8 Tahun Berlalu

2.8K 73 0
                                    

»Delapan tahun sudah berlalu«

Perjalan hidup yang teramat pahit berhasil dilalui Ana, perlahan tapi pasti dia pun sembuh dari luka yang menganga hebat akibat ditinggalkan tanpa pesan oleh suami yang dia cintai.

Ana berfikir kemanapun dan dimanapun Alvin berada itu didah bukan urusan nya lagi, Alvin adalah masa lalu nya yang harus dia kubur dalam-dalam.

Kini setelah delapan tahun berjuang dari patah hati dan rindu yang menyekap jiwa, Ana akhirnya mengikhlaskan kepergian Alvin dan melepaskanya dari otak dan hati nya.

Dia pun membuka lembaran baru dan mengubur cerita indah dan pahit yang pernah di toreh Alvin di hatinya, di masa transisi itu dia sempat membuka hati untuk Firaz tapi sayang ternyata itu gagal juga.

Beberapa tahun yang lalu, Ana pindah dari kota A ke kota C ikut ibunya yang menikah lagi.

Dan setelah beberapa tahun nya lagi Ana pindah lagi ke kota Jajarta karena bisnis ayah tirinya berkembang pesat dan memilih menetap di kota Jakarta karena di sana dia juga mendapat beasiswa S2 di salah satu Universitas elit yang ada di kota itu berkat keteguhan dan kesabaranya melawan semua ujian dalam hidupnya.

Dan setelah berhasil menyelesaikan kuliaj nya, Ana pun di undang menjadi dosen tetap di Maha Universitas salah satu Universitas elit yang berada di bawah MH Grup.

Meski berkali-kali gagal dalam cinta tapi Ana tidak pernah berhenti percaya kalau Allah punya rencana indah untuknya, sehingga dia tidak pernah menutup hatinya untuk lelaki yang berniat baik padanya, dan kini dia melabuhkan hatinya pada Aldi dan memutuskan menikah denganya.

»Keesokan Pagi nya di Kota Jakarta«

Mentari mulai membuka diri pada pagi yang cerah dan indah, seseorang tertentu sedang sibuk di dandani oleh staylis dan dia nampak sangat bahagia.

"Ciee ... yang sebentar lagi akan menjadi istri, tapi aku sedih karena setelah besok berlalu maka aku akan sedirian dong. " Mila tampak cembrut menatap cermin, dan Ana tersenyum melihat ekspresi sahabat baiknya itu.

Melihat itu Ana berbalik kearah Mila dan menatapnya dengan lembut.

"Aku berharap kamu cepat menyusulku, jangan sibuk shooting terus ya he" ucap Ana dengan penuh harap dan setulus hati nya.

"Aamiin ya Allah, makasih ya atas do'a nya sayangku mmmuuuuaah ..."Mendengar perkataan sahabatnya itu, Mila memeluk Ana dengan manja, dia masih tidak percaya kalau Ana akan segera menikah padahal baru kemarin rasa nya mereka bermain dan bercanda di tempat tidur bersama.

Mila adalah sahabat baik Ana selama ada di kota Jakarta. Mila sudah menjadi artis sejak dia duduk di bangku kuliah.

»Di Aula«

Sementara Ana sibuk menunggu di ruang make up, di Aula gedung itu nampak semua tamu sudah memenuhi Aula yang berada di salah satu hotel berbintang, keluarga mempelai wanita dan lelaki sudah pada berdatangan.

"Sayang, seperti nya acara akan segea di mulai, sebik nya aku temui Ana dulu ya! " ucap Ibu Aida yang tidak lain adalah Ibu kandung Ana.

"Tentu, kamu harus memastikan agar anak kita tampil cantik di hari bahagia nya ini, " ucap Tuan Hadi dengan tulus.

Meskipun hanya ayah tiri, tapi Tuan Hadi memperlakukan Ana dengan sangat baik, meskipun anak dan Ibu nya tidak menyukai Ana. Ketika Mila keluar, tiba-tiba ibu Aida masuk ke kamar rias, di mana Ana sudah siap dengan dandananya, jilbab putih yang di balut melati, gaun princess berwarna putih membuat Ana tampak bersinar. "Sayang apa kamu sudah siap? "

Ana tersenyum. "Iya ibu, isyaallah Ana sudah siap lahir dan batin"

Ibu Aida menatap wajah anak perempuan satu-satunya itu, sambil membelai wajah Ana, Ibu Aida berkata dengan berderai air mata.

"Melihatmu seperti ini membuat ibu terharu, dan ibu berharap ini pernikahan terakhirmu, tidak akan ada lagi luka dan kesedihan, semoga dengan pernikahan ini, kamu bisa benar-benar melupakan lelaki brengsek yang sudah meninggalkanmu dengan anakmu" ucap Ibu Aida dengan sinis.

Mendengar perkataan ibunya, mata Ana memerah, Ana menghapus air mata di wajah tua ibunya.

"Bu, sudahlah jangan bahas masa lalu lagi, biarkanlah itu menjadi kenangan, dan baik buruknya masa lalu biar tetap ada di sana, itu sudah indah jadi jangan bawa lagi datang ke hari ini, aku sekarang sudah bahagia dan sebentar lagi aku akan menikah jadi berhentilah menangis ! " ucap Ana dengan lembut.

Ibu Aida mengangguk, dan memeluk Ana, setelah itu dia meninggalkan ruang rias, beberapa saat kemudian teman sesama dosenya datang.

"Ahhh... Mis Ana kamu cantik banget" Naya benar-benar baper melihat Ana di balut gaun pengantin.

Ana tersenyum melihat Naya dan beberapa rekan dosenya. "Kalian datang juga, terimakasih ya he "Ana tampak melirik ke sana kemari "Ohhh ya Violin kemana? "

Naya tampak berfikir. "Mmm saya gak tau, soalnya dari kemarin dia tidak kelihatan"

Ana cemberut, karena dia berharap Violin juga datang di hari bahagianya, bukankah dia teman baiknya.

Ketika Ana sibuk ngobrol dengan rekan-rekannya, tiba-tiba Mila datang dengan tergesa-gesa, Ana dan yang lain tampak bingung melihat Mila yang ngos ngosan.

"Sayang kamu kenapa? " tanya Ana pada Mila

Mila mencoba mengatur napasnya"Tadi aku tidak sengaja lewat ruangan khusus pengantin laki-laki, aku dengar dari sejak pagi Aldi belum kelihatan, dan pas di telpon dia tidak mengangkat"

Ekspresi Ana menjadi gelap, tubuhnya gemetaran, "Mis Ana tolong tenang, mungkin dia lagi kena macet" kata Naya mencoba menenangkan Ana.

PELENGKAP HIDUPKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang