Waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi ketika Sunggyu memutuskan untuk mengangkat topik sensitif itu.
Mereka baru selesai latihan vokal dan koreografi untuk konser Infinite Effect Advance.
Berhubung besok mereka bisa puas beristirahat seharian, Sunggyu memanggil keenam member lainnya untuk berkumpul di studio dance practice Woollim. Berniat memberitahukan perihal niatannya untuk mempertimbangkan tawaran dari Lee Jungyeop.
Setelah semua member berkumpul duduk melingkar di lantai studio, Sunggyu memulai, "Aku ingin menyampaikan pesan dari Daepyeon-nim. Tolong dengarkan baik-baik."
Dengan patuh, mereka diam mendengarkan.
"Sudah sekitar sepuluh tahun kita hidup bersama. Kebersamaan kita yang selama itu justru membuat kita terlalu terbiasa satu sama lain dan berhenti menghargai. Jujur, aku merasakannya sendiri. Kalian sudah seperti keluarga bagiku dan kalian tahu juga, kan? Selayaknya adik-kakak, kita jadi lebih sering bertengkar ketimbang mengasihi."
Sunggyu melirik Woohyun, sementara laki-laki itu hanya menunduk. Kemudian ia melanjutkan, "Karena itulah kita dianjurkan untuk mulai hidup masing-masing."
Sunggyu melihat mata Howon membulat mendengar deklarasi itu.
"Aku ingin kalian memikirkan tawaran ini baik-baik. Pertimbangkan konsekuensi dan keuntungannya bagi kalian. Aku akan mendengar pendapat kalian dua minggu lagi." Sunggyu menutup, "Sekarang, kalian boleh kembali ke kamar masing-masing, kecuali Woohyun."
Semua menoleh kepada Woohyun yang langsung mengalihkan pandangan dengan kikuk. Begitu mendengar Sunggyu kembali mengusir dengan tegas, mereka mulai beranjak kembali ke apartemen meninggalkan Woohyun dan Sunggyu berdua.
Sesaat dalam keheningan.
Sunggyu duduk di hadapan Woohyun dengan tenang. Perlahan, ia memulai dengan nada lamban yang lembut, "Woohyun-ah..."
"Aku tahu Daepyeon-nim tidak akan mengizinkanku pergi begitu saja," Woohyun tersenyum lesu. Lalu laki-laki itu menambahkan, "Akan sangat merepotkan, kan, Hyung?"
Sunggyu hanya menghela napas panjang mendengar perkataan Woohyun.
"Dia menawari dua pilihan. Pertama, yang tadi, kita menjaga jarak dengan berpisah. Kedua, kita bisa tetap tinggal bersama dengan satu syarat, yaitu kita berdua setuju untuk berdamai."
Woohyun mendengus, "Apakah kita sempat berperang?"
Sunggyu mengabaikan ucapan satir itu dengan uluran tangannya yang menangkup jemari Woohyun dalam genggamannya. Ia bertanya tanpa berusaha untuk menyembunyikan getar pada suaranya, "Tidak ada kesempatan lagi?"
Woohyun menaikkan alisnya kebingungan.
Sunggyu tahu, niatan utamanya tidak akan tersampaikan jika ia hanya mengucapkan satu-dua patah kalimat yang maksudnya terlalu umum.
Dan, ya, sebenarnya, Sunggyu ingin mengisyaratkan gagasan untuk membangun hubungan mereka kembali. Ia ingin melihat reaksi Woohyun jika Sunggyu memberitahukan opsi lain yang Lee Jungyeop beri.
Manik mata Sunggyu bergerak naik untuk bersitatap dengan Woohyun. Mencoba mencari sesuatu yang dapat dibaca dari sikapnya yang menjarak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serein
RomanceDi antara rintik hujan, hari di mana Kim Sunggyu berubah demi seorang Nam Woohyun. • • • Terinspirasi dari kejadian nyata; 2015. ------------------- Fanart © Bluenari