3rd

154 17 2
                                    

Seorang wanita tengah sibuk memindahkan beberapa santapan yang telah ia buat ke atas piring. Malam ini ia cukup banyak membuat makanan untuk mengapresiasi putrinya yang tadi pagi terlihat begitu bersemangat pergi ke sekolah.

Sementara itu, prianya tengah termenung. Ia diam karna sibuk dengan berbagai hal yang tengah menguasai isi kepalanya, terutama tentang istri kedua dan anak laki-lakinya yang sangat susah untuk ia temui keberadaanya.

“Kau tak apa?” Hye Ra menghampiri Sehun dengan sepiring daging ditangannya dan langsung ia taruh dihadapan sang suami.

“Tak apa.” ucap Sehun yang terlihat sedikit lesu.

Seakan tau isi pikiran prianya, Hye Ra semakin mendekatkan tubuhnya pada Sehun yang duduk disampingnya. Wanita ini segera menggenggam tangan kanan prianya.

“Mungkin memang belum waktunya untuk bertemu dengan Jae Mi dan Sean!” ucap Hye Ra seraya melirik wajah Sehun.

Sehun tersenyum. Sudah 15 tahun wanita ini kembali kedalam hidupnya dan berhasil membuatnya merasa tenang untuk beberapa saat dari masalah yang kerap kali menerpa.

Hye Ra sedikit mengelus tangan dingin Sehun. Kali ini isi kepala Hye Ra juga ikut berputar saat beberapa detik lalu mulutnya berucap tentang Jae Mi dan Sean.

Bagaimanapun, Jae Ra harus ketemu dengan ibu kandungnya, Sean juga harus ketemu dengan ayah kandungnya, terlebih lagi Jae Ra sama Sean memang harus segera bertemu, pikir Hye Ra.

“Nenek tak jadi datang?” tanya Jae Ra yang tiba-tiba datang.

“Tidak jadi, Nenek masih menemani bibimu.” ucap Sehun yang langsung tersenyum pada putri kecilnya, berusaha menutupi sejenak masalah yang berputar dikepalanya sendiri.

Kini terlihat Jae Ra mengerutkan bibirnya sejenak saat mendengar bahwa neneknya tak jadi datang untuk menikmati santap malam mereka bersamaan.

“Bagaimana sekolahmu?” tanya Hye Ra saat melihat Jae Ra kini telah duduk tepat dihadapannya.

“Eemmm.. tidak buruk!” jawab Jae Ra seraya mengambil beberapa sendok sayur untuk ia taruh diatas piring dihadapannya.

“Kau sudah punyak banyak teman?” tanya Sehun.

“Belum, Appa.”

“Carilah banyak teman agar kau tak sendiri saat memandangi orang yang kau sukai dikantin.”

“Appa, Kyaa!!” Jae Ra tersenyum kesal mendengar ucapan Sehun yang menurutnya sangat menggelikan.

“Apa? Ada yang salah?” tanya Sehun kembali.

“Aku tidak mau pacaran dulu.” terang Jae Ra.

“Omma yakin semester depan kau pasti sudah punya pacar.” ucap Hye Ra yang kali ini ikut bersekongkol dengan Sehun menggoda putri kecil mereka.

“Appa juga yakin akan itu! Anak kita terlalu cantik!” ucap Sehun mendekatkan wajahnya pada Hye Ra namun tetap menatap intens kearah Jae Ra.

“Appa kyaa!!” Jae Ra kini memperlihat semburan merah jambu dikedua pipinya.

Hye Ra tersenyum melihat Jae Ra yang kini sudah mulai salah tingkah, “Sudahlah, ayo makan!” lerai Hye Ra.

Kau terlihat sangat mirip dengan Ibumu, Jae Ra, Ucap batin Sehun seraya memperhatikan wajah Jae Ra.

“Omma, tadi aku bertemu dengan anak baru. Dia begitu kaku. Sepertinya dia baru pindah dari luar negeri.” ucap Jae Ra yang berusaha keluar dari ledekan yang tadi sempat ayahnya ciptakan. Kini ia tengah mencoba menganti topik pembicaraan.

After The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang