Part 21 - Terpaksa

15.6K 429 20
                                    

Yuhu... Saya balik
Maaf lama updatenya, beberapa minggu ini saya sibuk ngerjain tugas kuliah diminggu ke 3, sibuk dengan rutinitas kerja, dan sibuk maraton nonton game of thrones ama black mirror... Hehehe
(Kadang kalau ngak lanjut nonton game of thronesnya, jadi kepikiran terus sampai kebawa mimpi nebas nebasnya)
Sekarang saya berusaha sempatin buat update.
Jangan lupa tekan bintang untuk menghargai kerja keras author...

Wanita itu lalu duduk di closet karena tak ada pilihan lain akibat posisi Mario yang memojokkannya ke closet.
Wanita itu memegang pergelangan tangannya yang memerah akibat genggaman tangan besar Mario yang keras.
Marina menatap wajah Mario dengan tatapan tajam dan Mario membalas dengan tatapan tak kalah tajam.

"Ada apa, kenapa kamu seret saya sekasar ini" tanya Marina tajam.

"Ada apa? Lo bilang ada apa? Lo sadar ngak sih dengan jawaban lo tadi?" tanya Mario dengan nada tinggi.

"Kamu harusnya mikir, dengan keadaan aku hamil, kamu malah enak-enakan buat pergi keluar negeri" ucap Marina meninggi.

"Lo gak berhak ngatur hidup gua, coba sekali lagi lo ngatur gua"

Mario membungkuk, tangannya mengelus pipi Marina dan memegangdianya kuat.

"Lo bakal jadi janda sebelum anak lo lahir" ucap Mario lalu pergi.

Marina terdiam mematung memikirkan kata-kata Mario. Wanita itu baru sadar sifat asli laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu.
Mata Marina mulai memanas, wanita itu mulai menumpahkan kekecewaannya dalam bentuk.

Ketokan pintu mulai terdengar.
Wanita itu langsung menghapus airmatanya dan mencuci wajahnya di kran wastafel dan mencek wajahnya di cermin.

"Kamu gak papa nak, Mario gak ngasarin kamu kan?" tanya Yuli.

"Enggak ma, Mario cuma ngomong dia pengen kuliah ke London. Ma, aku mohon setujui Mario untuk kuliah keluar negeri" ucap Marina sambil mengenggam tangan Yuli.

"Tapi, kalau dia pergi, yg jagain kamu dan nemenin kamu ke dokter dan pas lahiran siapa" tanya Yuli.

"Gak papa ma, aku bisa sendiri kok" ucap Marina meyakinkan.

"Ya udah, kalau Mario pergi, kamu dirumah mam papa aja mulai besok. Ada bi Ijah dan pak Deri yang jagain dan nganter kamu ke mana-mana daripada sendirian pulang ke apartemen"

"Iya ma" ucap Marina dengan senyum memaksa.

"Ya udah, mama pulang dulu ya, kasihan papa kamu dirumah, dari tadi dia nelpon terus" ucap Yuli.

"Iya ma, makasih banyak"

"Iya nak, mama pamit dulu"

Marina mencium tangan Yuli, lalu Yuli keluar dari kamar mandi meninggalkan Marina yang sendirian termenung.

Beberapa saat, datanglah Mario yang membuka pintu kamar mandi dengan senyum mengembang.
Pemuda itu menghampiri Marina dan memeluknya.

"Maafin gua mar udah ngasarin lo, gua cuma ingin kuliah gua gak dibatalin aja. Maukan lo maafin gua"

Gadis itu membalas dengan anggukan.

"Hmm, Mar gua lagi pengen hari ini." ucap Mario dengan nada serak.

Hanya dibalas dengan anggukan oleh wanita itu.

Mario mengangkat tubuh Marina dan tubuh kecil Marina dan membawanya ke kamar tempat tidur dan merebahkannya.

Wanita itu melihat wajah bergairah Mario yang sedang melepas bajunya dengan pandangan datar.
Mario lalu melumat bibir Marina dan aktivitas ranjang pun terjadi.

Hari berganti hari...
Bulan berganti bulan...
Usia kandungan Marina sudah memasukki 8 bulan dan perut wanita itu sudah membesar dan mendekati masa melahirkan.
Hari ini Marina menunggu kepulangan Mario dari London.
Pemuda itu sedang liburan semester dan akan pulang siang ini.

Pagi ini, Marina sedang merasakan  bosan dirumah lalu pergi ke apotek temannya.
Marina masuk kedalam apotek.
Melihat Jasmine yang melayani pembeli, wanita itu duduk dikursi tunggu yg ada didalamnya.

Marina mengeluarkan novel The name of the rose yang dibelinya lewat online kemaren untuk membunuh rasa bosannya.

Sebuah tepukan menyadarkan Marina dari kegiatannya.

"Serius amat bacanya"

"Eh, kamu udah selesai jaga apotiknya?"

"Udah, eh kamu makin tembem ya" Jasmine mincubit pipi Marina gemes.

"Sakit min" ucapnya mengelus pipi.

Jasmine duduk disamping Marina.
Gadis itu memandangi Marina, badan yang berisi, pipi yang tembem, dan perut yang besar sepertinya hampir mendekati persalinan.

"Tumben kamu kesini Mar, ada apa?" tanya Jasmine.

"Ini, bayinya pengen ketemu tante Jasmine, sekalian jalan-jalan sama tante Jasmine" ucap Marina mengelus perutnya.

"Ya ampun, dedek kangen tante ya" Jasmine berlutut mensejajarkan wajahnya di depan perut besar Marina dan mengelusnya sambil bicara.

---
Jasmine dan Marina duduk disebuah restoran pizza.
Mereka memesan beberapa menu pizza, pasta, dan memesan minuman.

"Tumben kamu pengen pizza mar, biasanya juga lidah kamu gak terlalu suka makanan western." tanya Jasmine heran.

"Gak tau kenapa, dari kemaren dedek bayinya pengen makan pizza" ucap Marina sambil mengelus perut.

"Ckckck, dasar seleranya nurut dari ayahnya, jangan sampe kelakuannya juga nurun dari ayahnya." ucap Jasmine kesal mengingat cerita Marina tentang Mario.

Pesanan mereka pun datang dan mereka berdua melakukan kegiatan makan dengan lahap.

Dari arah pintu, masuklah sepasang sejoli yang sedang bergandengan tangan mesrah. Mereka terlihat serasi dan sempurna. Kedua sejoli itu duduk di meja depan Marina dan Jasmine.
Kegiatan makan jasmine terhenti melihat pemandangan didepannya.

TBC...

Sexy Teacher vs Brondong Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang