Part 23 - Kekasih yang Tak Dianggap

13.2K 359 15
                                    

Jangan lupa tekan bintang untuk menghargai kerja keras author...
Maaf untuk update yg sangat lamaaaa ini
Saya tahu seberapa kesalnya menunggu
Karena disibukkan dengan ujian semester, saya tidak bisa update cerita ini cepat

🎶 Pinkan Mambo - Kekasih yang Tak Dianggap

Plak....
Sebuah tamparan keras menggema di ruangan tamu.
Para penghuninya hanya bisa diam ketakutan dengan aktivitas itu.

Tak terkecuali Yuli yang menangis melihat kejadian tersebut.
Ibu mana yang sanggup melihat anaknya ditampar berkali-kali seperti itu.

"Pa, tolong hentikan, aku mohon pa" ucap Yuli menangis memohon pada suaminya.

"Anak itu harus diberi pelajaran. Sudah aku bilang, jangan kau dekati wanita matre itu. Kau sudah memiliki istri yang sedang hamil menunggumu pulang dirumah, kau malah enak-enakan dengan jalang itu."

Mario menyeka darah segar dibibirnya. Lalu pemuda itu langsung pergi.

"Awas saja kau bertemu wanita itu lagi, aku tak akan segan-segan mengusirmu dari rumah ini Mario" ucap Albert dengan tegas sebelum Mario menghilang dibalik ruangan besar itu.
Marina hanya diam menyaksikan hal tersebut tanpa berkata-kata.

Marina membuka pintu kamar dan memandangi punggung suaminya yang telah 6 bulan tidak dia lihat.
Rasa rindu pasti ada, apalagi kehamilan yang dilalui tanpa adanya suami disampingnya membuat dia harus menelan rasa rindu itu sendiri. Ditambah dengan keberadaan Mario yang sulit untuk dihubungi ketika pemuda itu berada di London.
Satu hal yang Marina sadari, Mario telah berubah banyak.
Bukan hanya pada sikap, tetapi juga pada badannya.
Pemuda itu telah berubah menjadi seorang pria.

Wanita itu terbangun ditengah malam karena perut yang lapar.
Dilihatnya Mario disamping yang masih dalam keadaan tidur memunggunginya.
Marina pergi ke dapur dan membuka isi kulkas.
Wanita itu mengambil kotak sereal dan kotak susu UHT.

Krauk... Krauk...
Marina menikmati serealnya sambil membuka laptonnya menonton Sherlock yang baru dia donlod beberapa episode kemarin.

Gadis itu begitu serius memperhatikan ucapan Benedict Cumberbatch yang tengah memecahkan kasus.

Srett...
Marina mendengar suara kursi disebelahnya diseret.
Wanita itu tak memperdulikan siapa yang duduk disebelahnya karena kalian juga pasti tahu itu siapa.

"Hai" sapa lelaki itu.
Marina tak menanggapi apa-apa, wanita itu hanya terlalu fokus dengan adegan perkelahian Sherlock dan John dengan Golem di planetarium.

Belasan menit hanya bunyi di film yang tercipta.
Suara-suara tak jelas tercipta dari mulut Marina ketika situasi Sherlock diburu waktu untuk memecahkan kasus yang mempertaruhkan nyawa orang lain tersebut.

"Lo nonton Sherlock ya, secara gak langsung menunjukkan lo kangen sama gua" ucap Mario

Gadis itu terdiam sesaat lalu melihat wajah konyol Mario sekilas.

"Gak juga" jawab Marina santai

"Ayolah, kenapa lo sulit untuk bilang kangen ke gua" ucap Mario.

Marina tak menanggapi ucapan Mario.
Mario memperhatikan Marina yang sedang asyik menonton.

"Lo tambah jelek ketika hamil, muka lo berjerawat, dan badan lo juga makin melar, sudah jauh dari kata seksi" ucap Mario menilai.

Marina terdiam mendengar kalimat mengejek Mario. Ada perasaan sedih dan kecewa bercampur dengan marah yang dirasakan wanita itu.
Wanita itu mencoba untuk menahan airmatanya yang akan keluar.
Marina menutupi laptopnya dan berjalan menuju kamar meninggal Mario.
Senyuman miring terhias di wajah laki-laki tampan itu.

Paginya dimeja makan, keempat manusia melakukan ritual makan pagi.

"Marina, papa dan mama akan pergi perjalanan bisnis ke Singapura pagi ini, jadi kamu hati-hati dirumah. Dan kamu Mario, kamu tolong jaga istrimu yg sedang hamil besar, awas kalau bertemu lagi dengan gadis itu, papa akan coret kamu dari penerus perusahaan papa" ucap Albert.

"Jaga kandungan kamu ya, mama gak mau cucu mama kenapa-napa, kalau ada masalah, tolong hubungin nama ya" ucap Yuli mengelus perut.

Yuli menatap kepergian mobil yang membawa Albert dan Yuli dari balik pagar besar rumah mewah itu.
Sebuah tangan menarik Marina kasar.

"Ikut aku" ucap laki-laki itu.

"Kemana kau akan membawa ku Mario" teriak Marina.

Mario pergi menuju mobil sport mewahnya dan memaksa Marina memasuki mobil itu.
Marina yang sedang hamil besar, tak berdaya melawan kekuatan pemuda itu.
Marina menatap jalan tanpa berminat untuk berinteraksi dengan pemuda disampingnya.

Marina membuka matanya, sepertinya wanita itu sudah cukup lama tertidur di dalam mobil
Mobil itu berhenti disebuah tempat makan dengan suasana sekitatnya penuh dengan pepohonan.
Mario membawa gadis itu ke puncak.

"Ayo turun" perintah Mario.

Mereka pun kemudian turun, Mario pergi dahulu ke dalam tanpa berniat menunggui Marina yang berjalan pelan karena aktivitasnya terbatas.

Ada rasa sedih yang entah ke berapa kali tentang perlakuan Mario. Pemuda itu sudah banyak berubah.

Marina berjalan ke meja makan yang sudah ada Mario duduk disana.

"Lama" decak Mario.
Marina tak menanggapi perkataan dan tatapan kesal pemuda itu.

Mario memanggil pelayan untuk mulai memesan menu untuk makan siang mereka.
Marina memperhatikan restoran tersebut yang sepi tanpa berisikan pengunjung.

"Gua ke toilet dulu" ucap Mario.

Marina hanya menatap punggung suaminya itu.
Mata wanita itu mulai berair.
Dia tak setegar 8 bulan yg lalu ataupun 5 bulan yg lalu.
Beberapa minggu pulangnya Mario membuat hatinya bertambah sakit.

Pesanan tiba diantar kan oleh pelayan restoran.
Marina langsung melahap pesanan nya tanpa menunggu Mario.
Marina meneguk jus jeruk pesanannya dengan tandas.

Marina merasakan kepalanya berat dan pandangannya mulai kabur.

Brang....

Wanita itu terbangun disebuah kamar dengan tubuh polos yang hanya ditutupi dengan selimut putih.
Wanita itu menyentuh kepalanya yang masih pusing dan melihat seluruh ruangan kamar itu.

Marina kebingungan dan tak tau harus membuat apa.
Ada beberapa hala yang mengganjal di fikirannya.
Kenapa dia bisa berada disini tanpa sehelai benang pun.
Wanita itu beraba badannya dan tak ada satupun yang rusak atau hilang.
Ketuka wanita itu masih bergelut dengan fikirannya, Marina dikejutkan dengab bunyi ponselnya.
Wanita itu mulai mencari sumber suara dan menemukan ponselnya dibalik pakaiannya yang tergeletak di lantai.

"Halo"

TBC...

Sexy Teacher vs Brondong Nakal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang