"Aku ingin kita bercerai."
Pria manis itu hanya termangu mendengar apa yang di katakan oleh suaminya itu, dengan tidak percaya, Krist nama pria itu menatap ke arah seorang pria tampan yang berada tepat di hadapannya itu.
"Apa alasannya?"
"Kita sudah tidak cocok, aku sudah tidak tahan dengan pernikahan ini."
"Apa kau tidak ingat sudah berapa lama kita bersama? Itu bukan waktu yang sebentar."
"Aku tahu, tapi aku sudah tidak bisa lagi bersama denganmu, lagipula kau masih muda, bisa mencari seseorang yang lebih dari aku, karena ini hanya menyiksa kita berdua."
Mendengar kata-kata seperti itu keluar dari mulut suaminya membuat seakan semua dunia Krist runtuh saat itu juga.
"Lalu bagaimana dengan anak kita? Alesha masih terlalu kecil untuk tahu ini, jika kau memang sudah tidak mencintaiku lagi, aku tidak apa-apa tidak bisakah kau bertahan untuk anak kita? Apa kau tidak memikirkan perasaannya?"
"Dia sudah besar."
Lagi-lagi Krist tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh suaminya. Anak mereka masih terlalu kecil untuk mengerti hal semacam ini, Krist hanya takut jika Alesha terpukul dan ini akan mengganggu pertumbuhannya.
"Usianya baru 8 tahun. Dia pasti akan sedih."
"Aku akan memberikan pengertian padanya."
"Cukup P'Singto! Apa tidak ada sedikitpun aku dan Alesha di hatimu? Kenapa kau berubah menjadi seperti ini? Apa karena wanita itu? Kau meninggalkanku dan anak kita. Kau bosan padaku?"
"Bukan seperti itu, Krist."
"Lalu apa lagi? Apa 8 tahun kita tidak ada artinya untuk mu? Dulu kau berjanji tidak akan pernah meninggalkan aku, dulu kau berkata akan membahagiakan aku dan anak kita, tapi sekarang apa ini yang kau lakukan padaku."
"Dulu dan sekarang itu berbeda."
Krist mengganggukan kepalanya mengerti, setiap orang memang berubah dari waktu ke waktu, Krist tahu hal itu tetapi bukan seperti ini, bukan seperti yang Singto lakukan padanya.
"Pergilah, jika kau mau bercerai. Ayo kita lakukan itu, lakukan apapun yang kau mau."
Setelah mengatakan hal itu Krist langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar putrinya, membiarkan Singto yang kini hanya terdiam di kamar mereka.
Tangan Krist mengusap kasar air matanya yang mengalir itu, sambil membuka kenop pintu kamar putrinya, menatap seseorang yang kini tengah tertidur dengan pulas di atas tempat tidurnya. Air mata Krist tidak bisa berhenti mengalir karenanya, selama ini Krist bertahan disini hanya karena putri kecilnya, di tengah masalah apapun yang tengah menimpa mereka, tetapi sekarang Krist merasa bersalah pada putrinya.
Harusnya Krist bisa membujuk Singto agar tidak bercerai dengannya. Harusnya Krist berusaha agar anaknya itu tidak akan pernah kehilangan apapun, hanya saja Krist tidak bisa melakukannya.
Jika Singto sudah tidak ingin bersama dengan mereka berdua, biarlah itu terjadi sebab Krist tidak pernah mengekang pria itu.
Dulu mereka bersama karena saling mencintai, tetapi sekarang semuanya sudah tidak sama lagi, bukan krist yang sudah tidak menginginkan hal ini lagi, namun suaminya. Jika itu hanya karena pertengkaran keduanya atau masalah lain, Krist masih bisa menerimanya, tetapi jika karena adanya orang ketiga Krist menyerah akan hal itu, mungkin dirinya terlalu kurang untuk suaminya sampai membuat pria yang menemaninya selama ini lebih memilih wanita itu dari pada mereka berdua.
Apa mungkin karena dulu keduanya menikah di usia yang sangat muda, hingga sekarang justru berakhir seperti ini. Mereka menikah saat keduanya masih berumur 19 tahun kala itu, karena sebuah kesalahan di yang keduanya perbuat, sampai keduanya memiliki satu orang putri yang sangat Krist sayangi.
![](https://img.wattpad.com/cover/148635606-288-k556017.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[8] A Collection Of One And Two Shot Peraya Story
Historia CortaHanya beberapa kumpulan one and two shot tentang Singto dan juga Krist. akhir tidak bisa di tentukan, dan juga di harap untuk tidak protes pada setiap akhir pada cerita itu karena dari awal, aku sudah memberi tahu kalian, genre apa yang akan aku bua...