Tugas Sejarah

10 3 0
                                    

Pagi masih sepi di halaman sekolah. Terlihat pak Deden yang sibuk membuka ruang-ruang kelas. Terdengar gemerincing kunci seiring langkah kaki penjaga sekolah itu. Entah berapa banyak kunci yang dibawanya. Berisik sekali.

Rainy melangkah perlahan menuju kelasnya. Dia harus bergegas karena masih ada tugas merangkum pelajaran sejarah yang belum dituntaskannya.

Fokusnya mencatat mengabaikan bunyi bel tanda masuk kelas. Rainy terkejut sedikit ketika bu Ambar guru sejarahnya terdengar menyapa para muridnya. Dengan lega ia merapikan catatannya. Selesai sudah di detik terakhir.

"Kumpulkan tugasnya." Terdengar suara bu Ambar, dan tak lama kemudian Rinaldi, sang ketua kelas menghampiri meja para siswa dan menyatukan semua buku tugas dalam pelukan tangannya. Setelah itu diserahkan kepada bu Ambar. Pelajaran kembali berlanjut seperti biasa. Tanya jawab dan diskusi seputar bab yang baru saja dirangkum.

Bel istirahat berbunyi.

Rainy beranjak menuju kantin. Dia lapar, tadi hanya sempat minun segelas teh manis hangat. Erlin, teman sebangkunya beriring dengannya.

Kantin terlihat penuh. Antrian lumayan mengular, semua ingin cepat karena jam istirahat yang terbatas. Rainy mencari tempat duduk, dan langkah kakinya menuju meja di pojok yang masih kosong. Sementara Erlin mengantri untuk pesanan mereka.

Baru saja duduk, seseorang ikut menarik bangku didekatnya. Duh, itu kan tempat buat Erlin, batin Rainy.
"Eh, maaf...sudah ada yang duduk di situ," Rainy bersuara. Wajahnya mendongak ke atas, menatap siapa yang hendak duduk di bangku sebelahnya.
"Tio..?"

"Aku nggak lama kok cuma mau pinjam buku sejarah, ada tugas. Bukuku nyelip, mau pinjam sama temen sekelas tapi mereka juga pakai. Jadi mungkin kamu atau erlin bisa pinjamin aku. Kalian kan udah kelar ya tugasnya .."

"Pulang sekolah ya, aku tunggu di pos satpam depan,..kamu tugasnya bukan dikumpul hari ini kan ?"

"Ya, masih dua hari lagi jadwal bu Ambar. Thanks ya..., sori buru-buru...aku mau antri makan juga, laperr."

Tio bergegas menuju antrian, masih ada waktu walau mungkin makannya harus buru-buru.

"Ngapain si Tio ?"
Erlin meletakan menu pesanan mereka di meja, menarik bangku dan segera duduk manis. Tangannya bergerak cepat menyuap gado-gado favoritnya.

"Pinjam buku sejarah, punya dia nyelip. "

Selanjutnya hening, menikmati menu favorit mereka.

*****

"Rain....ini, makasih ya,"Tio mengulurkan buku sejarah yang kemarin dipinjamnya.

"Sudah selesai ?....cepet banget.."

"Aku sudah mengerjakan separuh tugas saat buku sejarahku nyelip. Jadi tadi malam tinggal merangkum sisanya. Makanya cepet."

Buku sejarah beralih ke tanganku. Segera kumasukan tas sekolah sebelum nanti lupa dan tercecer.

"Oya, nanti piket pustaka kan ? Bareng ya, ..aku tunggu kamu di kantin. Kita makan dulu baru ke perpustakaan."

Satu kebiasaan Tio, mampir kantin sebelum ke perpus. Selain makan, dia juga beli cemilan ringan. Lebih asyik katanya kalau baca buku sambil ngemil.
Kami memang bertugas merapikan buku-buku, meletakan buku pada tempatnya, sesuai katalog. Tapi karena semua yang bergabung di ekskul literasi ini doyan buku, maka baca buku di pojokan yang nyaman tak pernah kami lewatkan setelah tugas kami selesai limapuluh persen. Yang limapuluh persennya diselesaikan petugas hari berikutnya. Hehe.

Rainy menatap Tio sejenak sebelum kemudian meng-iya-kan dan berbalik memasuki kelasnya. Bel tanda istirahat pertama menggema seantero sekolah.

****

Perpustakaan sepi. Seperti biasa, Rainy segera menyusuri rak-rak buku yang berada di bagian kiri dari arah pintu masuk. Sementara Tio menderet buku-buku yang berada di sebelah kanan. Sebentar saja mereka berdua sudah asyik merapikan buku-buku.

Rainy meraih sebuat buku, novel tepatnya. Cover warna pink dengan gambar hati berwarna merah pekat. Melihatnya sepintas, kemudian menyimpannya dalam kantong mungil yang dibawanya. Langkahnya kemudian lanjut menyusuri rak berikutnya. Memgambil buku-buku yang tersimpan tidak sesuai katalog untuk kemudian meletakan pada tempat seharusnya.

Tak terasa sudah hampir dua jam.

"Pulang, Rain."

Langkah Tio menghampiri, berhenti di ujung rak buku.

"Aku banyak tugas yang belum tuntas. Heran...kenapa sih guru-guru hobi banget ngasih pe-er."

Tio mengomel sendiri. Menatap Rainy yang melangkah bergegas mendekatinya.

Dalam diam mereka meninggalkan sekolah.

JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang