"Hey, Park Arin! Tunggu!"
Gadis itu menghentikan langkahnya. Menoleh ke belakang, mencari sumber suara.
Lelaki itu berlari menghampiri gadis cantik berambut sebahu yang kini sedang diam mematung.
"Hai, Park Arin kan?" tanya lelaki berkulit putih itu.
Diam. Arin terdiam mematung memandang lelaki yang beberapa waktu lalu menyapanya dan memanggil namanya.
"Hey." lelaki itu menjentikkan jarinya tepat didepan wajah Arin.
"O-oh, y-ya?" terdengar sekali bahwa Arin sedang gugup.
"Ini." lelaki itu menyerahkan sebuah buku berwarna navy. Pada sampulnya tertulis nama 'Park Arin'.
"Itu tadi buku lo jatuh waktu turun dari bus. Gue pikir punya lu dan ternyata emang benar."
"T-thanks."
Lelaki dengan rahang tajam dan wajah datar itu tersenyum pada Arin.
"Sama-sama. Gue duluan ya."
Lelaki itu pergi meninggalkan Arin yang masih betah diam mematung, membawa notebook berwarna navy itu sambil tersenyum.
Jika saja rambut sebahunya itu tidak jatuh ke depan mungkin semburat merah pipinya akan terlihat dengan sangat jelas.---
Tuhan punya cara-Nya sendiri. Seperti caramu mengetahui keberadaanku, sungguh jauh dari segala anganku. Begitu tak terduga tetapi mampu membuatku tersenyum sepanjang waktu.
-A

KAMU SEDANG MEMBACA
MENYIMPAN RASA - JEON WONWOO
FanfictionJika ada kontes mencintai seseorang tanpa disadari, maka aku lah pemenangnya. Karena menyimpan rasa adalah ... kemampuanku. [29 Jan 2019- 11 Mei 2020]