Rencana

14 1 0
                                    

GEDUNG KAMPUS

Di dalam gedung kampus lokasi belajar. Tempat dimana dosen dan mahasiswa melakukan semua aktivitas perkuliahan. Boy melihat ada sebuah kotak berisi gorengan dengan tulisan "Kantin Kejujuran"

"Eh Cin, beli gorengan dulu yuk" ajak Boy

"Yaelah, tadi di kantin kagak ikutan makan, di sini malah ngajakin makan" ucap Tari

"Yaa gimana lagi Cin, perut eke baru bunyiin alarm pengen makannya sekarang" jawab Boy

"Udah buruan beli gih.. kita mo masuk kuliah nih" ucap Riska

"Ayuk Cin, ikutan beli, murah lo gorengannya, ake langganan beli disini biasanya" ajak Boy

"Murah-murah, palingan sama kayak di luaran, serebo satu doang" Celetus Sinta

"Hey Cin, ngomong jangan sembarangan, baca dulu nih" ucap Boy sambil nyerahin kertas dari kotak gorengan tersebut

"Kantin Kejujuran, gorengan 3 buah Rp. 2.000" Ucap Sinta, "Wiihh murah banget, beli juga ah untuk di makan abis ngampus ntar" seru Sinta sambil membungkus beberapa gorengan. "Emang gak rugi ya nih yang jualan, 3 buah Rp. 2.000?"sambung Riska

"Yaelah Cin.. kalo rugi gak akan mereka jual semurah ini lah, mana ada orang jualan mo rugi, toh tadi kamu baca tulisan Kantin Kejujuran, itu tandanya mereka mah percaya sama Tuhan kalo yang beli bakal jujur, dan karena percaya sama Tuhan, mereka berharap rezekinya bertambah, toh mereka itung-itung sedekah kalik ya dengan jualan murah, yang penting masih untung" jelas Boy

"Kagak ada yang lihat nih, gimana kalo kita bawa aja gorengannya, kagak usah bayar hehee"ucap Tari

"Heyy Cin, bakat maling jangan dibawa-bawa dikampus dong, cukup bawa dihatiku aja" ucap Boy mengingatkan dan menggombal

"Idih lagi jadi cewek pake ngegombal segala" ucap Tari

"Tadi eke ngegombal lagi jadi cowok ya" ucap Boy dengan lentik.

"Sekarang?" ucap Tari

"Jadi cewek lagi dong" ucap Boy lentik

Usai mengambil gorengan dan meletakkan uang dengan jumlah berlebih di tempat pembayaran, mereka pun beranjak menuju ruang kelas. Saat membalikkan badan, terlihat Rahmat melintas melewati mereka, Riska yang melihatpun sejenak terdiam dan memandangi Rahmat yang berjalan hingga tidak terlihat lagi.

"Udah Ris, masa lalu jangan dipandangin mulu, kita hidup untuk menuju masa depan, bukan masa lalu" bisik Sinta ke Riska sambil menarik tangan Riska untuk melanjutkan jalan.

"Kamu ngomong apa.an Sin?" ucap Riska seolah tidak paham maksud ucapan Sinta

"Udah, nggak usah sok gak tau deh, aku ini sudah kenal kamu dari SMA, jadi aku tahu kamu gimana-gimana" protes Sinta

"Iya Sin, makasih ya udah ngingetin" ucap Riska

"Selow" ucap Sinta

"Tapi jangan sampai yang lain tau ya, aku minta tolong banget ini" kata Riska

"Selow, rahasia mu aman dengan aku, aku tahu kok perasaanmu" Ucap Sinta

Tari dan Boy yang lebih cepat jalannya memperingatkan mereka berdua untuk buru-buru jalan karena takut telat masuk kelas.

"Jika ada kantin kejujuran untuk menunjukkan kejujuran kita dalam berbelanja, adakah hal yang bisa menunjukkan kejujuran akan perasaanku padamu mantanku?" gumam Riska.

__________________________________

PESAN MASUK

Di kamar yang penuh dengan foto, Riska merasa bosan dan mencoba menelpon pacarnya.

Saat Sepi "Kau Menghampiri" (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang