Suho melewati ruang piano malam itu. Ia pikir tak ada seorang pun di lantai ini kecuali dirinya, tetapi suara itu membuktikan sebaliknya.
Irene menyanyikan sebuah lagu berbahasa Italia. Beberapa kali terputus untuk lirik yang tak bisa fasih ia lafalkan, atau nada yang salah. Namun Suho bertahan, begitu lama, menikmatiny aseperti menyaksikan sebuah musikal penuh penghayatan.
Irene mengakhirinya, dan Suho pikir ini saat yang tepat untuk menyembunyikan diri.
"Kupikir kau akan pergi di menit pertama kau mendengarnya."
Kaki Suho seperti tertanam di lantai.
"Aku melihat bayang-bayangmu di piano," Irene menjawab pertanyaan Suho yang tak terkatakan. Perempuan itu nyaris terkekeh. "Kukira semuanya sudah pulang."
"Kukira juga begitu." Suho pun masuk ke ruangan, berdiri di samping piano, bertopang pada bagian atasnya dan matanya tertuju pada Irene; Irene seorang. "Bagus."
Irene menggeleng. "Ada banyak kesalahan."
"Hei, ketidaksempurnaan itu biasa."
"Tapi tidak semua orang suka itu."
Suho pun meminta izin dengan isyarat. Irene memberikan tempat di bangku panjang di sisi kanannya. "Mari."
Irene menelengkan kepala. "How Deep is Your Love?"
"Aku bisa. Kau bagian situ, ya."
(Dua grup kehilangan leader mereka malam itu, yang baru kembali setelah empat lagu dinyanyikan bersama.)
KAMU SEDANG MEMBACA
love, i say hello
Fanfiction"Seseorang berkata; hidup terlalu singkat untuk cinta. Namun cinta bisa muncul dari perkataan-perkataan singkat. Bagaimana?" (-exo/red velvet various ships; drabbles.)