Author POV
'Kepercayaan adalah hal krusial yang selalu dipermainkan dan diremehkan banyak orang. Tidak peduli kebenaran apa yang ada dan terjadi jika orang sudah terlanjur percaya dengan seseorang maka ia akan melupakan urusan hati dan lebih mengutamakan ego atas nama kepercayaan yang semu'
*****
Pagi itu tidak berubah dari hari sebelumnya. Masih terasa sama, hampa dan sepi. Itulah yang dirasakan Nana. Tetapi dirinya harus kuat, hatinya harus mampu, dirinya tidak boleh goyah. Untuk alasan tertentu Nana harus bertahan. Setidaknya untuk beberapa bulan bahkan beberapa tahun kedepan. Gadis itu sudah melalui banyak hal dan mengorbankan semua yang dimilikinya sampai sejauh ini.
Keluarga
Teman
Harapan
Cita-cita
Impian
Dan kakak yang disayanginya
Ditepuk-tepuk dadanya , "Gue harus kuat! Apapun yang terjadi gue udah sampai titik ini. Sebentar lagi semuanya selesai. Sedikit lagi. Satu langkah lagi semuanya akan terbalaskan untuk kakak. Tunggu sebentar lagi."
Sambil kedua tangannya memegang tali tas gendongnya dengan erat matanya mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya sampai dirasa cukup.
Saat dirasanya cukup Nana melangkah dengan yakin.
"Lihat deh!"
"Apaan?"
Dua orang siswi terlihat berbisik-bisik. Sebenarnya Nana mengetahui semuanya dengan jelas. Mereka sedang menertawakan dadanannya yang norak dan cupu.
"Ada anak kampungan di sekolah kita. Lo perhatiin dandanannya deh. Nggak banget anaknya. Jijik gue. Rambut dikepang, pake poni, kacamata bulet, dan yang paling mencolok tuh rok apa karung goni lebar amat ya?"
"Upsh karung goni? Maksudnya?"
"Goblok lo. gitu aja nggak tahu. Payah! Noh lihat roknya segede gaban dibawah lulut. Kelihatan mau ke pengajian. Ha...ha...ha."
"Pantes dari kampung sih. Gue denger-denger sih dia baru satu bulan ini pindah ke sekolah kita. Banyak sih yang nggak suka sama dia terutama...".
"Terutama apa? Siapa?"
"Mit-"
"Mit siapa?"
"Mitha!"
"Serius lho? Mampus dia kalau berurusan sama Mitha. Mitha pacarnya Kenan?"
"Siapa lagi?"
Nana mendengar semuanya. Memang ada masalah jika Mitha tidak menyukainya. Dia tidak peduli dengan hal semacam itu.
"Tolong...tolong...tolong..."
Nana mendengar suara perempuan meminta tolong. Entah apa yang terjadi tetapi setelah mendengar dua orang siswi yang tadi membicarakannya Nana akhirnya paham.
"Tolong...tolong..."
Perempuan itu meminta tolong, tetapi semua siswa disekitarnya tidak ada yang beranjak menolong. Bahkan sepertinya memang tidak ada orang yang berniat menolong. Mereka semua justru pergi menghindar seperti orang yang ketakutan dan berpura-pura tidak ada yang terjadi. Nana melirik mereka satu per satu.
"Apa lo lihat-lihat? Mau sok jadi pahlawan? Bantu aja sana nggak usah minta gue ikut-ikutan. Gue nggak mau dapet masalah. Kita pergi aja guys!"
"Ternyata manusia emang makhluk paling jahat bahkan melebihi binatang sekalipun," batin Nana dengan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow
RomansaSaat pembalasan dendam adalah satu-satunya jalan. Namun untuk itu ada banyak hal yang harus dikorbankan demi dendam yang terbalaskan, cinta, sahabat, rasa takut, dan masa depan. Sebuah penghianatan pun harus dilakukan. Kenan Orlando Meshach, laki-l...