Part 16. Prom Night

18.1K 573 10
                                    

Jangan lupa tekan tanda bintangnya untuk menghargai kerja keras author.

Sebuah Sedan Lexus LS terpakir didepan hotel mewah tempat acara prom night itu digelar disebuah hotel bernama Hotel Yubert. Seorang wanita yang berdandan glamor dan cantik turun diikuti oleh seorang gadis. Membuat seluruh mata menatap mereka.

"Bro, liat itu nyokap lo datang bro" ucap Denis

"Ah, males, udah sering gua liat dirumah. Paling tu ibuk ibuk nyari nyamperin suaminya, anaknya gak bakal disamperin" ucap Mario terus memainkan hpnya.

"Tapi lo lihat siapa cewek cantik plus bahenol yang dibawa nyokap lo" ucap Tito.

Mario menoleh dan tertegun menatap gadis yang dimaksud teman-temannya itu.
Rambut yang biasanya dikuncir kuda, sekarang digerai bergelombang.
Gadis yang biasanya hanya memakai pakaian formal dan kasual, sekarang memakai gaun yang membungkus tubuh dan payudara indahnya itu.

Yuli menghampiri Albert dan para koleganya.

"Papa"

"Iya ma, oh hai Marina"

"Selamat malam pa" ucap Marina mencium tangan Albert.

"Anak yang sopan" ucap Albert menepuk lembut kepala Marina.

"Oh ya, kenalin pak buk, ini Marina. Guru disekolah ini. Saya udah anggap dia anak saya sendiri" ucap Yuli memperkenalkan Marina.

Marina lalu menyalami bapak dan ibuk para pemegang saham sekolah tersebut.

"Kamu cantik sekali hari ini ma, seksi lagi" ucap Albert pada Yuli.

"Oh jadi biasanya mama gak cantik dan seksi gitu pa" ucap Yuli judes.

"Enggaklah, mama itu wanita yang paling cantik didunia ini. Tapi hari ini mama cantik sekali. Gak ada wanita yang bisa memuaskan papa selain mama" ucap Albert merangkul Yuli.

"Ah, papa gombal nih" ucap Yuli mencubit perut ramping Albert.

Gadis itu hanya terdiam mendengar kalimat vulgar dari orang tua itu, sementara kefua orang tua disebelahnya sedang bermesraan yang membuat Marina merasa seperti obat nyamuk.

Seorang gadis dengan gaun seksi yang merah menghampiri pasangan parubaya itu.

"Hai tante om, perkenalkan saya Lala. Temen dekatnya Mario" ucap Lala menyodorkan tangannya.

Yuli tak menghiraukan sodoran tangan perkenalan Lala. Albert yang melihatnya tak enak langsung membalas jabatan tangan Lala.

"Papa" ucap Yuli memperingatkan.

"Kalau begitu saya permisi dulu tante... Om..." ucap Lala pamit.

Sekilas pandangan Marina dan Lala bertemu. Marina melihat mata gadis itu yang mulai berkaca-kaca.
Marina hanya memandangi kepergian gadis itu dengan tatapan kasihan.

"Ma, gak boleh gitu sama orang, dia anaknya pak Hartanto, pemilik perusahaan mabel terbesar di Indonesia. Kalau sikap mama kayak gini, nanti papa jadi canggung ketika pertemuan bisnis dengan ayahnya, ma" ucap Albert mencubit hidung Yuli.

"Biarin aja, mama gak suka lihat gaya anak itu. Dia seperti bukan gadis baik-baik. Kenapa setiap Mario berhubungan dengan gadis, gadis-gadis itu terlihat seperti gadis murahan. Maka dari itu mama mau menjodohkan Mario dengan Marina, tapi sepertinya Marina gak mau pa" ucap Yuli dengan memasang wajah sedih.
Melihat itu, Albert mengusap bahu Yuli.

"Benar itu Marina?" tanya Albert terkejut

"Be...benar pa" ucap Marina terbata.

Yuli membisikan sesuatu ke Albert yang membuat wajah putih bule lelaki parubaya itu merah padam.

"Anak itu" ucapnya mengepalkan tangan.

"Jangan pa. Disini banyak orang" ucap Yuli menahan Albert.

Yuli mengusap dada Albert untuk menenangkannya.

"Tapi aku harus memberi..."

