Aku masih bertahan disini, ditempat dimana Jihan meninggalkanku untuk selamanya.
Aku tidak membenci Tuhan, aku juga tidak membenci takdir. Karena aku percaya ini yang terbaik.
Mungkin Tuhan sedang menyiapkan harapan yang lebih indah dibalik semua ini.
Tuhan mengambil Jihan karena Ia sayang padanya. Mungkin Tuhan takut aku tidak bisa menjaga Jihan dengan baik, maka dari itu Ia memutuskan untuk mengambilnya.
Aku merenung seorang diri, berada di kursi roda membuatku tak bisa banyak bergerak.
Aku hanya bisa memandangi salju yang masih terus turun dengan perlahan, dan perlahan pula memoriku memutar kenangan bersama gadis yang sangat aku cintai.
Saat air mataku menetes, aku merasa punggungku menghangat. Dadaku diusap dengan lembut, aku bisa merasakan hembusan nafas halus pada leherku.
Saat aku menoleh, aku mendapati Jihan sedang tersenyum, kemudian ia mengecup lembut bibirku.
Ia berkata bahwa aku harus bertahan dengan semuanya. Ia meyakinkan diriku bahwa aku adalah pemuda terkuat di dunia yang selalu berhasil melewati masa sulit.
Ia juga berkata tidak akan pernah berhenti mencintaiku.
Tapi saat aku berbalik, ingin kembali merengkuhnya, hanya kosong yang aku dapat.
Aku kembali menunduk, air mata yang jatuh jauh lebih hebat daripada sebelumnya.
Merasakan sesak yang teramat dalam saat menyadari bahwa orang yang kucintai tak akan pernah kembali.
-END-
Hopen-2018
Beginilah akhirnya. Hanya ini yang bisa aku tulis. Ambil baiknya, buang jeleknya.
Dengan sayang yang masih sama, Nay❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPEN
Фанфик[Short story] Tentang Jungkook yang terus kehilangan harapan dan alasan untuk bertahan.