Bonus - Plot Twist 3

2 0 0
                                    

Sepulang Dari Taman

Tari dan Boy bertemu,

"Tadi aku melihat kamu nampar Rahmat, kenapa?" ucap Boy

"Kan aku sudah bilang, itu ide aku untuk mutusin dia dan nyadarin Riska, sekarang selesai kan? Ucap Tari.

"Yups bener, selesai, thanks ya, semoga dengan ini Riska bakal mencintai Robby sepenuhnya" ucap Boy

"Pasti itu, nah sekarang aku nagih janjimu untuk nraktir aku makan" ucap Tari

"Mudah, gampang, yuk pergi makan" ucap Boy

"Eitss, siapa bilang nraktir makannya begitu" ucap Tari

"Terus gimana?" ucap Boy

"Nraktir makan yang aku maksud adalah kamu nraktir aku makan seumur hidup" ucap Tari

"Mana bisa, itu namanya aku nikahin kamu" ucap Boy

"Memang itu" ucap Tari

"Maksudnya" ucap Boy

"Memang itu, aku mau kamu nikahin aku, nraktir aku makan seumur hidup" ucap Tari

"Kamu nembak aku?" ucap Boy

Tari mengangguk

"Nggak mau ah" ucap Boy

"Kenapa? Kan kita udah deket dari SMA, dari dulu aku suka sama kamu, tapi kamu kayak gak peduli" ucap Tari

"Nggak mau, masak cewek nembak cowok" ucap Boy, "aku maunya aku yang nembak kamu, jadi mau nggak kamu nikah sama aku?" ucap Boy

Tari berkaca-kaca terharu, "iya" ucap Tari mengangguk bahagia"

------------------------------------------------

Sehari Setelah Dari Taman

"Trriingggg.. triiinnggg..." dering HP Robby berbunyi

"Haloo sayang" ucap Robby

"Haloo juga sayang, kemarin kok gak ada kabar?" ucap Riska

"Haduh,, maaf ya sayang, reuniannya begadang, jadinya kemarin aku pulang dan full tidur deh, lupa ngabarin kamu, maaf ya" ucap Robby berbohong padahal kemarin ia melihat Riska berduaan dengan Rahmat di taman

"Iya sayang gak apa-apa" ucap Riska

"Nggak marah kan sayang? Tapi dimimpi aku ngabarin kamu kok hehe" ucap Robby mencoba seperti biasa

"Ih mana bisa dimimpi mah, oiya sayang, ada jam kuliah nggak?" ucap Riska

"hehee. Hemm ada nih jam 10 pagi ntar" ucap Robby heran, karena biasanya Riska nggak pernah nanyakan hal seperti ini

"Sama dong, sayang, mau gak jemput aku, terus kita kuliah bareng" Ucap Riska

"Loh kok tumben, gak bareng sama Sinta dan Boy?" ucap Robby

"Eh kok tau aku punya temen namanya Boy?" ucap Riska

"Eh siapa yang bilang?" ucap Robby mengelak keceplosan

"Lah tadi kamu bilang nama Boy" ucap Riska

"Nggak kok, tadi aku bilang gak bareng Sinta tomboy?" ucap Robby semakin ketahuan mengelak karena Sinta tidak tomboy

"Hayoo kenal Boy ya.. jangan-jangan sayang mahoo" ucap Riska

"Hah,kok maho? Ucap Robby ingat bahwa Boy menyamar jadi ngondek

"Iyaa.. Boy itu temen aku, dia itu cowok ngondek, lucu deh, pokoknya asik dia" ucap Riska

"Hehehee iya yang" ucap Robby

"Gimana? Mau kan jemput dan barengan kuliah? Ucap Riska

"Iya mau kok, bentar lagi aku otewe, nanti aku jemput ya" ucap Robby

"Okee sayang" ucap Riska

Telpon terputus

Robby mengakui bahwa ia memang sakit hati dikhianati Riska, tapi ia merelakan itu, yang terpenting sekarang, Riska menjadi miliknya seutuhnya, biarlah Riska tidak mengetahui, dan ia menganggap kemarin biarlah kemarin, ia akan tetap untuk Riska, mencintai dan menyayangi Riska, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, dan kesalahan untuk dimaafkan. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan, dan Robby memberikan kesempatan untuk Riska, Robby tetap menerima Riska.

- Syukuri apa yang ada, masa lalu terkadang terlihat indah jika mengingat kenangan yang telah dilalui, masa depan terkadang terlihat membosankan karena kenangan indah belum terukir di hati -

Saat Sepi "Kau Menghampiri" (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang