»Keesokan Paginya«
Pagi-pagi sekali Ibu Aira terbang dari Jakarta ditemani beberapa pengawal karena kebetulan suaminya masih ada di luar negeri.
Sesaat kemudian, Ibu Aira sampai di kediaman pak kyai, sudah ada kedua orang tua Ana yang datang lebih dulu.
"Abi ada apa ini? kenapa tiba-tiba Aira di suruh datang pagi-pagi sekali ?" tanya Ibu Aira cemas setelah duduk di sofa sambil mentap heran kearah dua orang di depanya yang tidak lain orang tua Ana.
Pak Kyai langsung menjelaskan kejadian yang terjadi tadi malam, termasuk rencana pernikahan, mendengar penjelasan itu baik Ibu Aira dan kedua orang tua Ana merasa kaget.
"Abi, kenapa begitu mendadak, Ayah Alvin juga tidak ada di sini bagaimana saya akan menjelaskanya ? dia pasti akan marah ?" kata ibu Aira dengan ekspresi khawatir.
"Aku akan menjelaskanya nanti padanya, toh juga mereka hanya akad nikah setelah itu kembali sekolah dan mengikuti ujian, mereka juga akan tetap tinggal di asrama masing-masing"jelas pak Kyai.
Dengan berat hati ibu Aira mengangguk, tapi dia tidak berani memberitahu suaminya karena dia tau watak suaminya, dia takut kalau dia tau pastinya membuat dia kehilangan ketenangan sedangkan dia sedang mengerjakan proyek penting di luar negeri jadi dia memutuskan untuk tidak mengganggu suaminya.
Setelah itu tidak ada lagi yang bersuara, karena bagi mereka apapun yang sudah di putuskan pak kyai adalah perintah yang tidak bisa di langgar karena mereka tau keputusan pak Kyai pasti baik.
»Masjid Agung pesantren awan putih.«
Di dalam masjid, terlihat dua sejoli terduduk di depan penghulu, mereka berdua menggunakan baju putih, Ana terlihat cantik dengan make up sederhana dan Alvin tampak sangat tampan dengan kopiah hitamnya.
Semua mata tertuju padanya, para santriwati menatap iri ke arah Ana.
"Kenapa bisa mendadak nikah ya, ada apa ini?"
"Aku juga tidak tau, apakah ini mimpi, pangeran kita jatuh pada Ana ?"
"Iya tidak pantas sekali Alvin bersanding dengan Ana secara status mereka bagai langit dan bumi"
"Sudahlah jangan asal bicara, nanti di dengar ustadzah kita di marahi !"
Para warga yang menyaksikan pernikahan merasa lega, akad nikah di mulai, hati Ana terus deg degan tak percaya dan sesekali menatap ke arah Alvin yang duduk tenang di sampingnya.
Ya Allah apa ini nyata? benarkah aku akan menikah secepat ini dan lelaki yang di sampingku ini adalah Alvin. Batin Ana
"Saya terima nikahnya Ana Permatasari dengan maskawin seperangkat alat sholat di bayar tunai" Alvin mengucapkan kalimat sakral itu dengan sekali nafas secara dia menghafal nya sudah semalaman.
"Sah" semua orang yang hadir juga ikut mengesahkannya.
Dan sekarang di hadapan agama Ana resmi menjadi Istri Alvin Mahendra, setelah akad nikah di ucapkan dengan lantang dan satu kali nafas itu, Ana dengan malu-malu mencium punggung tangan Alvin, semua gadis yang menyaksikan nya meleleh Baper.
"Aaaaaa Ana kamu beruntung sekali jadi istri Alvin"
"Iya, ya ampun.. terlihat dari mata mereka pancaran kasih sayang yang beracun buat kita yang masih jomblo "
"Iya ya, tolong bantu aku mendaftar di lembaga perlindungan para jomblo, biar rasa iri ini menerima keadilan. "
Alvin melirik Ana yang berdiri di sampingnya dengan jantung yang berdebar-debar, entah kenapa dia memilih menikah, padahal dia bisa menyelesaikanya dengan pengaruh ayahnya.
Apakah keputusanku ini benar?. Batin Alvin.
"Sayang, kamu sekarang adalah seorang suami, oleh karena itu kamu harus bertanggung jawab sama istrimu, meskipun kalian tidak tinggal bersama" kata Khumaira memberi nasehat buat anaknya.
"Insyaallah ibu" kata Alvin sambil mencium punggung tangan ibunya.
Setelah itu, Khumaira langsung menatap Ana. Melihat Ana yang manis dan soleha, ibu Aira bersyukur, meskipun anaknya nikah muda namun setidaknya dia menikahi wanita yang baik dan orang pesantren seperti hal nya dia yang besar di pesantren.
"Semoga kalian bahagia!" kata Ibu Aira, setelah mengatakan itu, ibu Aira langsung bergegas pergi dengan perasaan yang rumit.
Ibu Aira benar-benar khawatir akan pendapat suam nya, dia bisa membayangkan bagaimana murkanya nanti suami nya jika tau kalau anak laki-laki kebanggaan dan satu-satu nya terpaksa nikah muda atas izin nya . Oleh kare Ibu Aira memutuskan untuk tidak memberitahu suami nya sampai Alvin dan Ana menyelesaikan SMA nya, semua demi ketenangan kedua nya.
Maafkan aku suamiku! Aku tidak bermaksud membohingimu, akan tetapi ini lebih baik agar kalian berdua bisa menjalankan tugas kalian masing-masing, kelak jika waktu nya aku akan memberitahumu. Batin Ibu Aira seraya berjalan menuju lokasi di mana mobil nya terparkir.
Ana benar-benar mengagumi kecantikan ibu Aira, yang sekarang sudah menjadi ibu mertuanya itu, dia sampai berfikir agar suatu hari nanti dia bisa bicara banyak sama mertua nya itu.
Sedangkan Alvin, hanya mentap kosong ke arah Ibu nya, dia tau betul apa yang di fikirkan ibu nya hanya dengan melihat ekspresi yamg rumit dan tidak mudah dijelaskan itu, dia tau kalau Ibu nya sedang menghawatirkan nya dengan ayah nya yang operprotektif.
Hati-hati di jalan Ibu, semoga selamat sampai tujua. Maafkan Alvin karena telah mengecewakanmu, akan tetapi Alvin melakukan ini demi menyelamatkan nama baik kakek da. Pesantren tercinta. Batin Alvin.
Setelah acara selesai, Alvin dan Ana dibawa kembali ke Asrama mereka masing-masing karena mereka harus menyelesaikan pendidikan nya sebelum mereka akhir nya bisa hidup bersama dibawah atap yang sama, karema itulah peraturan yang mereka sudah setujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELENGKAP HIDUPKU
قصص عامةDelapan tahun yang lalu, keadaan memaksa mereka untuk menikah di usia yang masih belasan tahun. Namun, keadaan pula yang memaksa mereka untuk berpisah. Meninggalkan benci dan rindu yang menggila kepada sosok suami yang menghilang tanpa kabar. Ia pu...