. ...