Cemburu Aksa

8.3K 583 1
                                    

Author POV

Lagu Dan milik band legendaris Sheila on Seven mengalun merdu dari radio mobil Aksa.

Hai kawula muda. Kalian pernah nggak sih ngerasa rindu yang teramat dalam. Tapi nggak bisa ngungkapin karena gengsi. Ungkapin yuk sebelum orang yang kita sayang di ambil teman.

Aksa langsung mematikan radio mobil nya. Hari ini ia berjanji pada Beby untuk mengajak lari di GSP. Dengan wajah masam ia menancap gas dengan perlahan. Masih ingat nyawa dan belum membahagiakan orang tua nya.

Aksa sampai di rumah cat putih, interior luar rumahnya saja sudah terlihat mewah. Apalagi dengan keadaan dalam rumahnya. Sangat mewah tentunya.

✨✨✨

Aksa POV

Aku sudah sampai di rumah nenek lampir ini. Dengan centilnya ia percaya diri langsung masuk ke dalam mobilku. Aku melihat tampilannya dari atas ke bawah. Ini mau jogging atau apa sih. Asli norak banget ini anak. Bikin muak, kalau tidak dipaksa Mama aku malas mengajaknya.

"Sayang makan dulu yuk. Aku belum makan dari tadi." Aku memutar bola mataku jengah. Ini kita mau olahraga tapi makan dulu. Bisa-bisa yang ada perut ku kram saat lari.

"Nanti aja lah Le, aku udah telat nih harus jemput kamu segala. Lagian kenapa nggak makan sih. Ngrepotin terus" dia mencebikkan bibirnya maju. Bodo amat dia mau gimana. Yang jelas aku sudah telat. Biasanya jam empat udah lari ini harus jemput dulu.

Sesampainya di GSP aku langsung mencari tempat parkir. Kulihat di sana ada kakak kelasku yang kuliah di sini. "Hai mbak baru pulang" ia menoleh ke arahku

"Iya Sa, yuk duluan" ia masuk ke mobilnya. Kalian tahu mbak Keanza mantan gebetan Manyu yang sampai saat ini belum bisa di dapetin sama diam

"Apaan sih kamu panggil-panggil cewek, pacarnya juga di sini kan." Hahhhh lari sekali sama dia asli ribetnya. Posesif sekali ini orang.

"Denger ya. Kalau nggak suka yaudah. Ngapain sih posesif banget. Dia itu kakak kelasku. Dah lah aku mau lari" aku memasang headset bluetooth dan berlari. Biarkan si cewek manja itu mengejarku. Salah siapa harus ikut. Asli ngerepotin deh.

Kalau lari kaya gini, aku jadi teringat Sabina. Sedang apa gadis itu. Sudah beberapa hari ini aku mendiamkannya. Pesannya tak ku balas sama sekali. Aku sangat kecewa.

Aku kembali melanjutkan lariku. Dari arah berlawanan banyak pasangan muda mudi yang lari. Perasaanku kembali kalut kala melihat Bina.

Dari arah belakang ada orang menepuk pundak ku. Saat aku menoleh dia adalah Ersa teman SMP ku. Dia tak sendiri, dia dengan perempuan. Kalian tahu kan, Sabina. Iya dia Sabina, aku jadi teringat pada penyiar radio tadi.

Bina menyapaku, aku enggan membalasnya. Kekecewaan yang kurasakan masih membekas sekali. Dia sudah janji tapi malah dia juga yang mengingkari.

Enak saja sekarang dia berduaan sama cowok lain. Saat Ersa bertanya dengan siapa aku. Aku sengaja bilang aku bersama pacar. Biar dia tahu rasa, dan aku juga menanyakan apakah mereka pacaran. Ternyata tidak syukurlah, kalau sampai iya Ersa akan masuk kategori saingan berat.

Bina melanjutkan larinya sendiri, Ersa pamit untuk menyusulnya. Aku memandangi punggung Bina, rambutnya yang basah karena keringat menambah kecantikannya. Kapan Bin bisa sadar akan perasaanku.

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang