7

388 66 5
                                    

Aku mendapatkan kesadaran. Sedikit mengerjap kala mendapati silaunya lampu yang menyambut saat pertama kali membuka mata.

Ruangan putih dan bau alkohol serta khas obat-obatan segera menyeruak.

Aku tahu dimana keberadaanku.

Aku merasakan sakit pada punggung, tapi perlahan aku bangkit untuk mencari keberadaan Jihan.

Ternyata ia disana, masih berbaring dengan tenang pada ranjang yang ada di sebrang.

Bahkan disaat seperti ini, dia masih terlihat sangat cantik. Aku pun bisa melihat senyum terukir indah disana.

Ingin menghampiri lalu mengusap lembut rambut panjang itu, nyatanya tidak bisa. Tubuhku sulit sekali untuk digerakkan.

Jadi aku hanya bisa melihatnya dari jarak yang lumayan dekat sembari berdoa meminta kesembuhan untuknya, untuk kami, agar bisa mewujudkan harapan yang pernah kami buat.

Aku mencintai Jihan. Hanya dia satu-satunya harapan yang tersisa. Aku tidak tahu jika harus kehilangan harapan terakhirku kali ini.

Ya, aku akan mempertahankan harapan terakhirku dengan cara apapun.

Hopen-2018

HOPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang