chapter enam

2.4K 254 16
                                    


Shikamaru.

Aku mengedarkan pandanganku mencari sosok sasuke yang tiba-tiba mengajakku bertemu di sebuah kafe di pusat kota konoha. Sejujurnya aku agak enggan bertemu dengannya setelah kejadian dimana dia bisa dengan mudahnya akrab dengan naruto dan mengantarkannya pulang. Tapi dia bilang pembicaraan kali ini tentang naruto, jadi di sinilah sekarang aku berada. Menarik kursi di meja sudut kafe. Duduk di seberang sasuke.

Di depannya terhidang jus tomat dan berbagai makanan berbau tomat, dasar maniak.

"Aku tahu kamu ingin bertanya banyak hal shika, jadi mulailah bertanya" kata pertama yang di ucapkan sasuke setelah menghabiskan makanannya.

"Jadi sejak kapan kamu mengenalnya?" Pertanyaan pertama, hal yang paling membuatku penasaran.

"Aku baru mengenalnya saat itu juga, dia tengah di bully matsuri, gadis yang tanpa tahu malu mengejar gaara"

"Dia bersama temari yang cemburu padanya, mungkin seseorang melihatmu mendekati naruto dan melaporkannya"

Aku cukup terkejut. Ternyata temari sama saja dengan perempuan lain, merepotkan. Aku mendesah sebal.

"Lalu?"

"Aku dan sakura tidak sengaja mendengar suara membentak dari luar gedung olahraga, tahu sendiri kan betapa besar rasa peduli sakura. Dia langsung masuk" sasuke menjeda ucapannya.

"Awalnya aku menunggu di luar, tapi karena suasana mulai memanas aku ikut masuk dan memberi peringatan mereka"

"Peringatan apa?" Tanyaku heran.

"Oi oi shika, itu di kampus mana bisa aku membiarkan mereka berbuat seenaknya,"

"Tapi temari bilang itu belum selesai dan akan kembali membuat perhitungan terutama pada naruto"

Aku mendengus kasar. Dasar wanita bar-bar, mungkin aku harus memutuskannya dan fokus mengejar naruto.

Eh.. tunggu..
Mengejar?
Sepertinya aku mulai tidak waras sampai berfikir yang tidak masuk akal. Aku seperti berjuang mendapatkan kekasih hatiku.

"Jadi benar, dia yang tidak mempan pesona yang kau miliki shika?"

"Begitulah, meski merepotkan entah kenapa hatiku merasa pas untuk mendapatkannya" jawabku mantap.

Sasuke terkekeh.

"Lalu, apa yang sudah kamu ketahui tentangnya?"

"Aku hanya tau dia kekasih gaara dan kurama"

Sasuke menatapku dengan pandangan meremehkan.

"Dasar bodoh, apa kamu tidak mencoba mencari tahu tentangnya? Apa dia membuat otakmu jadi miring dan tidak berfungsi dengan baik untuk berfikir jernih?"

Apa ada yang Sasuke tahu dan tidak aku tahu.

"Tapi gaara bilang...."
Aku menggantungkan kalimatku dan mencoba mengingat kalimat-kalimat si rambut merah yang dia katakan padaku.
Jawaban ambigunya, naruto yang tidak terlihat seperti jalang tapi hidup dalam satu rumah bertiga dengan gaara dan kurama. Satu kemungkinan terlintas di pikiranku, mereka bersudara. Apa mungkin gaara ingin aku berfikir jika naruto kekasih mereka berdua. Siapapun jika mendengar ucapan ambigu gaara dan melihat betapa tidak ada kemiripan sama sekali diantara mereka bertiga, pastinya akan percaya jika hubungan mereka sepasang kekasih. Tapi apa alasannya melakukan itu.

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan, jangan gegabah mengambil tindakan. Karena tidak mungkin gaara begitu tanpa alasan"

"Haaah merepotkan. Baiklah aku akan mencari tahunya." Aku menghela nafas pelan.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang