KESEMPATAN

3 0 0
                                    

SADAR

Malam hari nya, Riska tiduran di kasurnya, ia menangis menyesali karena ketemu Rahmat lagi, tidak lama kemudian ibunya datang.

"Kenapa kamu menangis nak?" ucap Ibunya sambil mengelus kepalanya

Riska terdiam

"Ibu liat, kamu ketemu lagi ya sama si Rahmat?" tanya ibunya

Riska hanya menjawab pertanyaan ibunya dengan mengangguk

"Apa kamu nangis ini ada hubungannya dengan Rahmat?" tanya ibunya

Riska mengangguk lagi menjawab pertanyaan ibunya

"Nak, kamu gak perlu sedih dan nangis, itu tandanya kamu diberi petunjuk bahwa dia bukanlah jodohmu nak. Dia dulu sudah meninggalkanmu, dia sudah menjadi masa lalumu nak, yang namanya masa lalu, meski kembali ke masa depan, tidak akan pernah bisa menjadi bagian masa sekarang, semua sudah ada tempatnya sendiri, masa lalu di tempatkan di masa lalu, masa sekarang ditempatkan di masa sekarang, jika masa sekarang adalah hal yang buruk, masa sekarang akan menjadi masa lalu juga, tapi jika masa sekarang menjadi hal yang baik, masa sekarang akan menjadi masa depan" nasehat ibunya

Riska masih terdiam

"Jadi, jangan menangisi apa yang sudah terjadi, kamu harus kuat untuk masa depanmu" ucap ibu Riska

"Iya bu" jawab Riska sambil duduk

"Yaudah, mama ke dapur dulu ya, kamu jangan nangis lagi" ucap ibunya

"Iya bu" ucap Riska

Riska sendiri lagi di kamarnya, ia melihat boneka di kasurnya, ia meraih boneka itu dan memandangnya.

"Selamat ulang tahun sayang, ini boneka untuk kamu, untuk nemenin kamu biar gak sendirian saat aku gak didekatmu, kalo kamu sendirian, kamu ngobrol aja dengan boneka ini ya heheee" ucapan Robby yang terngiang dipikiran Riska, mengingatkan Riska saat ia ulang tahun, saat itu tengah malam Robby datang hanya untuk memberikan surprise, padahal malam itu hujan turun dengan lebarnya. Saat itu Riska merasa biasa saja, padahal jika dipikir sekarang, yang dilakukan Robby itu bukanlah hal yang biasa saja, mengingat setelah malam itu, Robby sakit,tapi Riska tidak menjenguk dan hanya sekedar mengucapkan semoga cepat sembuh. Riska memeluk boneka itu, ia baru sadar, betapa bodohnya dia, dia sudah memiliki masa sekarang, tapi dia menginginkan masa lalu, ia sudah memiliki Robby, tapi masih menginginkan Rahmat.

"Hai Boneka, makasih ya sudah menemaniku" ucap Riska dengan boneka yang diberikan Robby itu.

"Kamu tau nggak cowok yang aku cintai setelah ayahku?" tanyanya pada boneka

"Cowok yang aku cintai itu adalah Robby" ucap Riska sambil memeluk boneka tersebut

------------------------------------------------

NGAMPUS LAGI

"Trriingggg.. triiinnggg..." dering HP Robby berbunyi

"Haloo sayang" ucap Robby

"Haloo juga sayang, kemarin kok gak ada kabar?" ucap Riska

"Haduh,, maaf ya sayang, reuniannya begadang, jadinya kemarin aku pulang dan full tidur deh, lupa ngabarin kamu, maaf ya" ucap Robby

"Iya sayang gak apa-apa" ucap Riska

"Nggak marah kan sayang? Tapi dimimpi aku ngabarin kamu kok hehe" ucap Robby

"Ih mana bisa dimimpi mah, oiya sayang, ada jam kuliah nggak?" ucap Riska

"hehee. Hemm ada nih jam 10 pagi ntar" ucap Robby

"Sama dong, sayang, mau gak jemput aku, terus kita kuliah bareng" Ucap Riska

"Loh kok tumben, gak bareng sama Sinta dan Boy?" ucap Robby

"Eh kok tau aku punya temen namanya Boy?" ucap Riska

"Eh siapa yang bilang?" ucap Robby mengelak

"Lah tadi kamu bilang nama Boy" ucap Riska

"Nggak kok, tadi aku bilang gak bareng Sinta tomboy?" ucap Robby ketahuan mengelak karena Sinta nggak tomboy

"Hayoo kenal Boy ya.. jangan-jangan sayang mahoo" ucap Riska

"Hah,kok maho? Ucap Robby

"Iyaa.. Boy itu temen aku, dia itu cowok ngondek, lucu deh, pokoknya asik dia" ucap Riska

"Hehehee iya yang" ucap Robby

"Gimana? Mau kan jemput dan barengan kuliah? Ucap Riska

"Iya mau kok, bentar lagi aku otewe, nanti aku jemput ya" ucap Robby

"Okee sayang" ucap Riska

Telponpun terputus, dan Riska bersiap-siap kuliah, ia berencana untuk bersama Robby seharian, ia ingin lebih dekat dengan Robby, ia ingin benar-benar menganggap Robby ada dihidupnya, tidak setengah-setengah seperti sebelumnya.

Setengah jam kemudian Robby sampai di rumahnya, Robby pamit dengan ibunya dan mereka berangkat ke kampus sama-sama.

Diatas motor, Riska memeluk Robby dari belakang dengan erat.

"Kamu kenapa sayang? Kok aneh, tumben peluk" ucap Robby

"Nggak sayang, aku kangen sama kamu karena kemarin nggak ada kabar" ucap Riska

"Hehee iya deh, maaf ya sayang" ucap Robby

"Sayang, nanti pulang kuliah jemput lagi ya, aku pengen seharian hanya berdua samamu" ucap Riska

"Kok tumben yang, gak mo gabung sama temen-temenmu" ucap Robby

"Iya, untuk beberapa lama ke depan, aku kurangin untuk gabung sama temen-temenku dulu, untuk selalu samamu, temen hidupku" ucap Riska

"Ihh gombal" ucap Robby

"Kan kamu yang ajarin gombal" ucap Riska

"Ih mana ada ya" ucap Robby

Mereka pun berangkat kuliah bersama, dan selanjutnya, Riska lebih banyak meluangkan waktu dengan Robby, ia tidak ingin kehilangan Robby, ia ingin menciptakan banyak kenangan bersama Robby.

-------------------------------------

Saat Sepi "Kau Menghampiri" (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang