7.Meet

5.4K 368 5
                                    

"Sukses ya," ucap Diego sambil mengacungkan jempol. Zalfa menatap Diego seolah menyelidik, mencoba mencari tau maksud kalimat barusan, mengingat cowok tersebut selalu membicarakan hal-hal secara to the point tanpa penjelasan maupun pembukaan.

"Aaah, yoi," balas Zalfa ikut mengacungkan jempol kemudian menempelkannya singkat pada jempol Diego. Setelah akhirnya ia tau bahwa maksud kalimat Diego tadi adalah pertemuan Zalfa dengan Arvan seperti yang di janjikan Ricky dan Anand saat jam istirahat tadi.

Meskipun sedikit membingungkan dan sulit dipercaya bahwa Diego mengetahui semua hal tentang Zalfa, bahkan hingga hal yang gadis itu sembunyikan dan hanya ada dalam pikirannya, mau tidak-mau setelah melihat semua bukti Zalfa memilih percaya perkataan Diego yang mengaku bahwa dia adalah anak istimewa.

Yaah terdengar lucu memang, karna jika dipikirkan secara normal mana ada orang yang memiliki kemampuan aneh seperti itu, mengetahui isi pikiran hingga kisah kelam orang lain.

Meski tidak terlalu paham, Zalfa pernah mendengar penjelasan Diego mengenai dirinya, bahwa kemampuan tersebut dikenal sebagai sixsense dalam dunia psikologi, itu bukan kemampuan mistis seperti seorang peramal atau sejenisnya.

Sixsense adalah kemampuan untuk memahami dan menafsirkan jiwa seseorang, kemampuan ini tidak begitu saja membuat sang pemilik dengan mudah membaca jiwa orang lain, biasanya kemampuan ini akan aktif dan bekerja dengan kondisi khusus, atau butuh koneksi hingga kemampuan ini bisa bekerja.

Dan kondisi khusus Diego untuk membangun koneksi atas kemampuannya adalah skinship atau sentuhan kulit untuk beberapa menit.

Itu sebabnya dihari pertama sekolah, saat Zalfa menggenggam tangan Diego untuk membangunkannya, koneksi itu tersambung, membuat Diego seketika kaget saat melihat gambaran aura dan jiwa milik Zalfa, meski tidak mengatakannya secara langsung Zalfa jelas sudah tau bahwa Diego melihat betapa hancurnya dan berantakannya kehidupan Zalfa, pasti itu sebabnya saat itu Diego terlihat kaget dan pucat.

"Beneran ga papa kan ya?" tanya Zalfa meminta pendapat Diego tentang petemuan ini, meskipun ini hanya perkumpulan biasa seperti tongkrongan sepulang sekolah, tetap saja Zalfa tidak ingin terjadi sesuatu yang merepotkan, ini bukan berarti Zalfa takut akan bahaya, melainkan ia tidak ingin membuat banyak masalah dalam waktu dekat mengingat Jefri pasti sudah mendapat banyak kesulitan akhir-akhir ini.

"Ga papa santai aja, ya diluar otak sama aklak yang minimalis, mereka baik kok," jawab Diego yang diangguki Zalfa.

Meskipun baru bertemu dan belum terlalu mengenal satu sama lain, Zalfa merasa begitu nyaman dengan Diego, dan ia begitu percaya bahwa cowok tersebut tidak akan memiliki niat buruk, sebaliknya Zalfa merasa bahwa Diego begitu ingin melindunginya bahkan perhatiannya lebih besar dari seseorang yang seharusnya menjaga Zalfa dengan baik.

Yah berkat itu pula saat ini Zalfa berda di mobil Anand bersama Ricky dan beberapa kantong makanan yang tadi mereka beli di supermarket setelah jam pulang sekolah berakhir.

Tidak lama setelah menyusuri jalanan, mulai dari jalan raya yang ramai sampai jalanan masuk komplek perumahan elit yang cukup sepi, mobil yang dibawa Anand akhirnya berhenti didepan sebuah gerbang besar yang ada di dalam komplek perumahan tersebut.

Gerbang tersebut terbuka setelah Anand membunyikan klakson mobil 3 kali. Kini Zalfa bisa melihat dengan jelas bangunan megah layaknya istana yang berada di balik gerbang besi tinggi tersebut.

Pantas saja tadi harus menunggu beberapa saat dulu hingga gerbangnya dibuka, karena asisten rumah tangga harus berlari dari rumah menuju gerbang yang  ternyata memiliki jarak cukup jauh.

Sepertinya tidak ada satupun satpam maupun penjaga dirumah ini, mengingat tidak ada post penjagaan dan gerbang utama pun malah dibukakan oleh asisten rumah tangga.

Minus ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang