Seorang pria bersurai coklat menunggu seseorang di pintu kedatangan.
Neji Hyuuga berdiri tegap dengan setelan jas army miliknya. Pria berusia 27 tahun itu nampak sibuk memainkan ponsel miliknya. Sembari menunggu adiknya yang datang dari Paris siang ini.
Tidak menunggu lama seorang gadis melambai ke arah Neji sembari menunjukkan senyum indahnya.
Neji melambai dan gadis itu mempercepat langkahnya.
"Kak Neji". Hinata masuk dalam pelukan kakaknya ketika pria itu merentangkan tanganya.
"Kenapa lama sekali, betah banget ya di sana". Neji menunjukkan raut pura- pura sedihnya.
"Maaf, aku akan menetap sekarang". Hinata berucap lirih dan Neji tersenyum cerah.
Dalam perjalanan Hinata masih diam, mengamati kota kelahirannya. Sudah lama dirinya meninggalkannya dan sedikit banyak perubahan. Sekarang lebih banyak tempat- tempat nongkrong bagi anak muda, Hinata sadar banyak hal yang telah ditinggalkannya. Sahabat- sahabatnya, keluarganya dan kisah cintanya.
"Kak Neji". Hinata menatap kakaknya yang sibuk menyetir. Neji yang dipanggil menoleh. "Ada apa?". Neji masih fokus menyetir.
"Bagaimana kabar Gaara". Setelah mengucapkannya Hinata menunduk.
Neji terdiam dan menatap ke depan. "Lebih baik daripada tujuh tahun lalu". Neji menoleh ke arah adiknya untuk melihat keadaannya. "Itu sudah lama Hinata, jangan terlalu difikirkan". Neji tersenyum guna memberi semangat.
.
.
.Shikamaru duduk disamping Temari kekasihnya.
"Kudengar Hinata kembali hari ini?". Ino si ratu gosip membuka suara.
"Benarkah!". Sakura nampak tertarik. Sai dan Sasuke yang sedari tadi memainkan ponselnya menatap Ino mencari kepastian.
"Lihatlah". Ino menunjukkan akun IG Neji. "Ini Hinata bukan, rambut indigo dan tubuh mungil, dan Neji juga menulis' Welcome Japan'. Ino masih berbicara.
"Aku juga mendengarnya dari.Neji pagi ini, dia akan menjemput seseorang di Bandara, kurasa itu Hinata". Shikamaru yang biasanya malas kini menimpali.
"Dia kembali asal jangan mengacaukan hati adikku lagi". Temari berucap sembari melirik ke arah Sasuke.
Shikamaru langsung pura- pura menguap mendengar nada sinis Temari,bahkan yang lain nampak membisu meruntuki diri masing- masing.
Temari masih belum melupakan tindakan Hinata yang menurutnya menyakiti adik tersayangnya.
Siang itu mereka diliputi keheningan, Ino yang biasanya cerewet kini hening tanpa suara. Ino hanya takut membuka luka lama.
.
.
.Hinata meminta Neji untuk menurunkannya di kampus mereka dulu. Neji yang mendapat telepon dari kantor terpaksa meninggalkan Hinata sendirian.
Berjalan menyusuri setiap jalan kampus, Hinata melihat lalu lalang mahasiswa yang berbincang, maniknya melirik lagi ada juga yang sibuk berdebat, adapula yang duduk sendirian membaca buku.
Hinata teringat dirinya yang bercanda di bawah pohon bersama sahabat- sahabatnya.
"Aku merindukan kalian". Hinata menyentuh dadanya yang nyeri. "Aku juga rindu padamu Gaara". Hinata meneteskan air matanya. Dirinya teringat akan masalalunya. "Terutama denganmu". Hinata memegang dadanya berdenyut.
Universitas Konoha 7 tahun lalu
Seorang gadis bersurai indigo membaca sebuah buku di bawah pohon. Disampingnya bekal makan siangnya. Hinata terlihat fokus dengan bukunya. Beberapa detik maniknya menggelap, nampak.telapak tangan seorang menutupi kedua manik seindah bulan tersebut.
"Gaara". Hinata berusaha melepas telapak tangan besar Gaara.
"Ku kira kau tidak mengenaliku". Gaara duduk di samping Kekasihnya.
"Aku selalu tahu jika itu dirimu". Hinata tersenyum malu- malu.
"Benarkah". Gaara kini merangkul bahu mungil Hinata.
Hinata mengangguk sedikit malu. Gaara tersenyum senang mendengar pengakuan kekasihnya.
Cup
Gaara sedikit gemas mencium pipi kanan Hinata. Hinata yang mendapat perlakuan itu tersenyum malu- malu dan wajahnya memerah malu.
Gaara terkekeh senang melihat wajah polos kekasihnya. Inilah yang membuat Gaara jatuh hati padanya.
"A- aku malu". Ucap Hinata malu.
Gaara semakin menggoda kekasihnya. Mendekatkan wajahnya dan mencuri ciuman di bibir manis kekasihnya. Gaara melepasnya cepat dan melihat wajah kekasihnya seperti kepiting rebus. Gaara semakin terkekeh senang.
Hinata mendunduk mengerucutkan mulutnya sebal. "Cu- curang". Hinata malu akan tergagap.
"Hey- hey carilah hotel sana bukan malah di kampus". Ino dan Sakura datang menyela. Tidak mereka berdua saja Sasuke, Naruto, dan Neji juga terlihat menyusul. Dan setelanya Sai datang dengan alat lukisnya.
"Ingat tempat oi". Suara keras Naruto membuat mahasiswa lain menatap ke arah mereka.
Gaara melempar Naruto dengan buku bisnis yang tebalnya hampir menyamai Novel Harry Potter itu. Naruto mengaduh dan teman- temannya tertawa.
Hinata mengingatnya, dan Hinata benci saat itu. Di mana dirinya hanya diam tanpa menjelaskan sesuatu. Saat Hinata justru berhasil mematahkan satu hati yang sangat dicintainya. Gaara, Hinata tidak pernah menginginkan Gaara membencinya dan Hinata tidak tahu kabar terakhir pria itu. Pria yang pernah memeluknya erat, pria yang bahkan rela terkena hujan hanya untuknya. Hinata menangis melihat ke arah pohon yang dulu menjadi tempat teromantisnya bersama Gaara.
Hinata berjalan di bawah langit yang menjadi muram seketika. Mengerubungi dengan jaketnya, berusaha mengamankan makalah milik kekasihnya yang dititipkan padanya.
Namun Hinata merasakan aneh ketika gerimis hujan tidak membasihi tubuhnya.
"Gaara". Hinata melihat pria itu memayungi dirinya. Senyum Gaara begitu indah saat itu. Hinata tidak akan pernah melupakannya.
Hinata mengingat setiap detail momen bersama Gaara. Hinata sadar pria itu teramat mencintainya. Bahkan perasaannya masih sama, mencintai Gaara tanpa terasa waktu mengingatkan padanya.
Hinata berjalan menjauh dari kenangannya bersama pemuda bersurai merah itu. Hinata tidak akan pernah bisa merubah rasa cintanya untuk pemuda itu, meski Gaara saat ini membencinya.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely girl
Fanfictioncinta itu semanis madu kadang seperti kopi kadang hambar tanpa rasa....