5th

135 15 4
                                    

Jae Mi sedikit kelimpungan saat menyadari kini jaraknya dengan Sehun sangatlah dekat. Terlebih lagi pria itu tepat berdiri dihadapannya. Wanita ini kembali mengingat ucapan kakaknya beberapa hari lalu yang memberitahukannya bahwa Sehun tengah kembali mencari keberadaan dirinya dan juga Sean.

Jantung Jae Mi berdetak begitu tak beraturan. Ia belum mau bertemu dengan Sehun, ia sama sekali belum siap untuk berhadapan dengan pria yang telah 15 tahun lalu ia tinggalkan.

Dengan susah payah Jae Mi berpikir untuk segera pergi dari ruanganan sempit yang berhasil membuatnya lebih terhimpit disituasi yang menegangkan ini. Ia sedikit menundukan kepalanya, berusaha terlihat biasa saja karna kini Sehun tengah asik mengobrol dengan seseorang yang berdiri tepat disampingnya.

Tak lama pintu lift terbuka dilantai 8, Jae Mi langsung melangkahkan kakinya keluar seraya menutup wajahnya dengan sebuah dokumen yang tadi sempat ia pegang.

“Nona?” ucap asistennya yang kebingungan melihat Jae Mi keluar disaat mereka belum sampai dilantai dasar.

Sementara itu Sehun tak menyadari apapun selain panggilan seorang wanita berkaca mata yang segera berjalan cepat keluar mengikuti langkah wanita sebelumnya yang sudah pergi terlebih dahulu.

Sore ini sebuah halaman belakang rumah mewah berwarna putih yang penuh akan tanaman Hijau tegah terlihat begitu menyejukan mata ditambah gemericik air yang berasal dari sebuah kolam ikan terdengar begitu menenangkan.
Angin yang berhembus pun terasa begitu ringan ditemani langit yang terlihat biru dengan gradasi warna putihnya awan yang terlihat bergerak pelan.

Ditepi taman, kini terlihat seorang wanita paruh baya tengah duduk disebuah kursi berwarna putih yang bersampingan dengan sang menantu sembari ditemani secangkir teh dihadapan mereka.

“Omma..” ucap Hye Ra yang kini mengarahkan pandangannya pada sang ibu mertua.
“Kenapa Hye Ra?” tanya Nyonya Oh yang kini membalas pandangan Hye Ra.
“Tidak. Apa Omma merindukan Jae Mi?” tanya Hye Ra diikuti senyuman tipis dibibirnya.
“Sangat. Bahkan hampir setiap hari aku berharap bisa bertemu dengannya dan cucu laki-lakiku.” jawab Nyonya Oh yang kini mengarahkan pandangannya kedepan.

Hye Ra terdiam. “Maafkan aku.. semuanya menjadi kacau karna ku.”

Nyonya Oh hanya tersenyum tipis, ia segera mengarahkan pandangannya kembali pada Hye Ra yang kini terlihat sedikit menundukan kepalanya.

“Hye Ra. Jangan terus menyalahkan dirimu. Aku senang kau selalu ada untuk Sehun. Yang lalu biarlah berlalu. Aku tak terlalu mempermasalahkan untuk itu semua. Lagi pula Sehun juga telah memaafkanmu.” ucap Nyonya Oh yang kini menyentuh pungung tangan Hye Ra, berusaha membuat menantunya ini tak terlalu larut dalam rasa bersalahnya.

Hye Ra hanya bisa tersenyum. Dulu Nyonya Oh pernah berkata bahwa tak akan ada yang berubah atas sikapnya sekalipun Jae Mi telah melahirkan anak Sehun, kini semuanya benar-benar terjadi, wanita tua itu menepati ucapannya sendiri. Bahkan setelah Hye Ra merasa bahwa dulu ia pernah melakukan hal yang fatal, kini sang mertua tetap bersikap baik terhadapnya.

“Kau sedang apa, Tuan muda?” tanya Jae Mi yang baru saja masuk kedalam ruangan kerjanya dan langsung menemukan Sean yang kini tengah duduk seraya memainkan ponselnya dengan posisi landscape. Jae Mi sudah bisa menebak bahwa putranya ini sedang asik bermain Game.

“Aku bosan dirumah. Apa pekerjaan Mom sudah selesai?” tanya Sean yang kini menurunkan ponselnya dan beralih memandang sang ibu.

Jae Mi tak menjawab, ia mengalihkan pandangannya pada asistennya, “Rapat untuk hari ini sudah selesai semua, Nona.” ucap sang asisten yang begitu mengerti akan maksud Jae Mi.

After The WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang