Bab 9A - I'm Hurt You. Sorry

4.7K 535 46
                                    


Play mulmed ya. Aku suka lagu ini hehehe bikin bavere



Sehun mengangkat kepalanya manakala ia merasakan jemari Minyoung bergerak tepat di bawah lingkaran matanya. Mengelus pipinya dengan penuh kelembutan.

"Kenapa menangis?" Tanya Minyoung. Suara wanita itu terdengar lemah saat mengucapkannya. "Kenapa kau menangis?" Ulangnya.

Sehun tidak menjawab pertanyaan Minyoung, keadaan hening beberapa secon, hingga di detik berikutnya, pria itu segera memeluk tubuh Minyoung.

"Terimakasih..." Isaknya. "Terimakasih karena telah membuka matamu."

Minyoung tersenyum lemah, namun matanya terlihat berkaca-kaca. Ia merasa bersyukur karena Sehun masih menginginkannya untuk tetap hidup.

Sehun melepaskan dekapannya, ia mengecup pelipis Minyoung dengan penuh kelembutan.

"Bagian mana yang terasa sakit? Apa aku perlu memanggilkan dokter?"

Minyoung menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Tetap disini." Gumamnya lemah.

Sehun tersenyum tulus, ia mengelus pipi Minyoung dengan penuh kelembutan. Ada rasa sesak dalam dadanya saat ia mengingat percakapannya dengan Park Chanyeol beberapa jam yang lalu.

FLASHBACK

A few Hours Ago

"Kita tidak memiliki jalan lain Sehun-ah."

Park Chanyeol mengusap wajahnya kasar. Ia meyakinkan dirinya untuk segera memberitahukan kenyataan yang sebenarnya pada Sehun. Ia tidak ingin menutupinya lagi. Biarlah Minyoung membencinya, asalkan ia segera memberitahu Sehun untuk membujuk Minyoung melakukan pengangkatan janinnya. Ia ingin wanita yang telah dianggapnya sebagai adiknya itu sembuh, walaupun hanya kecil kemungkinannya. Tapi apa salahnya mencoba.

"Apa maksudmu, Hyung?" Sehun menatap pria dihadapannya gusar.

"Kanker... Minyoung menderita..." Ia memejamkan matanya. Rasanya terlalu sesak jika ia membayangkan wajah Minyoung yang setiap kali meringis kesakitan. "Kanker serviks."

Tubuh Sehun terasa lemas. Ia merasa seolah dunianya hancur dalam sekejap. Tulang-tulangnya terasa remuk, tidak bisa digerakan. Ia merasa tempatnya berpijak seolah runtuh. "Ap... apa yang kau kata...kan?" Lidahnya terasa kelu, ia merasa dadanya sakit seolah dihantam batu-batu besar. "Apa maksudmu..." Ia menundukkan kepalanya. Cairan bening itu tidak bisa ia tahan lagi.

"Maafkan aku karena tidak memberitahumu lebih awal, Minyoung melarangku untuk memberitahukannya padamu."

"Bagaimana... Bagaimana mungkin, Hyung? Bagaimana... itu bisa terjadi" Sehun terisak pelan. "Katakan itu bohong... katakan itu...." Teriaknya frustasi.

"Penyakitnya terdeteksi beberapa bulan yang lalu. Aku sudah menyuruh Minyoung untuk datang padamu. Tapi dia menolaknya."

"Bujuklah dia...bujuklah dia agar mau melakukan operasi pengangkatan rahim dan melakukan kemoterafi. Keadaanya semakin buruk." Lanjutnya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Lirihnya. Sehun mengusap wajahnya kasar, lalu keluar dari ruangan itu dengan langkah gontainya.

FLASHBAK END

Sehun menghapus air matanya yang menetes. ia tidak boleh lemah. Ia harus bisa meyakinkan Minyoung.

"Maafkan aku," Gumam Minyoung. Sehun menatap wajah tirus itu sendu. Kenapa istrinya meminta maaf?

ITS HURT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang