DANDELION [ NOMIN ]

seven

Warning!! Cerita mengandung kekerasan dan boyslove.

Vote & coment juseyo

-3-

'aku tau.... aku sudah terlalu terajatuh terlalu dalam sampai aku lupa cara untuk kembali'~njm

-3-

" Eomma nana pulang" kata jaemin dengan pandangan lesu.

" Nana, ayo cepat ganti bajumu kita akan kerumah halmeoni sekarang"

" Baik eomma" jawab jaemin dan berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai dua.



" halmeonieee bogoshipda~" kata jaemin menghambur kepelukan neneknya.

" aiiih cucu halmeonie sudah besar sekarang" kata seorang wanita paruh baya dengan mencubit pipi setengah tembem milik cucu manisnya.

" Issh halmeonie Nana sudah besar jan diginiin kan malu " kata Jaemin dengan mempoutkan bibirnya kedepan.

" Utuuutu manisnya cucu halmeonie ini"

" Sudahlah eommanim kasian Nana ngga bisa nafas tuh hahaha" kata Yoona bercanda.

" Iya iya Nana bagaimana sekolahmu?" Tanya wanita paruh baya tersebut dengan mengelus manja surai cucu manisnya.

" B-baik Halmeonie " jawab Jaemin terbata.

" Benarkah? Coba ceritakan"

" Eommanim Jaemin bilang tadi ingin memetik bunga ditaman belakang rumah" potong Yoona cepat .

" Oh benarkah? "

" N-nde halmeonie " jawab Jaemin gugup.

" Baiklah ayo kita ketaman belakang" ajak Boa atau wanita paruh baya tadi.



" Jeno aku ingin kita akhiri hubungan ini sekarang" kata xiyeon pura - pura sedih.

" Hah? Ta-tapi kenapa sayang?" Tanya Jeno terkejut.

" Kamu udah ngga sayang langi sama aku Jen hiks" jawab Xiyeon dan pura-pura terisak.

" Hah? Apa maksudmu? Kurang sayang apalagi aku dimatamu hah?" Tanya Jeno dengan Mencengkram lengan Xiyeon kuat.

" Le-lepas jen sa-sakit" kata xiyeon kesakitan karena cengkraman Jeno yang terlalu kuat.

" JAWAB" bentak Jeno yang mulai kehabisan kesabarannya karena semua drama yeoja didepannya ini.

" Ka-kamu lebih senang menghabiskan waktu mu dengan namja Jalang itu hiks " jawab xiyeon takut-takut karena aura Jeno yang semakin menggelap. Dan jeno dengan refleks hampir mengangkat tanganya.

' BUAAGHH'

" KALAU SAMA CEWEK TUH JAN KASAR-KASAR BASTRAD" kata seorang lelaki yang tiba-tiba datang dengan membogem mentah pipi Jeno.