1

2.6K 155 55
                                    

Jam pulang SMU Suginoki sudah lama berlalu. Setelah selesai piket kelas, Miiko berniat menghampiri Mari di klub komik sebelum pulang. Ia tidak sengaja bertemu Tappei di kantin. Cowok itu baru saja membeli jus kotakan di vending machine dan Miiko segera menyapanya ramah seperti biasa, tapi entah mengapa Tappei hanya melirik ke arahnya dengan sinis dan membuang muka.

Miiko tidak tahan! Sudah seharian ini, Tappei mengacuhkannya. Pagi tadi saat ia menyapanya di loker, cowok itu bergegas menarik Kenta pergi, disaat jam istirahat pun ia segera keluar kelas berdalih tidak membawa bekal dan ingin membeli roti melon di kantin. Ada apa dengannya? Miiko segera menarik seragam Tappei sebelum cowok itu pergi menjauh.

"Hari ini kau kenapa sih, Tappei?"

"..."

"Ada apa? Kalau memang aku punya salah, katakan! Jangan mendiamiku seperti ini!" Ucap Miiko lagi saat Tappei tak kunjung menjawabnya. Tanpa sadar, Miiko merasa takut kalau-kalau ia sudah menyakiti Tappei hingga cowok ini membencinya. Salahkan sikapnya yang masih bocah kalau sudah marah, mungkin ia sudah tidak sengaja melukai Tappei dengan perkataannya. Tapi itu kan, karena Tappei juga sering seenak hati mengejeknya terang-terangan hingga membuatnya kesal.

"Kau ada hubungan apa dengan Yoshida?"

"Hah?!" Kening Miiko seketika mengeryit heran. Kenapa sekarang ia dikaitkan dengan Yoshida Ikuya?

"Memang kau ada hubungan apa dengan Yoshida?" Tappei bertanya ulang.

"Tunggu-" Miiko mencoba menyela Tappei, "Hubunganku dengan Yoshida?" Miiko balik bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri. Ia tidak habis pikir kenapa Tappei bertanya hal sepele macam itu.
"Kami berteman," lanjutnya singkat sebagai jawaban.

Tappei terlihat sangsi, ia mendengus kasar, "Jangan bohong. Kau berkencan dengannya hari Minggu kemarin, kan?!" tanyanya lagi dengan nada tak biasa.

"Aku memang jalan dengannya Minggu lalu" jawab Miiko jujur. Dada Tappei terasa panas, baru saja ia akan menyela, gadis Yamada itu cepat-cepat melanjutkan. "Aku menemaninya membeli hadiah untuk Haruna. Kau kenal dia, kan? Teman kita dari Fukushima. Mereka pacaran."

Tappei terperangah. Ia merasa malu karena telah menuduh yang tidak-tidak dan bersikap tak bersahabat sebelumnya, tapi ia mengakui ada rasa lega yang meredam gemuruh amarah di hatinya. Katakan saja ia memang merasa kesal sebelum mengetahui kebenarannya. Apalagi Ia, dengan mata kepalanya sendiri melihat Miiko jalan berdua dengan Pemuda Yoshida itu di daerah distrik pertokoan pinggiran Tokyo minggu lalu. Ia yang berniat membeli sarung tangan baseball baru bersama Kenta segera mengurungkan niatnya dan pulang saat itu juga. Menyebalkan.

Miiko berkacak pinggang dengan wajah cemberut yang lucu. "Kau ini aneh Tappei! Seperti orang cemburu buta saja! Sudahlah! Lebih baik aku ke tempat Mari-chan dari tadi!" Keluhnya lalu berbalik pergi, tapi dengan cepat lengannya ditahan dari arah belakang.

"Apa lagi Tappei?" Miiko menoleh tak sabar.

"..."

"Ada apa lagi? Aku harus ke tempat Mari-chan sebelum ia mengomel.."

"Aku memang cemburu buta."

"Hah?!" Miiko menatap Tappei yang kini merona merah. "Maksudmu?"

Tappei menghela nafas. Tidak menyangka bahwa gadis ini bisa begini bodoh untuk soal seperti ini. Ia memposisikan Miiko agar berhadapan dengannya, kemudian digenggamnya erat dua tangan Miiko. Ia menatap gadis itu dalam sebelum berkata, "Aku menyukaimu,"

"Tappei, jangan bercanda..."

"Aku serius." Ucap Tappei dengan penekanan. Seketika itu juga membuat Miiko terpana.

Kocchimuite, Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang