Dreamer - 33

47.2K 9.7K 3.3K
                                    

Perkara pasangan hidup kita memang memilih yang terbaik
Namun tidak dengan jalan menyakiti hati orang lain.
-Kanya Maisa Putri-



Kanya : Aku putus

Aku mengirimkan pesan itu pada Izzy dan Yuk Sachi, mereka yang selama ini tahu dengan jelas kisahku dengan Rega. Aku menghela napas, bahkan dia masih menyalahkanku yang tidak memahaminya. Apa yang kurang kupahami darinya? Bahkan selama lima bulan ini aku tidak pernah benar-benar marah padanya. Aku kadang bingung dengan orang-orang di sekitarku, contohnya saja Kia, aku sering mendengarnya membentak pacarnya, atau teman kantorku dulu, kadang dia memaki pacarnya dengan kata-kata yang benar-benar kasar.

Sedangkan aku? Sejak dengan Rio atau pun dengan Rega, jangan kan untuk memaki, meninggikan suara saja aku tidak pernah. Aku menghargai mereka sebagai pasanganku, aku penganut prinsip, pasangan itu untuk saling menghormati dan salah satu cara menghormati itu dengan tidak berkata kasar dan sebenarnya ini juga kulakukan kepada semua orang yang kukenal.

Izzy : Putus. Emang kalian jadian ya?

Aku berdecak kesal membaca balasan Izzy itu.

Kanya : Ya, entah apa namanya. Yang jelas udah berakhir.

Izzy : Alhamdulillah. Lega kan?

Kanya : Lega banget.

Izzy : Udah Nya, fokus memperbaiki diri aja sekarang. Nggak usah dikenang lagi. Aku lihat kayaknya dia masih mau nyari-nyari gitu.

Kanya : Iya aku juga mikir gitu. Makanya dari awal dia nggak bisa ngasih kepastian. Tapi aku yang bodoh baru sadar sekarang.

Izzy : Nggak usah dibahas lagi, Nya. Kurangin gaya banyakin prestasi. Fokus aja sama karier kamu.

Kanya : Huum.

Izzy : Makan nasi pake jengkol.

Kanya : Aku nggak suka jengkol.

Izzy : Aku mau pantun itu. Ah kamu gimana sih.

Kanya : Hahaha, pantun kamu itu selalu nggak nyambung biasanya.

Izzy : Hehe. Ya udah nggak usah galau.

Kanya : Nggak galau kok, tenang. Tapi kadang aku mikir jalan karierku kok kayaknya mulus banget ya. Tapi masalah jodoh malah begini terus.

Izzy : Sabar aja. Nggak selamanya hidup mulus kayak paha aku, Nya. Hahaha.

Kanya : haha... lucu banget.

Seperti yang kukatakan aku memang merasa benar-benar lega, walau masih gondok dengan sikap Rega yang menyalahkanku. Aku yang tidak memahaminya. Astaga!

Izzy : Nya...
Maaf ya...

Kanya : Bukan salah kamu kok. Belum jodoh, Zy.

******

Malam harinya aku langsung ditelepon oleh Yuk Sachi, aku membacakan isi chat terakhir Rega padanya. Seperti yang kuduga Yuk Sachi tidak berhenti mengumpat. "Babik ya dia! Kamu kurang mahamin apa lagi coba? Udah sabar banget gitu, nggak diajak jalan satu setengah bulan, sebelumnya kalian cuma ketemu  sebulan sekali. Kalau kamu tipe cewek banyak mau, pasti udah marah-marah dari dulu."

"Ya aku juga nggak ngerti maksud dia ngomong gitu. Apa iya aku yang nggak mahamin dia? Kenapa sih dia ngelempar kesalahan ke aku terus? Tapi bilang semua salah dia. Kan aneh?"

"Alah, dia itu nggak ada alasan aja. Si Babik itu ya, dari awal memang egois. Pengin banget ngirim kaca gede ke rumah dia. Astagaaaa.. emosi gua!"

I'm A DreamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang