Empat Bulan Kemudian,
Hari ini tepatnya tanggal 21 April atau bisa dibilang sekarang adalah hari kartini. Senja yang sedang merapihkan pakaian kebaya berwarna ungu muda di panggil oleh Kak Genta dari luar kamar miliknya.
"Adek, Teman kamu datang"
Sontak Senja yang mendengar panggilan kakak nya itu langsung buru buru memasukkan barang barang yang sudah ia siapkan ke dalam tas kecilnya.
Senja turun melewati tangga, ia langsung di perlihatkan pemandangan mengejutkan.
"W-wulan? Kok bawa indra?"
Kehadiran wulan memang sudah biasa buat senja, karena dirinya beserta adeya sering datang kerumahnya bahkan pernah menginap juga. Tapi ini berbeda, Wulan membawa pacarnya kerumahnya.
Indra tersenyum dan menyapa kakak senja terlebih dahulu, "Halo bang"
Genta tersenyum dan mengangguk, "iya, duduk aja kalian, enggak usah berdiri"
Indra pun mencari kursi untuk ia duduki itu. Berbeda dengan wulan yang mendekati senja.
"Wulan kok sendiri? Tumben adeya enggak kesini?" Bisik senja kepada wulan.
"Adeya ke rumah Rani sama Arinda"
"Terus dwina?"
Wulan menghela nafasnya dan menatap senja kemudian, "Senja nanya dwina? Dia mah udah ada di sekolah"
Senja melongo dan mengangguk kemudian, ia baru mengingat dwina adalah seorang yang sangat rajin untuk datang ke sekolah, maka dari itu banyak guru guru yang menyukai dirinya dan juga dekat dengannya.
Senja menyuruh wulan untuk duduk di samping indra, katanya dirinya kasihan melihat indra bengong.
Untungnya, kakak senja alias genta menghampiri indra dan berbincang dengannya. Wulan pun tidak jadi mampir ke indra, ia mengikuti senja yang sedang menuju ke dapur.
"Kamu sekelas sama senja?" Tanya Genta kepada indra.
Indra tersenyum lalu menjawab, "Enggak bang. Saya anak ipa. Senja anak ips sekelas sama wulan"
Indra mendengar hal itu langsung membalas dengan perkataan O nya.
"Kamu pacarnya wulan ya?" Tanya genta lagi kepada indra.
Indra mengangguk dan tertawa kecil,"iya, kenapa bang?"
"Haha enggak kok, cuman lihat nya lucu. Cocok loh kalian berdua"
Indra yang mendengarkan langsung tersedak, ia terkejut saat kakak nya senja berkata hal seperti itu.
Genta langsung panik ketika melihat indra tersedak, ia lalu meneriaki ke adiknya agar membawa minum ke tempatnya.
Senja membalas perkataan iya nya dengan teriakan juga. Lalu semenit kemudian senja dan wulan menghampiri mereka dan duduk di sebelah indra.
"Ayo minum, indra. Wulan juga" ujar genta kepada dua tamu nya ini.
Mereka berdua mengangguk dan segera meminum minuman berwarna jingga ke kuningan itu.
"Ya udah ya kak, senja sama mereka berdua berangkat dulu ya" pamit senja kepada kakak nya. Dan di anggukkan oleh genta, "hati hati ya kalian. Semangat belajar nya"
Senja yang mendengar hal itu langsung tertawa, "Hari ini enggak belajar kak. Hari kartini bebas"
Perkataan senja di anggukkan oleh indra dan wulan dengan tertawa kecil juga.
Dan mereka bertiga keluar dari rumah milik senja dan bergegas ke daerah taman rumah senja.
Ya, Senja memiliki rumah yang cukup mewah. Akan tetapi hal itu enggak membuat diri senja bahagia, karena orang tua nya bercerai dan masa kecil nya diperlakukan kasar oleh ayahnya. Maka sejak dari itu dirinya sangat takut untuk kenal dengan laki laki. Untungnya, kakak nya datang mengambil dirinya dan ibu senja menyuruh mereka berdua menempati rumah yang ibu nya baru saja beli itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALJABAR
FanfictionIni bukan kisah antara pandai matematika dan pembuat onar. Ini juga bukan kisah pertemuan yang langsung saling jatuh Cinta. Tapi ini kisah Alaska, Senja, Bayu dan sebuah Rasa. Ketika sosok pemeran utama adalah segalanya, maka senja akan menyukai...