CHAPTER 3

9.1K 307 1
                                    

Alana menggeliat pelan dalam tidurnya, merasa tubuhnya terasa lebih berat dari biasanya. Ya, wanita itu baru saja tertidur dua jam yang lalu, mengingat permainan yang diminta oleh Kharel seakan tak ada habisnya. Ia merasakan ada lengan hangat yang menggelayut pada pinggangnya. Kedua matanya mulai terbuka, masih tampak sayu. Ia menoleh ke samping dan menemukan wajah damai pria yang tertidur disampingnya.

Sudut bibir Alana tertarik sempurna, kembali teringat dengan malam panas yang baru saja mereka lalui. Entah berapa kali pria itu mengganti kondomnya yang terasa penuh dan anehnya Alana tidak merasa jenuh melayaninya.

"Wajahnya tampak damai." Gumamnya serak.

Wanita itu merapatkan bibirnya saat merasakan gerakan pelan pria itu. Kharel menggeliat dalam tidurnya, menarik tubuh Alana semakin merapat padanya. Wanita itu tersenyum kecil merasakan pelukan hangat pria itu. Masih sama, terlalu protektif. Dan lagi-lagi, wanita itu sama sekali tidak keberatan. Alana selalu merasa jenuh dan bosan pada setiap pelanggannya jika meminta percintaan lebih dari tiga kali. Namun malam ini, Kharel Morgan sama sekali tidak meminta dan hanya melakukan apa yang ia inginkan pada tubuhnya. Dan itu ia lakukan lebih dari enam kali.

"Ya Tuhan." Gumam Alana setengah memekik ketika melirik jam dinding.

"Sudah pukul sembilan pagi?"

Alana berusaha menyingkirkan lengan Kharel yang masih memeluknya erat. Dengan hati-hati tanpa ingin membangunkan pria itu. Ia merangkak turun dari ranjang, mengutupi pakaiannya yang berserakan di lantai. Setelah berpakaian lengkap dan memperhatikan penampilannya, ia meraih tas tangannya dan melirik Kharel yang masih tertidur pulas.

"Semoga harimu indah." Ucapnya pelan sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

Senyuman Alana tak berhenti berkembang, ia melenggang dengan santai seakan tak memiliki beban apapun lagi di atas punggungnya. Wanita itu mulai membayangkan kehidupan normalnya setelah ini di rumah sederhana miliknya dan adik perempuannya, Olivia Jasslyn. Selama ini, ia memang selalu bekerja demi Olivia yang sedang melangsungkan sekolahnya. Bahkan gadis itu sedang mengurus pendidikannya di salah satu Universitas terkemuka di negara itu. Olivia tinggal bersama seorang wanita bernama Ana. Ana adalah bibir dari keduanya. Wanita bertubuh gempal itu tinggal di rumah Alana untuk menjaga Olivia selama ia bekerja. Sayangnya, suami dari wanita baik itu membuat masalah beberapa bulan yang lalu. Surat tanah Alana ia gadaikan demi kesenangan hidupnya dan setelah itu ia pergi melarikan diri.

Ana merasa sangat malu atas kelakuan suaminya, namun Alana sama sekali tak ingin menyalahkannya. Ana sudah terlalu baik padanya dan juga Olivia. Oleh karena itu, ia lebih memilih menebus surat tanah itu pada seorang rentenir. Angkanya tidaklah kecil, 70.000 dollar. Hingga Alana harus mempekerjakan tubuhnya sedemikian rupa demi mengumpulkan uang sebanyak itu. Belum lagi ia harus mencukupi kebutuhan hidup dan pendidikan adik perempuannya.

"Semuanya akan segera selesai setelah ini." Desahnya gembira.

Alana merogoh tasnya saat merasa ada getaran dari sana, ia menatap layar ponselnya yang menampakkan nama si penelepon, Olivia.

"Halo?"

"Alana, cepatlah pulang. Disini benar-benar kacau!" Teriakan Olivia membuat dahi Alana berkerut. Belum lagi ia sempat mendengar teriakan-teriakan dari sana.

"Olivia, apa yang terjadi?" Tanya Alana bingung.

"Sam, paman Sam datang dan mengacau."

***

TBC!

ALANA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang