Bab 5

566 26 0
                                    


Jimin sedang duduk dipinggiran kasur. Ia menatap sebuah cermin yang berada di depannya. Seringaian mengerikan terpampang di wajahnya ketika mengingat ia sudah dilindungi oleh gang RM. Namun, tak berapa lama ia berubah menjadi sendu ketika mengingat persahabatannya akan berakhir dengan pembunuhan.

Jimin kemudian merebahkan dirinya di kasur dan mencoba untuk tidur. Ia memejamkan mata namun tak berapa lama ia membukanya lagi. Pikirannya penuh dengan Taehyung. Ia pun memutuskan untuk mandi.

Selesai mandi ia berjalan keluar kamar berniat untuk melihat-lihat tempat itu. Namun langkahnya berhenti ketika melihat Namjoon sedang ditarik secara paksa oleh Jin. Jimin pun berniat untuk membuntuti mereka.

"Namjoon-ah jangan egois seperti itu! Apa kamu pikir Taehyung akan dengan mudah ditangkap! Dibelakangnya ada D -Town. Dan kamu tahu kan siapa yang memimpin kelompok itu, Gloss!!" ujar Jin sambil menatap Namjoon.

"Hyung, tapi aku sudah terlanjur sakit. Aku tidak mau tahu pokoknya mereka harus binasa!!"

"Apa kamu tidak takut jika nanti appa mengatahui tindakanmu ini?"

"Rasa sakitku lebih besar daripada rasa takutku."

'Siapa itu D-Town? Gloss? Apa mereka sekuat itu? Kalau iya bisa-bisa aku mati ditangan mereka?' batin Jimin.

Setelah Jimin melihat kearah Jin dan Namjoon lagi ia sedikit terlonjak kaget ketika menyadari mereka berdua sudah berjalan kearahnya. Jimin pun segera berlari sambil mengendap-endap menuju kamarnya lagi.

Sesampainya Jimin dikamar ia terus saja memikirkan percakapan antara Jin dan Namjoon tadi. Ia kemudian mengambil ponselnya dan memasang earphone sambil tiduran. Tak berapa lama matanya terpejam. Sepertinya Jimin sudah terlelap. Ya, ia sudah masuk kedunia mimpi ciptaanya sendiri.

~~~~~~~

Tepat jam setengah sebelas di DT Room hanya tinggal Hani, Taehyung, Yoongi. Yoora dan Jungkook telah pergi. Sedangkan Hoseok sendiri sedang merebahkan diri di sofa kamar Yoongi sambil mendengarkan musik. Yoongi sedang sibuk dengan ponselnya. Hani dan Taehyung saling menatap satu sama lain.

"Jangan menatapnya terus nanti kamu suka!" ujar Yoongi tiba-tiba sambil menatap Taehyung.

Sontak Taehyung dan Hani pun langsung mengalihkan tatapan mereka. Sedangkan Yoongi kemudian terkekeh melihat hal itu.

"Hani-ya dari mana kamu mendapatkan nomor ponselnya?" tanya Yoongi.

"Saat diruang basket waktu aku memepetnya." jawab Hani santai. "Bukankah kamu menyukaiku?" tanyanya dengan lancangnya sambil menatap Taehyung.

Pertanyaan itu langsung menjalar ke seluruh tubuh Taehyung. Membuat sang empunya sedikit tegang. Taehyung sangatlah bingung saat ini, apa harus menjawab iya atau tidak. Ia mencari jawaban itu dipikirannya namun nihil karena jawaban itu tidak terdapat disana. Ia sadar bahwa jawaban untuk pertanyaan seperti itu hanya ada di hati kecilnya.

"Aku..."

Cklek

Ucapan Taehyung terpotong oleh suara pintu yang terbuka. Mereka bertiga langsung kompak menatap kearah pintu yang terbuka. Hoseok sedang berdiri disana dengan senyuman lebar yang mengembang dibibirnya. Ia kemudian masuk dan langsung duduk.

Taehyung pun menghembuskan nafas lega karena ia terselamatkan oleh kedatangan Hoseok. Hani menatap sebal kearah Hoseok karena menurutnya Hoseok telah mengacaukan suasana mereka. Sedangkan Yoongi menatap Hoseok sekilas kemudian menatap layar ponselnya lagi.

"Taehyung oppa, kamu hutang jawaban padaku!" guman Hani.

"Hyung sepertinya mereka akan datang sebentar lagi." ucap Hoseok.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang