🎵 Trai bhumiratna
Hai ruk bpragot dtua
Ost, He's coming to me
****Angin berhembus samar-samar, di tengah hujan rintik-rintik yang menghiasi pemakaman itu. Seorang pria berkulit Tan berdiri dengan pandangan kosong, ketika baru saja melihat sahabatnya sendiri di makamkan tepat di depan matanya.
Pria bernama Singto itu, tidak bisa menahan kesedihannya pria itu merasakan setengah jiwanya juga pergi saat sahabatnya dari kecil itu sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Krist, nama sahabatnya itu. Pria manis itu sudah mempunyai riwayat penyakit jantung dari kecil, sudah berpuluh-puluh kali Singto melihatnya drop dan masuk rumah sakit, tetapi waktu itu pertama kalinya Singto melihat jasad Krist yang sudah terbujur kaku di dalam dekapannya malam itu.
Jika Singto tahu Krist akan pergi hari itu, Singto pasti akan mengunakan sedikit waktunya itu dengan sebaik-baiknya, tetapi yang dia lakukan justru membuat Krist sedih, dan menangis hari itu, meskipun mereka sempat berbaikan, hanya saja Singto belum sempat mengungkapkan apa yang dirinya ingin katakan pada Krist.
Ada sesuatu kecil yang ingin Singto lakukan untuk temannya itu, tetapi nasib berkata lain. Ya, manusia hanya bisa berencana sedangkan tuhan yang sebenarnya menentukan jalan hidup kita. Ini adalah sebuah takdir.
Singto sudah berjanji untuk tidak menangis di pemakaman Krist, tidak mau Krist akan sedih, jika melihatnya menangis, meskipun Singto tidak bisa menepati satu janjinya, untuk tetap tersenyum.
Mungkin bahkan senyuman Singto tidak akan pernah kembali lagi, tidak ada lagi seseorang yang bisa membuatnya tersenyum dan senang. Tidak ada orang yang selalu membuat Singto merasa bersyukur dengan setiap menitnya karena bisa merasakan kenikmatan hidup di dunia ini.
'Aku menepati janjiku kan, Krist? Tapi aku minta maaf, aku tidak bisa tersenyum di saat seperti ini, aku sakit, tapi aku sudah mengikhlaskanmu, kau pasti sudah bahagia disana' Batin Singto.
Semua rasa sakit Krist sudah menghilang sekarang, Pria manis itu tidak perlu lagi menangis karena tidak bisa menahan rasa itu, tidak perlu lagi berpura-pura kuat di depan orang lain, hanya karena tidak mau melihat orang lain bersedih.
Dari dulu Singto selalu bertanya-tanya, kenapa bisa orang baik seperti Krist bisa mendapatkan penyakit yang seperti itu, kenapa seseorang yang sangat dia sayangi bisa mengalami semua ini, tetapi semakin banyak Singto berpikir semakin membuatnya merasa ini sudah takdir Krist.
"Sing...."
Langkah kaki Singto terhenti seketika begitu pendengarannya merasakan jika ada suara familiar yang tertangkap olehnya. Pria berkulit Tan itu menengokkan kepalanya ke arah belakang, dan mendapati Ibu Krist yang kini tersenyum ke arahnya. Wanita paruh baya itu berpura-pura untuk kuat, padahal Singto tahu jika semua ini berat untuknya, Singto saja sebenarnya masih tidak percaya Krist di ambil secepat ini.
"Iya, Mae. Ada apa?"
"Ini."
Sebuah amplop kecil berwarna biru di sodorkan oleh ibu Krist padanya, Singto terdiam melihatnya. Tidak begitu mengerti dengan apa yang ibu temannya itu inginkan.
"Ini apa Mae?"
"Surat dari Krist."
"Dari Krist?"
![](https://img.wattpad.com/cover/148635606-288-k556017.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[8] A Collection Of One And Two Shot Peraya Story
Cerita PendekHanya beberapa kumpulan one and two shot tentang Singto dan juga Krist. akhir tidak bisa di tentukan, dan juga di harap untuk tidak protes pada setiap akhir pada cerita itu karena dari awal, aku sudah memberi tahu kalian, genre apa yang akan aku bua...