Dreamer - 34

94.6K 10.9K 4.3K
                                    

Kebaikan akan berbalas pada akhirnya, kebohongan akan terungkap pada waktunya.

-Alnira-


Kalau aku sedang berdiri saat ini, aku yakin tubuhku pasti limbung saat membaca pesan yang dikirimkan Mbak Ria. Aku menarik napas dan membuangnya perlahan, untuk mengontrol emosiku. "Oke, tenang Kanya, nasib kamu nggak seburuk itu," kataku berusaha meyakinkan diri sendiri. Perlahan aku duduk di atas ranjang. Tubuhku bergetar seperti orang ketakutan, jantungku berdetak lebih cepat, tangaku pun terasa dingin. "Dek... Kia..." aku memanggil adikku yang kamarnya bersebelahan denganku.

"Kenapa Yuk?" katanya sambil masuk ke kamarku. Kening Kia berkerut melihatku. "Kenapa muka Ayuk pucet gitu." Kia melarikan tangannya ke keningku. "Lah, demem, ya? Panas gini badannya."

Aku menggeleng, sebenarnya aku memang sudah tidak enak badan sejak tadi siang, namun kutahan saja. Ini pasti bukan karena berita tadi. Bukan. "Ambilin minum dong," pintaku. Kia langsung menuruti permintaanku. Aku masih mengatur napas, sambil memejamkan mata. Batinku berkecamuk. Adakah orang yang sejahat itu? Jelas-jelas dia masih menjalin hubungan denganku, namun ternyata dia menetapkan tanggal pernikahan dengan orang lain?

Mungkin aja buat nikahan adiknya...

Bisikkan itu tiba-tiba muncul. Tidak lama kemudian Kia datang membawakanku segelas air. "Mau dikerokin nggak?" tanyanya.

Aku menggeleng. "Makasih ya."

"Ayuk kenapa, sih? Jangan bilang mikirin si buncit itu sampe sakit begini," tebaknya.

Aku berdecak. "Nggak lah, ini karena kecapekan aja," kilahku.

"Iya capek hati mikirin si buncit jelek itu. Ya ampun jadi ngata fisik kan, abisnya geram aku sama dia. Menang banyak dia Yuk, sepatu Nike. Berapa? Sejuta lebih, ya?" sindir Kia.

"Udahlah nggak usah dibahas. Sana, Ayuk mau tidur." Aku berbaring kembali di atas ranjang, tanganku kembali meraih ponsel, men-screenshoot chat yang dikirim Mbak Ria, lalu kukirimkan kepada Yuk Sachi. Sambil menunggu pesan balasannya. Aku mencoba membuka Instagram Rega, aku belum memblokirnya. Bukan karena aku masih berharap tetapi karena aku pikir walaupun semuanya sudah berakhir, tidak seharusnya aku memutus ukhuwah. Foto yang terakhir diunggahnya masih sama, foto dirinya yang sedang berdiri dengan latar grafiti superman, aku sampai sekarang belum tahu di mana foto itu diambil.

Aku membuka pengikutnya, mencari nama Mala, namun tidak kutemukan. Lalu aku mengecek satu-satu pengikutnya, aku tahu bagian daftar pengikut diurutkan dari yang paling baru, kalau dia tidak berbohong padaku soal kakak Mala yang mengikutinya baru-baru ini, pasti salah satu dari mereka letaknya di bagain atas sini. Aku membuka beberapa akun, sampai akhirnya menemukan akun yang kuyakini sebagai kakak Mala, untungnya tidak dikunci. Bagaimana aku bisa yakin? Dengan insting perempuan. Benar saja, perempuan itu memposting fotonya dengan seorang perempuan, dan menandai perempuan itu. Namanya Kemala Sari.

Kini giliran akun Mala yang kubuka, dan lagi-lagi tidak dikunci, namun aku tidak melihat nama Arkananta Rega di bagian mutual friends. Postingan ketiganya membuat jantungku kembali mencelos. Di foto itu Mala berdiri mengenakan kaos putih dan sedang berdiri di latar yang sama dengan foto terakhir yang diunggah Rega. Artinya mereka berfoto di tempat yang sama, kan?

Tapi, siapa tahu itu cuma kebetulan.

Bisik suara hatiku lagi. Aku kembali menghela napas, lalu men-screenshoot foto keduanya dan mengirimkannya pada Yuk Sachi dan Izzy.

Kanya : Kalau aku mikir mereka pergi bareng setelah ngelihat foto ini. Aku negatif thinking nggak, sih?

Setelah mengirimkan pesan itu. Aku meremas-remas jari-jariku, tanganku bergetar hebat. Aku tahu di dunia ini ada orang yang benar-benar jahat dan tidak punya perasaan, namun aku tidak pernah berpikir kalau Rega adalah jenis orang semacam itu, dia menyakitiku dengan cara yang paling halus namun paling menyakitkan.

I'm A DreamerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang