3

521 85 7
                                    

Kami tinggal bersama.

Aku pinjamkan ia beberapa pakaian.

Lucu sekali saat melihat tubuhnya tenggelam dalam kaus besarku.

Senyumnya terus menghiasi hari.

Rumah kecil ini semakin berwarna, begitu juga hidupku.

Perlahan harapan baru mulai muncul.

Ia memanggilku dengan panggilan yang berbeda, biasanya orang memanggilku dengan Jungkook, tapi ia memanggilku Jungie. Imut sekali.

Rasanya bahagia hanya mendengar Jihan menyebut namaku.

Lama-kelamaan aku merasa nyaman.

Aku ingin buru-buru pulang saat bekerja. Ingin terus-terusan bersamanya.

Sampai suatu hari, sesuatu terjadi diantara kami.

Malam itu saat salju pertama turun, kami sedang mencari sesuatu untuk dijadikan hiasan saat Natal.

Di perjalanan, Jihan tak sengaja melihat mistletoe kemudian memetiknya. Katanya untuk dipasang pada pintu rumah.

Sampai dirumah, aku menjadikan mistletoe menjadi sebuah lingkaran kemudian menggantungnya di pintu rumah.

Kami berdua sama-sama tersenyum saat melihat keindahan mistletoe disana.

Tiba-tiba aku memberanikan diri untuk mengecup bibir Jihan. Bibir yang kukagumi tanpa sepengetahuannya.

Kami berciuman dibawah mistletoe. Indah sekali.

Ia bilang, ia bahagia bersamaku.

Kini aku sadar, akan selalu datang harapan lain yang lebih baik dibalik kepedihan.

Hopen-2018

HOPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang