09

12 3 0
                                    

"Jangan difikirin terus lo ga salah Sal" Ilham yang sedari tadi melihat Salsa melamun kini memberanikan diri berbicara pada Salsa.

"Lo tau kan gue gapernah nyakitin cewe secara fisik, kalo dari omongan emang udah biasa tapi kalo fisik baru kali ini am"

"Tapi kan dia yang mulai, gue tau lo dari jaman lo ingusan, ketakol dikit gasengaja aja lo gamungkin ga nakol balik, apalagi ditampar gitu" Ilham memang berteman dengan Salsa sejak sekolah dasar.

"Itukan ke laki"

"Lah ke laki aja lo berani, masa ke cewe lo lemah sih" balas Ilham.

"Beda anjing, cewe itu lebih lembut dari pada laki" Kesal Salsa pada Ilham, memang Ilham itu tidak pernah mengerti perasaan wanita sampe-sampe pacarnya sering kali mengadu pada Salsa karena Ilham sering kali tidak peka.

"Yauda yauda, mending sekarang makan dulu gue yang bayar" tawar Ilham.

"Ga usah gue mau balik aja" tolak Salsa.

"Mau gue anter?"

"Emang gue bocah apa"

Setelah diparkiran warjok, Salsa tengok kanan kiri mencari sesuatu yang tidak ada, ternyata Eza sudah pulang.

***

Salsa memarkirkan motornya didepan apartemen, ia berjalan menuju salah satu apartemen, setelah berada didepan pintu Salsa mengetuk pintu, merasa tidak ada yang menjawab Salsa langsung membuka pintu yang kebetulan tidak dikunci.

Salsa langsung duduk disofa tanpa dosa, apartemen yang cukup bagus, tidak sempit, ada dua kamar tidur dengan kamar mandi masing masing, dapur, ruang tamu, dan ruang santai.

"Anjir sepatu lo lepas kotor kali"

Salsa menoleh kearah sumber suara lalu bersikap biasa saja tanpa mendengar perintah sang pemilik apartemen.

Diana Pertiwi anak dari kakaknya bunda Salsa yaitu Salma, tepatnya Diana yang sering ia panggil empo adalah kakak sepupunya.

Diana menjambak rambut Salsa "lepas ga sepatu lo"

"Anjir jangan jambak gue" tak mau kalah Salsa balik menjambak Diana.

"Lepas dulu ga!" Sentak Diana.

"Lepasin juga setan" balas Salsa tak kalah sengit.

"Tapi buka sepatu lo"

"Iya bawel malampir"

Diana melepaskan jambakannya, sedangkan Salsa sebelum melepaskan jambakannya ia menjambak kencang hingga kepala Diana tertarik. Begitulah jika keduanya bersama, sepeti kucing dan anjing.

"Po gue mau cerita serius"

"Hidup lo ga pernah serius babe" timpal Diana.

"Anjir serius dengerin dulu" Salsa menarik nafas memejamkan mata sejenak "gue pengen cari kerja ___"

"Gila lo, emak bapak lo bangkrut?"

"Et anjing jangan motong"

"Ngapain nyari kerja, emang kerja enak apa"

"Justru itu gue ga mau dimasa depan gue, kerjaan gue bikin cape"

"Tinggal kawin apa susahnya" saran Diana tepat sekali.

"Dengerin nih ya, nanti kalo udah lulus gue pengen kuliah diluar, tanpa duit orang tua" ucap Salsa serius.

"Halah ngimpi, otak lo ga nyampe belajar aja kagak pernah" timpal Diana.

"Makannya kalo nilai orang jangan diliat dari buruknya aja, setiap orang punya kelebihan" balas Salsa.

"Yauda yauda jadi gimana?" tanya Diana mulai serius.

Waiting for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang