Bab 10A - Between

4.8K 565 76
                                    

Yang tulisan garis miring itu semacam flashback

.......

OH SEHUN berlari di lorong rumah sakit dengan perasaan yang sulit diartikan. Penampilannya tampak acak-acakkan, jas hitam yang sudah tidak mengancing sempurna pada tubuh atletisnya serta peluh yang membasahi wajah pucatnya.

Dia berhenti tepat di ruang gawat darurat yang saat itu terbuka. Seorang dokter diikuti tiga suster lainnya keluar dengan wajah lesu. Dokter itu menghela nafas panjang.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi benturan keras itu membuat korban tidak bisa tertolong."

Sehun merasa lututnya lemas, ia merasa ada yang menepuk pundaknya, itu ibunya. Dengan air mata bercucuran, wanita paruh baya itu memeluk tubuh Sehun. Sehun memejamkan matanya, memorynya berputar pada kejadian beberapa jam yang lalu kala Minyoung meminta izin padanya.

"Aku ingin ke gereja." Ucap Minyoung penuh semangat. Wanita itu membenarkan dasi Sehun.

"Sayang..." Sehun menatap wajah pucat itu penuh permohonan. Dia bukan tidak mengizinkan, hanya saja, ada sebagian dari dirinya yang  merasa berat akan kepergian Minyoung.

"Hey, hanya sebentar, lagipula aku pergi bersama Nami." Minyoung mengerucutkan bibirnya, entah mengapa, akhir-akhir ini sifatnya menjadi manja.

"Sayang..." Sehun menggelengkan kepalanya pelan, nyaris tidak terlihat. Irisnya terfokus pada bola mata Minyoung.

"Hanya sekali ini saja, aku pikir aku harus lebih mendekatkan diri pada Tuhan, agar dia selalu menjaga bayi kita, lagipula aku sudah sehat, kau lihat sendiri, 'kan." Minyoung melepaskan rengkuhan Sehun dari pinggangnya, ia menatap penuh harap pada pria itu.

Sehun memejamkan matanya, berusaha menimbang keputusan yang akan ia ambil.

Ini berat.

"Hanya sampai siang, setelah itu kau harus langsung pulang."

"Aku mengerti." Minyoung menganggukkan kepalanya.

"Nami... Aku menitipkannya padamu." Sehun menatap Nami yang saat itu berdiri di dekat pintu kamar.

"Aku akan menjaganya, Oppa. Tenang saja."

"Ya sudah." Sehun membuang nafas kasar. "Ingat semua pesanku, jangan terlalu lelah."

"Aku mencintaimu." Minyoung memeluk Sehun erat yang dibalas oleh pria itu, hingga mereka tidak menyadari... Ada satu hati yang menatap perih akan kegiatan mereka.

"Aku memang mencintainya, tapi bila rasa cinta yang aku punya adalah sebuah hukuman atas perbuatanku, aku ikhlas. Aku ikhlas bila harus merasakan perih ini hanya untuk menebus semuanya. Aku ikhlas asal kau bahagia bersamanya, Minyoung-ah."

"Sehun-ah."

Sehun membuka matanya, ia mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara panggilan itu. Ia melepaskan pelukan ibunya pelan. Menatap Park Chanyeol yang baru saja keluar dari ruangan gawat darurat.

"Sehun, kau harus menandatangani surat ini. Aku akan melakukan operasi pada Minyoung. Mungkin ini akan sulit, tapi ku harap kau segera mengambil keputusan." Chanyeol menghela nafas berat. "Kemungkinan operasi ini berhasil hanya 50%, kau harus bisa memilih, kau ingin menyelamatkan Minyoung atau bayi yang ada dalam kandungannya."

ITS HURT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang