"You who got me melting like this
So badly, you make me want you
In the end me and you
We're just animals."
- Super Junior, Animals
Donghae hampir saja terteguk air liurnya sendiri.
Oh, demi Tuhan. Jika bukan karena tatapan kekasihnya yang begitu serius sekaligus menggoda saat ini, ia pasti akan kehilangan kendali. Menarik kedua kaki jenjang Hyukjae ke ujung kursi panjang ini sebelum membukanya untuk kembali merasakan bagaimana basah dan panas lubang surgawi yang masih penuh dengan benihnya sendiri.
Hyukjae masih memandangnya intens. Kedua bola mata berwarna cokelat kehitaman yang tak lagi memancarkan polos itu membuat Donghae gila. "Donghae?" panggilnya merayu.
Masih sedikit linglung dengan imajinasinya, fotografer itu entah mengapa terlihat sangat seksi tanpa sehelai benangpun berjalan masuk ke dalam kamarnya untuk kembali dengan kamera yang sangat Hyukjae kenal. Kali ini Donghae menggunakan fixed lens di depan Canon miliknya, tebakan Hyukjae untuk mendapatkan fokus tepat ke bagian – bagian terpanas dari tubuh sang model dengan berbagai cara yang begitu nakal.
Hyukjae menengadahkan kepalanya, menatap Donghae sayu ketika jepretan pertama di arahkan ke seluruh tubuhnya.
"Lihat aku." Tegas dan dominan. Dua karakter Donghae yang sangat Hyukjae sukai.
Kali ini tatapan binal diberikan kepada Donghae, membuat sesuatu di selangkangannya perlahan mengeras.
Hyukjae yang melihat bagaimana besar pengaruhnya terhadap birahi lelaki itu tersenyum kecil sembari bersandar penuh pada kursi dan melebarkan kedua kakinya, memberi Donghae akses penuh kepada tanda kepemilikan berupa hangat cairan yang perlahan mengalir melewati kedua paha dalamnya.
"Shit." Jepretan – jepretan Donghae makin intens, dan Hyukjae mengikik.
"Buka kakimu lebih lebar, Hyukjae."
KLIK!
KLIK!
KLIK! KLIK! KLIK!
Hyukjae menurut tak sampai beberapa detik setelahnya, seluruh indera mereka berubah sensitif seiring dengan suara tembakan kamera Donghae yang semakin cepat. Pria berambut cokelat madu itu menggigit jari – jari tangan kanannya gemas, kedua manik memikat miliknya masih memandang lensa Donghae tajam.
"Mainkan tanganmu di paha dalammu, Hyukjae. Show me to whom do you belong."
Sekali lagi laki – laki yang jauh lebih muda dibandingkan Donghae tersebut menurut, jari – jarinya yang terbengkalai ia usap sensual menuju pahanya. Nyaris memasuki kembali pusat kenikmatan pada tubuhnya yang perlahan mengeluarkan sperma Donghae. Membuat sosok yang tengah mengabadikan kemolekan pemandangan panas itu semakin liar.
"Yes. Like that, Love. You belong to me."
KLIK! KLIK!
KLIK!
KLIK! KLIK! KLIK!
"Hanya itukah yang benar – benar kau inginkan, Donghae?"
Donghae terpaku dari kegiatannya. Ia baru benar – benar sadar jika salah satu tangannya telah turun untuk mengurut kejantanannya perlahan sementara tangan lainnya tetap menangkap ratusan gambar tak senonoh sang pujaan hati.
Ia terlalu terangsang untuk dapat menyadari jika reflek tubuhnya sangat butuh untuk dipuaskan.
Hyukjae memperhatikan lelaki yang jauh lebih tua darinya itu kelabakan dalam pikirannya sendiri, dada bidang sang fotografer naik-turun tak tentu seakan ia dapat kehabisan oksigen kapan saja. Kontur keras dari beberapa kotak yang tercetak jelas pada perut Donghae ikut bergerak sensual, sedikit bersinar entah akibat keringatnya sendiri ataupun cahaya lampu menara eiffel yang begitu terang menyinari setiap balkon di hotel mereka.
YOU ARE READING
Under Your Lenses
RomanceDonghae ingin menangkap keindahan itu, menyimpan senyum dan sosok Hyukjae untuk dirinya sendiri. Yang tidak Donghae ketahui adalah Hyukjae telah terjerat olehnya, jauh sebelum sang fotografer jatuh pada pesona keanggunan dan keceriaan artis muda yan...