Perjalanan Hati

11 0 0
                                    

"Ra, udah siap konsumsinya?"
Windi merapikan meja konsumsi buat peserta. Pandangannya mengarah ke nampan yang masih belum beranjak dari meja panitia. Nampan berisi konsumsi buat pembicara.

"Udah, tinggal antar ke meja pembicara. Ingetin Tata, jangan sampai lupa tugasnya. Kan malu kalau sampai pembicara kehausan eh minumnya baru nongol."

Rainy tersenyum kecil teringat peristiwa sebulan lalu. Tata yang bagian konsumsi pembicara terlalu asyik menikmati pemaparan pembicara sampai lupa pada tugasnya. Rainy sih sebenarnya sudah usul agar konsumsi pembicara disajikan sedari awal, sebelum pembicara hadir sudah diletakkan di meja pembicara. Tapi Tata tidak mau, buat latihan mental katanya, maju ke depan dilihat orang ramai. Ah dasar.

Tema kajian kali ini lumayan menarik. Terlihat dari peserta yang lebih banyak hadir dibanding bulan-bulan sebelumnya. Tema cinta memang selalu spesial. Ditambah lagi pembicara yang kabarnya lagi naik daun dikalangan remaja tanggung.

"Rain, kamu bisa ngawal acara sampai akhir nggak ?" Tata menggeser kursi di sebelah Rainy. Tangannya menggenggam bingkisan untuk pembicara, sebagai tanda terima kasih.

Menggelengkan kepala, Rainy meraih tasnya. "Aku ada kelas, nggak bisa absen maupun ijin. Jatahku sudah habis. Jangan sampai mengulang semester depan."

***

"Ra.." teriakan gadis berkemeja biru membuat Rainy menolehkan wajah. Di kejauhan langkah gadis itu nampak bergegas menghampiri. Nyaris berlari.

"Kelas kosong, pak Hamdi sakit." Lapornya dengan nafas terengah.
"Aku tadi mau ngabarin tapi hpku lowbat. Sorry."

***
Dengan langkah bergegas Rainy mengayun langkah ke aula timur. Gadis itu ingin mengikuti kajian kali ini, walau mu gkin tinggal tersisa sesi tanya jawab.

Namun ternyata, begitu sampai di pintu aula, acara benar benar telah di penghujung. Terlihat perwakilan perwakilan panitia menyerahkan bingkisan kenang-kenangan pada pembicara.

Merasa tak asing dengan sosok pembicara Rainy lebih mendekat - mendekati sisi depan. Hatinya berdebar, sosok yang sepertinya tak asing, dulu...dimasa putih biru. Hampir  sembilan tahun tak bertemu. Benarkah itu  dia ?


JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang