Bab 3

732 30 0
                                    

Tepat jam sepuluh malam Jimin tengah berjalan sendirian di trotoar yang tidak terlalu ramai. Senyum mengembang di bibirnya. Ia sedang berjalan dengan santainya sambil membawa sebuah kotak kecil. Ia pun melirik sekelilingnya kemudian segera berhenti. Ia celingak celinguk seperti orang sedang kebingungan.

"Omo! Aku lupa jalannya!!"

Jimin segera mengambil ponselnya dari saku celananya. Niat awalnya ingin mengirim pesan pada seseorang namun terlihat jelas di layar ponselnya ada satu pesan masuk. Ia pun langsung membukanya dan membacanya.

-

From : Eunha

Oppa, jika oppa sudah sampai di kedai teokkbeoki di perempatan jalan berarti oppa harus mengambil arah kanan. Sekitar lima puluh meter aku berada.

Aku memakai t-shirt warna pink dan jeans panjang.

Hati-hati Oppa.

-

Setelah Jimin membaca pesan itu ia pun menatap ke sekelilingnya dan benar disana ada kedai teokkbeokki. Ia segera berbelok ke kanan seperti pesan itu. Tak begitu lama ia pun berhenti di sebuah perempatan gang. Ia melihat gadis memakai t-shirt warna pink sedang bersender di tembok sambil menunduk. Jimin pun tersenyum lebar dan segera menghampiri gadis itu.

"Mian membuatmu menunggu," ucap Jimin begitu sampai di samping gadis itu.

Gadis itu pun menatap balik Jimin. Jimin yang awalnya tersenyum lebar langsung merubah mimik wajahnya menjadi sedikit takut ketika gadis itu menatapnya tajam. Gadis itu kemudian mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Benda mengkilat terlihat jelas saat pucuk benda itu dikeluarkan. Jimin pun tercekat ketika melihat sebuah pisau lah yang dikeluarkan gadis itu. Gadis itu kemudian menyeringai menakutkan dan mengarahkan pisau itu pada Jimin.

"Kamu siapa? Dimana Eunha?" tanya Jimin.

"Jimin-ssi apa kamu sudah siap menemui ajalmu?" tanya gadis itu sambil berjalan mendekati Jimin.

Jimin pun begidik ngeri ketika melihat raut wajah gadis itu. Ia pun perlahan berjalan mundur. Namun tiba-tiba...

Buuk

Seseorang memukul Jimin menggunakan balok kayu dari belakang. Jimin pun langsung tergeletak di tempat itu. Gadis itu langsung tersenyum mengerikan ketika melihat Jimin tergeletak hanya dengan satu pukulan. Sedangkan seseorang yang memukulnya dari belakang pun langsung membawa tubuh Jimin dengan seringaian tercetak jelas di wajahnya.

~~~~~~~

"Yaak!! Kenapa kamu suka sekali menyeretku eoh?" kesal Yoora pada laki-laki yang sedang menyeretnya untuk masuk ke mobil berwarna putih itu, Jungkook.

"Diamlah!" perintah Jungkook santai.

Braakk, suara pintu mobil yang tertutup dengan keras.

Yoora kini sedang duduk dengan gelisah di dalam mobil itu. Ia begitu tidak mengerti dengan sikap laki-laki yang bernama Jungkook itu. Sedangkan Jungkook pun segera masuk kedalam mobil dan duduk di belakang kemudi. Ia menatap Yoora sambil tersenyum kemudian segera memasangkan sabuk pengaman ditubuh Yoora. Yoora yang mendapat tindakan seperti itu pun kaget. Dia baik juga, batin Yoora.

"Sudah siap?" tanya Jungkook sambil segera menghidupkan mobilnya.

"Jungkook-ssi kamu mau membawaku kemana eoh? Aku bisa saja melaporkanmu pada polisi karena kamu telah menculik seorang gadis!" ancam Yoora sambil segera mengambil ponselnya dari dalam tas.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang