Wisuda Bina

10.1K 573 10
                                    

Bina POV.

"Maaaa anting Bina yang satu mana sih. Nggak ada nih" teriakku dari kamar.

"Berisik deh Mbak. Dicari dulu di kotak, Mama lagi ribet ini." Hehehe pasti Mama sedang memasak sarapan. Aku sudah tahu pasti juga menu apa yang Mama masak.

"Nggak ada Manaaaaaaa,kemarin Mama yang nyimpen" aku menghampiri Mama yang sedang menata piring di meja makan.

"Hihhhh kebiasaan ya kamu Mbak. Kalau cari tuh yang bener" Mama masuk ke kamar dan membuka laci. "Ini apa iniiiii sih mbak. Makanya jangan berisik, carinya yang bener-bener." Aku hanya meringis dan mengambilnya.

"Ya Allah mbak, ayam Mama" Mama berlari tergopoh-gopoh ke dapur. Matilah aku habis ini kena omel Mama. Itu ayam akan dipersembahkan untuk pacar tercinta. Hahaha Papa hari ini akan mengantarku ke sekolah.

Kalian tahu, ini hari bersejarah bagi dunia SMA ku. Hari ini aku akan di wisuda ,huh tidak sabar rasanya. Memang belum ada toga,tapi setidaknya one step closer untuk mengapai cita-cita.

Untuk hasil SNMPTN alhamdulilah Allah memintaku untuk berjuang lebih lagi. Semoga di SBMPTN besok masih rejekiku untuk masuk ke jurusan itu.

"Mbak ayamnya gosong nih. Papa marah pasti nanti. Hih mbak sih rusuhin Mama." Aku hanya nyengir kuda.

"Kata siapa sih aku marah. Mana pernah sih Ma. Wihhhh anak Papa cantik banget nih." Papa datang begitu tiba-tiba membuat pipi Mama merona.

"Pacaran muluuu." Aku kembali masuk ke dalam kamar melanjutkan acara dandan ku ini. Hari ini Papa memang meluangkan waktunya untuk mengantarku. Selanjutnya ia nanti akan menjemputku

✨✨✨

"Untuk siswa kelas dua belas untuk segera berkumpul di Lapangan Tengah untuk gladi bersih wisuda. Urutan sesuai kelas masing-masing ya." Suara Bu Ajeng terdengar dari speaker sekolah.

"Mita yuk kesana." Ia terlihat begitu anggun menggunakan kebaya warna navy.

"Yuk" katanya. Sepanjang kelas ke lapangan tengah aku banyak bertemu dengan teman angkatanku. Tak lupa setiap momen kami abadikan.

"Bin, nggak kerasa ya. Udah mau lulus, aku kaya berat gitu Bin mau ninggalin sini tu" ia mengeluh

"Sama, tapi mau SMA terus emang. Disyukuri aja deh Mit. Ini yang terbaik untuk kita." Ia mengangguk.

Mama sudah terlihat di tempat duduk wali siswa. Sudah tidak sabar rasanya untuk dipanggil ke podium.

Acara demi acara sudah dilewati, Bagas sebagai perwakilan kelas sebelas memberikan kata sambutannya. Dan dibalas oleh Megantara dari MIA satu. Ia di terima di fakultas teknik UGM.

Satu per satu siswa sudah dipanggil, jantungku lebih berdetak kencang. Sangat kencang, huh jadi seperti ini rasanya mau diwisuda. Aku tidak akan melupakan momen ini. Mama dari kursinya sudah tersenyum dan memegang handphone.

"Ananda Savanya Sabina putri dari Bapak Arya Putra Mahesa dan Ibu Kanyadira Ariandi" MC memanggil namaku.

Aku segera naik ke atas panggung, sedikit menundukkan kepalanya saat Ibu kepala sekolah mengalungkan Samir wisudaku. Bu Ajeng memberikan map, entah apa isinya. Aku segera turun dan sudah disambut oleh fotografer untuk berpose.

Aku memang bukan peraih nilai tertinggi, tetapi aku begitu bersyukur dengan rata-rata nilai yang cukup memuaskan. Sudah melebihi target kemampuan yang kumiliki.

Silent Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang