Sebulan kemudian. Di apartemen Infinite, Mangwon-dong, Seoul.
"...dan setelah itu, aku pulang dengan tangan kosong. Cium pipi sekali pun, tidak," Sunggyu menutup ceritanya dengan berapi-api. Sementara Dongwoo, orang yang ia ceritakan tentang kejadian ketika Woohyun menolak untuk berdamai langsung itu, hanya tertawa puas.
Ya, setelah malam itu, Sunggyu dan Woohyun tidak lantas kembali menjadi sepasang kekasih.
Woohyunㅡsi idiot itu, malah mendeklarasikan ketidakpercayaannya pada Sunggyu dan memutuskan untuk memberi beberapa kali uji kesabaran yang bertujuan mengetes komitmen Sunggyu kali ini.
Meski begitu, setelah sebulan berlalu dan setelah hampir semua member Infiniteㅡkecuali Sunggyu dan Dongwooㅡkeluar dari apartemen mereka pun, Woohyun belum juga 'menguji'-nya.
Woohyun hanya memperlakukannya sama sebagaimana ia bersikap di hadapan member lainnya.
Hal itu membuat Sunggyu frustrasi dan gemas bukan main.
Ia ingin Woohyun secepatnya menguji dengan apa pun soal ujian yang anak itu persiapkan. Lalu, Kim Sunggyu akan lulus dengan nilai terbaik dan mereka akan kembali seperti dulu, seperti yang Sunggyu harapkan terjadi setelah malam ketika ia meminta maaf itu.
The truth is... Ya, Sunggyu hanya ingin diperlakukan berbeda. Lebih istimewa. Bukan kembali untuk diperlakukan sama rata seperti member lainnya.
Lebih detail lagi, meski memalukan, Sunggyu mengakui bahwa ia ingin bisa memeluk dan mencium puncak kepala, pipi, serta bibir Woohyun. Ia ingin berhak cemburu tiap kali Woohyun berdekatan dengan member lainnya atau orang lain, terutama yang tidak ia kenal.
Lalu, sekarang, Dongwoo malah menertawai curahan hatinya yang seratus persen serius itu. Sungguh menyebalkan.
"Kau mendengarkanku, kan?" Sunggyu bertanya tajam. Curiga jika Dongwoo sebenarnya malah sedang memikirkan hal konyol lain saat ia telah bercerita demikian panjang-lebarnya.
Siapa yang tahu apa yang ada dalam pikiran seorang Jang Dongwoo?
"Hahahaha... Iya, Hyung-nim. Aku mendengar semuanya dan aku menyimpulkan, kau benar-benar tidak ada harapan."
Telak sudah. Batas kesabaran Sunggyu mencapai ubun-ubun. Niat membunuhnya sudah komplet. Tinggal dilaksanakan.
Tapi untungnya Dongwoo melanjutkan, "Tetapi aku bersyukur kau tetap seterbuka ini meski pada situasi yang paling sekarat."
Sunggyu merenung sejenak.
Iya. Sejujurnya, ia mulai terbuka soal hal ini sejak menyadari kesalahannya. Kejadian itu telah membuat pandangan Sunggyu berubah.
Sunggyu mulai memahami bahwa akan ada masa ketika ia memang harus menoleh ke belakang. Berefleksi dan mendalami sebuah konsekuensi dari pilihan yang memaksanya untuk berputus asa. Lalu jika memang itu menghancurkannya, maka ia harus putus asa, menyerah, dan mengambil pilihan lain yang lebih baik.
Setelah mengetahui kenyataan bahwa hampir semua orang mungkin sudah menyadari perasaannya pada Woohyun, Sunggyu merasa bahwa menutupi segalanya tidak akan berujung pada hal baik. Lagi pula, jika ia benar-benar ingin serius menyikapi hubungannya dengan Woohyun, maka cepat atau lambat ia harus terbiasa membuka diri minimal kepada orang-orang di sekitar mereka. Jadi, perlahan tapi pasti Sunggyu mulai belajar menjadi lebih terbuka.
Dua minggu setelah malam itu, Sunggyu mengumpulkan semua member Infinite dan menanyakan soal keputusan mereka mulai hidup masing-masing. Semua sepakat untuk berpisah karena kesadaran bahwa tidak ada lagi alasan yang mengikat mereka tetap hidup bersama dalam satu apartemen. Sunggyu tahu, beberapa dari mereka juga sudah mempunyai kekasih yang membuat mereka semakin terbebani jika tetap tinggal bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serein
RomanceDi antara rintik hujan, hari di mana Kim Sunggyu berubah demi seorang Nam Woohyun. • • • Terinspirasi dari kejadian nyata; 2015. ------------------- Fanart © Bluenari