9. Why?

6.5K 301 22
                                    

Suasana pesta yang seharusnya berlangsung gembira, senang, penuh canda dan tawa tiba-tiba berubah menjadi senyap, dan tegang. Setidaknya suasana itu hanya terjadi pada empat orang dewasa yang sedang berdiri bingung menatap satu sama lain. Tepatnya menatap Gina dengan penuh tanya.

Keterkejutan dan rasa tidak percaya tampak jelas di wajah Marina. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Gina. Anak tiri yang dulu ia tinggalkan begitu saja.

"Mama?" Gina masih memanggil Marina dengan sebutan mama. Ia masih tak percaya bertemu Marina kembali. Gina pikir Marina sudah pergi jauh ke negara lain. Sekarang, wanita yang berdiri dihadapannya adalah orang yang ia panggil mama ketika ia masih berumur 8 tahun. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada Marina, hal itu yang membuat Gina masih ingat akan sosok Marina.

Gina menjadi ingin tahu, apa yang membuat Marina pergi meninggalkannya dulu. Dulu ia masih anak-anak mungkin tidak akan mengerti jika dijelaskan, namun sekarang Gina bukan anak-anak lagi jadi ia ingin tahu dari Marina langsung. Apa pun alasannya Gina ingin mendengarkannya.

Marina tersenyum, terharu. Ia pikir Gina akan lupa dengan dirinya. Ternyata tidak. Gina tumbuh menjadi seorang wanita yang cantik, mirip seperti ibunya yang dulu pernah ia lihat lewat foto saat dirinya masih tinggal bersama Gina dan ayah Gina. Marina hanya berharap Gina tidak menyimpan dendam padanya karena sudah meninggalkannya dulu.

Gina mencoba mendekat, bermaksud ingin memeluk begitu juga dengan Marina. Tangannya sudah terangkat di udara namun terhenti saat sebuah teriakan dari sudut taman memanggil.

"Mamaaa" teriak seorang gadis. Gina menghentikan langkahnya, Marina pun menoleh ke sumber suara.

"Mama" panggil anak itu lagi.

Tak kunjung didatangi sang mama, sang anak pun mendekat.

"Mama, aku mencarimu sejak tadi, ayo kembali ke sana," ajak seorang gadis kecil yang cantik dengan pipi tembemnya yang menggunakan gaun ala princess Aurora. Tangan sang anak menarik tangan Marina untuk berjalan. Marina melirik sekilas ke arah Gina yang tampak sedih. Ya, ada perasaan tersendiri bagi Gina saat melihat seorang ibu bersama anaknya.

Roger yang sejak tadi diam menyaksikan dengan rasa bingung yang ada di kepalanya kini bersuara "ayo kita bergabung bersama mereka. Sebentar lagi mereka akan meniup lilinnya." Roger berjalan lebih dulu, ia bergegas mendekati meja untuk berdiri disebelah Dania yang akan meniup lilin dan memotong kuenya.

Carlos menggenggam tangan Gina dan mengajaknya untuk menuruni tangga menuju taman yang menjadi tempat acara ulang tahun berlangsung yang di dominasi dengan anak-anak seusia dengan Dania.

Carlos memang tidak bersuara sejak tadi, tapi ia memperhatikan setiap ekspresi yang ada di wajah Gina. Dan Gina menampakan wajah sedih sekarang. Carlos tidak tahu soal masa lalu Gina bersama Marina. Ia hanya tahu Gina berasal dari Texas, dan di rawat oleh paman dan bibinya sebelum keduanya meninggal lalu dirawat oleh panti sosial khusus wanita, karena saat itu Gina masih dibawah umur, dan tidak memiliki kerabat lain setelah paman dan bibinya meninggal.

Carlos tahu jika Gina sedang berusaha menahan rasa sedihnya. Gina berusaha tersenyum. Namun senyum palsu yang tercetak dibibirnya mulai hilang saat ia melihat adegan di mana Marina memeluk dan mencium lembut kening Dania dengan penuh sayang dan cinta. Tanpa sadar genggamannya mengetat pada tangan Carlos.

"Kita bisa pergi dari sini jika kau mau." Ajak Carlos.

"Tidak apa, tidak enak meninggalkan acaranya tanpa pamit pada tuan rumah." Suara Gina sedikit bergetar karena usahanya menahan tangis.

"Tidak masalah, aku bisa memberi penjelasan nanti. Ayo kita pergi." Carlos menarik tangan Gina untuk segera meninggalkan rumah Roger. Carlos tak tega melihat Gina sedih.

Trapped By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang