Di malam sambil merangkai cita,
Yang ia tuju dengan penuh cinta,
Bersama orang yang ia damba,
Perasaan di hatinya pun bertambah,Ia selalu jatuh cinta,
Tapi ia lupa membuka mata,
Ia lupa menyadari sebuah fakta,
Ia terlalu mengeratkannya,Ia lupa bahwa rasa tak aman
Yang telah menggunung
Pasti akan meletus
Menyisakan sakit dan kesedihanWalau ia tetap mengeratkannya,
Perasaannya akan hilang rata,
Entah kemana
Karena si gunung yang meletus,Untung saja ia tetap hidup,
Bersama malaikat-malaikat utusanNya,
Harapan yang pernah meredup,
Kini muncul secercah,Lukanya itu berangsur memulih,
Seperti sedia kala,
Satu malaikat memutuskan untuk menemani,
Untuk seumur hidupnya,
Tanpa manusia itu mengenalinyaAku mencintaimu,
Untuk berabad-abad yang tak pernah usai,
Mungkin seperti Allah,
Yang tidak membiarkan tata surya kacau dan saling merusak,
Demi cintaNya kepada manusia
Seperti Krakatau kepada alam semesta,
Yang tak ingin kesayangannya dilukai manusia.Sedalam tubir laut aku mengendapkan kenangan kenangan yang tersisa bersamamu,
Seperti itulah aku mengasihimu
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Empat Musim
Teen FictionDari seseorang yang tidak sempat mengutarakan rasa, kepada dunia yang mungkin ikut merasakannya