Bahkan bekas luka bertahun-tahun lalu masih menggrogoti fikiran Ana. Walaupun untuk itu dia harus berjuang keras agar bisa memaafkan semua kejadian di masa lalu dan dengan susah payah dia membangun kembali harapan hidupnya.
Tepat ketika Ana melewati kursi jajaran staf, telinga Ana menangkap suara bisik-bisik rekan nya, dia pun melambatkan jalan nya hanya untuk tau apa yang di fikirkan rekan nya.
"Aku kasian sama Ms. Ana. Kok bisa ya dia seperti itu? tapi syukur deh dia tampak tenang saja tuh, "
"Tapi kabarnya, pernikahan itu batal karena Ms. Ana selingkuh loh "
"Benarkah? "
"Itu aku dengar dari Ms.Violin"
"Aku rasa kita sebaiknya tidak ikut campur, sudahlah ayo kembali bekerja!"
Mendengar bisik-bisik rekanya yang sedang membicarakan tentangnya. Ana berpura-pura tidak mendengarnya, karena itu privasinya, tapi yang tidak habis dia fikir, kenapa Violin tega membalikkan faktanya, hatinya benar-benar terasa ngilu.
Tanpa memperdulikan perkataan rekan nya lagi, Ana langsung bergegas keluar dari ruang staf dan memulai aktivitas rutinya.
»Sore menjelang Malam, namun cuaca nampak mendung dan hampir hujan.«
Selesai shalat Asyar, Ana mengemasi buku-buku yang ada di mejanya dan bergegas untuk pulang. Tepat ketika dia hendak keluar seseorang memanggilnya.
"Ms.Ana, apakah anda akan pulang?" tanya Naya yang baru saja sampai di hadapan Ana. "Iya" jawab Ana setelah menoleh ke arah Naya.
"Kalau begitu hati-hati ya!"ucap Naya sambil melambaikan tanganya.
Ana mengangguk dan tersenyum, dia tau kalau Naya adalah rekan nya yang paling muda dan aktif, bahkan dia lebih sering ngambil jadwal malam.
Selesai berkemas Ana keluar dan menenteng beberapa buku dan tas nya menuju parkiran.Tidak lama kemudian dia menyalankan motornya dan bergegas meninggalkan area kampus.
Di tengah jalan, tiba-tiba Ana merasa ada motor yang mengikutinya dari belakang. Ana mulai resah dan tidak tenang. Oleh karena itu dia mempercepat laju motornya, sayang nya motor itu berhasil mengejarnya.
"Hi ... Nona, tolong hentikan motornya! " kata Lalaki kekar yang di belakang. Ana pun melirik lelaki itu dengan ekspresi tegang.
"Siapa kalian?" tanya Ana dengab panik.
Melihat Ana tidak mau berhenti dan malah bertanya, mereka pun hilang kesabaran dengan menendang motor Ana, seketika itu motor Ana oleng dan menabrak trotoar.
Darr .....
Darr ....
"Aaa ... " Ana berteriak seraya rebah di trotoar dengan posisi dia di tindih oleh motornya, kepalanya terbentur sampai hingga membuat nya hilang kesadaran.
Semua orang berkerumun mengelilingi Ana saat melihat kejadian itu. Tepat saat itu, Alvin yang baru saja pulang dari kantor tampak penasaran ketika melihat orang berkerumun. Seketika itu hati Alvin meminta nya untuk menghentikan mobilnya.
"Apakah ada kecelakaan?" Alvin bertanya-tanya sendiri.
Karena penasaran Alvin pun turun dan bertanya pada salah satu orang yang berkrumun itu.
"Maaf pak, di depan ada apa ya? " tanya Alvin. seraya menatap heran ke arah depan.
"Ohh itu. Ada kecelakan Mas, seorang wanita muda mengendarai motor beat dan menabrak trotoar" jelas pejalan kaki itu.
'Motor beat? wanita muda? bukankah Maheza bilang kalau Ana pulang dan pergi menggunakan motor beat?, apa itu jagan-jangan..' Batin Alvin.
Belum sempat Alvin menyelesaikan tebakan nya, dia dengan cepat menerobos kerumunan untuk melihat korban. Setelah jelas terlihat, seketika itu hatinya patah melihat seorang gadis yang sudah lama dirindukan nya tergeletak, seakan takdir menuntunya untuk bertemu Ana.
"Astaga Ana ... " ucap Alvin sepontan.
Walau sudah lama tidak bertemu, tapi Alvin masih bisa mengingat dengan baik wajah Ana, dan dia tidak menyangka kalau pertemuan pertamanya dengan Ana malah setragis ini, padahal dia sengaja menunda satu minggu sejak kepulanganya untuk menemui Ana, hanya karena dia sibuk memikirkan cara romantis untuk menemui Ana.
Semua orang melihat Alvin seraya bertanya, "Apakah kamu kenal gadis ini?" tanya seseorang dari kerumunan itu.
Alvin mengangguk sambil berkata, "Ini istri saya".
Mendengar perkataan Alvin semua orang mengangguk. Sedang Alvin merosot ke bawah dan dadanya terasa sangat sakit melihat gadis yang ada di depanya.
" Ana ... Ana ... Bangun..!" teriak Alvin seraya mendekap Ana dalam pelukan nya.
Setelah itu dia bergegas mengangkat Ana ke bahunya dan dengan segera membawanya masuk ke mobil. Namun sebelum Alin membawa Ana ke rumah sakit, Alvin terlebih dahulu membuat panggilan untuk Dimas asisten pribadi nya.
"Ya bos" jawab Dimas dari seberang telpon.
"Datanglah ke jalan kenanga, di sana ada kecelakaan, dan urus semuanya termasuk barang dan motor korban, secepatnya!"seru Alvin.
"Oky Bos"
Setelah bicara dengan Dimas. Alvin melirik Ana kembali, seketika itu hatinya makin sakit melihat darah yang keluar dari hidung dan kepala Ana yang terbentur.
"Ya Allah sayang, aku mohon bertahanlah..! sebentar lagi kita akan sampai !" ucap Alvin sambil meremas tangan Ana.
Segera setelah itu dengan cepat Alvin mengendarai mobilnya menuju rumah sakit Elit di Jakarta. Tidak lama kemudian, dia sampai di rumah sakit dan segera membawa Ana masuk ke UGD.
"Dokter tolong segera priksa Dia.. !" seru Alvin dengan panik.
"Tenanglah Tuan! kami akan melakukan yang terbaik untuk nya" ucap dokter itu. Alvin pun mengangguk dan memilih duduk dengan cemas di bangku tunggu.
Beruntung Ana di rawat di rumah sakit yang berada di bawah MH Grup sehingga dia langsung di tangani dengan baik.
Sesaat kemudian dokter keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana keadaanya Dokter? " tanya Alvin tak sabar.
"Tuan Alvin tidak perlu panik, dia hanya mengalami luka ringan, selain itu semuanya normal" jelas dokter itu sambil tersenyum dan menepuk pundak Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELENGKAP HIDUPKU
Ficção GeralDelapan tahun yang lalu, keadaan memaksa mereka untuk menikah di usia yang masih belasan tahun. Namun, keadaan pula yang memaksa mereka untuk berpisah. Meninggalkan benci dan rindu yang menggila kepada sosok suami yang menghilang tanpa kabar. Ia pu...