Ucapan Albert dipotong dengan ciuman yang dilakukan Yuli. Albert membalas ciuman Yuli tak kalah ganas. Tangan Albert mulai mengerayangi badan Yuli.

Marina yang melihatnya langsung pergi. Tak ingin mengganggu aktivitas panas dua sejoli itu yang beradegan panas itu.
Melihat tindakan agresif Albert, gadis itu teringat dengan Mario. Ternyata bapak dan anak sama saja.

Gadis itu duduk disebuah kursi bar. Gadis itu melihat pemandangan orang- orang yang berdansa didepannya.
Pandangan gadis itu berhenti tepat di seluet orang yang terus menatapnya tajam.
Gadis itu tak bisa membaca ekspresi apa yang ditampilkan di wajah pemuda tampan itu.

"Mau pesan apa nona cantik?" tanya bartender yang membuyar pandangannya.

Gadis itu berbalik melihat seorang bartender muda yang sedang tersenyum

"Apa disini ada es teh"

"Tidak nona, disini adanya juice, white wine, champagne, soft drink, cola, milkshake, dsb nona"

"Milkshake vanilla saja" ucap Marina.

Gadis itu langsung menyedot minuman milkshake yang baru datang itu.

"Hai, Marina" ucap seseorang.

"Oh ya, hai pak Bram" ucap Marina kepada pria tampan itu.

Bram adalah salah seorang guru olahraga yang digilai para siswi dan guru disekolah itu, Marina tidak terlalu akrab dengan guru itu karena dia terus ditemani oleh beberapa siswi atau guru wanita lainnya, sehingga pria itu tidak terlalu bersosialisasi dengan guru lain. Bahkan para guru dan siswa lainnya menganggap pria itu sombong.

"Apa kau sendirian saja, Marina?"

"Iya pak"

"Apakah tak ada yang menemanimu, sayang wanita secantikmu sendirian disini"

"Hahaha, bapak bisa saja memuji saya"

Bram hanya tersenyum menanggapi jawaban biasa Marina. Biasanya setiap wanita yang digombalinya, wanita itu langsung bereaksi lain.

"Mau kuajak berdansa?" ucap Bram menyodorkan tangannya didepan Marina.

"Iya, saya mau" gadis itu menerima sodoran tangan Bram dan pria itu membawa Marina ke lantai dansa.

Mario yang melihat hal itu hanya bisa mengepalkan tangannya.

"Bro, itu kak Marina diembat orang, telat lo bro. Makanya cewek cantik kalau udah dandan max, jangan lo anggurin" ucap Tito memanasi Mario.

"Kalah cepet lo bro" ucap Charlie menambahkan.

"Liat aja, gua akan jadiin dia bertekuk lutut malam ini, dan gua bakal menidurin nya" ucap Mario emosi.

"Gila lo bro, lo masih inget aja taruhan kita, itu udah lama bro" ucap Tito kaget.

"Gak, gua gak bakalin biarin lo nodain Marina" ucap Denis.

"Lo gila ya, taruhan itu udah kita batalin lima bulan yang lalu" ucap Gio.

"Gua gak butuh taruhan kalian ini murni keinginan gua. Gua Mario Paulo Gerrard, gak gak ada cewek yang bisa nolak gua"

Pemuda itu lari yang dikejar oleh keempat teman mereka.
Pemuda itu mendatangi Marina yang sedang berdansa dan memegangi tangannya. Perbuatan itu dibalas pandangan bingung oleh Marina.

"Sekarang lo harus ikut gua" ucap Mario.

Mario memasukkan Marina kedalam mobil mewahnya dan mencapkan gas.

Keempat temannya itu mulai mengejar Mario.
Satu ruangan itu heboh oleh tindakan mereka.

"Ada apa Tito, kenapa ribut-ribut begini"

"Ini tante, Mario bawa kabur Marina"

"Mau dibawa kemana?"

"Gak tau tante, ini kita mau ngejar" ucap Tito langsung pergi mencari mobilnya diparkiran.

Didalam mobil Marina hanya bisa terdiam melihat ekspresi marah Mario.
Pemuda itu menambah kecepatan mobilnya membuat Marina terpekik.

TBC....
Jangan lupa tekan bintang nya untuk menghargai kerja keras author.

Sexy Teacher vs Brondong Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang