8

382 65 4
                                    

Pagi ini aku kembali membuka mata.

Setelah merasakan nyeri yang luar biasa semalam, aku diberi sebuah suntikan yang nyatanya berhasil menenangkan hingga membuatku kembali tertidur.

Tapi aku menemukan sesuatu yang aneh kali ini, tidak ada Jihan lagi disana. Hanya ada seorang perawat yang sedang merapikan ranjang itu.

Sesaat ia menoleh padaku, mungkin ia mengerti. Lantas ia menggeleng.

Aku tahu maksudnya.

Aku mengerti.

Air mataku jatuh begitu saja.

Aku meraung frustasi.

Aku tidak bisa mempertahankan harapan terakhirku.

Aku gagal.

Aku kehilangan harapan untuk yang kesekian kali.

Tapi ini yang paling menyakitkan.

Rasanya aku ingin kembali membunuh diriku sendiri agar bisa menyusul kekasihku.

Kenapa ia tega meninggalkanku dengan menggantung sebuah harapan?

Kenapa ia pergi begitu saja tanpa mengucap kata pisah? Setidaknya ucapkan selamat tinggal agar tidak terlalu menyakitkan.

Aku sangat mencintaimu, Ji. Sampai bertemu di surga. Aku pastikan kita benar-benar bersumpah mengikat janji dihadapan Tuhan.

Sekali lagi aku mendapatkan harapan yang tak pernah jadi kenyataan.

Hopen-2018

HOPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang