Musim Kemarau: Kamu Nasa

27 3 0
                                    

Hallo kawan Selena,

Setelah "Momen Pagi" ini kali kedua aku nulis puisi pake baper dan usaha,

Enjoy reading,

Dari aku yang mengagumimu,

Kepadamu yang tak ku kenali,

Caramu bermain dengan dawai,

Membuat saat-saat itu terasa damai,

Alunan nada yang mengalir dari gitar itu,

Merajuk meminta keherananku,

Kau hanya berbaju putih polos,

Namun aku merasa ada yang tercuri,

Ya, jantungku yang memanggili,

Telah kau rebut lolos,

Delapan musim silih berganti,

Hati hampa tanpa ada yang mewarnai,

Setelah ia membekaskan kenangan lama,

Ia pergi tak pernah ada kabar,

Ia hanya berlabuh sebentar,

Berlayar pada arah yang lain untuk sementara,

Katanya,

Nyatanya?

Genggaman tangannya kini tak sehangat dulu,

Bahkan untuk dikatakan dalam ikatan pertemanan,

Beruntungnya aku,

Menemukanmu seperti bunga matahari,

Dengan netra seperti sebuah kopi,

Hitam pekat menghangatkan jiwaku,

Ingin kusimpan cerita ini,

Bungkam dalam sukacita sendiri,

Tetaplah rasa ini meledak-ledak,

Heranku masih menebak-nebak,

Tanpa sengaja aku berbagi,

Dengan teman yang melihatku bersemi lagi,

Sesungguhnya aku tak butuh namamu,

Supaya tanganku tak perlu bergetar,

Menjabat tanganmu yang ingin berkenalan,

Tapi hatiku tetap mengamuk,

Perlu kuturuti agar ia tak berkeluh-keluh kepadaku,

Kamu Nasa,

Membawa perasaanku melayang di angkasa

Malaikat cinta menginspeksi,

Padahal aku tiada membutuhkannya lagi

Namamu cukup untuk mengubah temperatur

Mengubah dingin menjadi hangat,

Dengan cara mengingat-ngingat,

Tatapan, senyum, dan nama

Hai Nasa,

Senang bertemu denganmu,

Yang datang sebagai lembaran baru,

Lewat alunan musik yang membangkitkan rasa

Catatan Empat MusimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang