Merasa terganggu, Zian pun akhir nya mendongak menatap paman nya dengan sinis. "Ada apa paman menggangguku?"
"Aku mau ajak kamu main. Ah iya, kenapa kamu sibuk dengan komik?, lebih baik kamu belajar sesuatu yang lebih bermanfaat, bagaimana?" ucap Maheza dengan harap-harap cemas karena dia takut Zian akan menolak nya.
"Apa itu?"tanya Zian dengan raut wajah penasaran. Maheza langsung lega karena Zian mau menanggapi usul nya. Dia pun segera mengambil Laptop Zian dan membawa nya ke hadapan Zian.
Zian menjepit alisnya sambil memperhatikan leptop yang dibawa oleh Maheza. "Aku akan mengajarimu menjadi hacker yang hebat apa kamu mau? " ucap Maheza dengan semangat.
Merasa tertarik, Zian pun mengangguk dan mulai memperhatikan Maheza. Jari jemari Maheza tampak lincah menari diatas keyboard yang diikuti tatapan Zian yang fokus. "Apa kamu mau coba? jangan takut salah tapi ya, nama nya juga baru belajar" ucap Maheza seraya menyodorkan leptop ke arah Zian.
Tanpa banyak tingkah, Zian pun langsung memperagakan apa yang Maheza lakukan, seketika itu maheza merasa takjub dengan kecerdasan Zian yang begitu cepat belajar dan paham
"Kamu hebat" kata Maheza seraya menjulurkan jempol nya.
"Biasa aja"balas Zian tanpa emosi apapun.
Maheza merasa hanya diri nya lelaki normal karena tiga lelaki teman bermain nya dari yang dewasa sampai anak-anak memiliki sifat yang sama.
'Ya ampun, seperti nya cuman aku yang normal'. Batin Maheza sembari menyeringai ke arah Zian.
Karena merasa bosan dengan Zian, Maheza pun mengajak nya keluar dari kamar untum sarapan.
"Udah selesai main nya sayang? "tanya Elisya pada putra nya.
Zian hanya mengangguk dan segera naik ke kursi nya untuk menyantap makanan nya.
"Oh iya kakak, apakah kakak melihat dua beruang kutub lewat tadi? " tanya Maheza.
Elisya tersenyum karena dia langsung mengerti secara Maheza sering menyebut kedua kakaknya beruang kutub.
"Umm ... Kemungkinan udah pergi, atau masih di ruang kerja Alvin. Karena kakak belum melihat mereka sedari tadi" jawab Elisaya seraya menyiapkan Makan Zian di piring nya.
Mendengar penjelasan Elisya. Maheza langsung pamitan. Segera setelah itu dia berlari keluar hendak menyusul David dan Alvin.
Elisya benar-benar di buat geli dengan tingkah adik sepupu nya itu.
'Ya Allah Maheza kamu masih aja seperti bocah'. Batin Elisya seraya menggelengkan kepala nya. Padahal dia belum sempat mawarin untuk makan bareng.
»Di kantor salah satu cabang MH Grup di London.
Setelah lama di perjalanan, Alvin dan David akhir nya sampai di kantor. Tidak lama kemudian mereka keluar dari mobil dan bergegas menuku ruangan ayah nya.
Sontak kedatangan David dan Alvin bersamaan membuat suasana kantor menjadi ribut, terutama para wanita yanv sangat ingin melemparkan diri nya ke pelukan Alvin dan David. Tapi sayang nya dua lelaki itu tidak ubah nya seperti batu.
Sesaat kemudian, Alvin masuk ke ruang ayahnya bersama David. Langsung saja Tuan Zapran menyambut anak dan keponakanya dengan hangat.
"Kalian tumben datang bersama-sama ada apa nih? " tanya Tuan Zapran dengan senyum khas nya.
Alvin pun duduk di sofa diikuti oleh David untuk berusaha sopan pada ayahnya yang sudah lebih dulu duduk, setelah itu Alvin menatap Ayahnya penuh arti.
"Aku ingin kembali ke Indonesia. Biarakan aku mengurus peeusahaan kita yabv di sana agar ayaj tidak capel pulang pergi" kata Alvin secara langsung tanpa basa basi.
Wajah Tuan Zapran berubah gelap dan kaget.
"Bukan nya kamu sudah betah disini, selain itu kamu lebih cocok untuk mengelola perusahaan kita disini" tanya Tuan Zapran.
"Keputusanku sudah bulat ayah, selain itu aku rindu Indonesia. maka ijinkanlah aku pulang! " lanjut Alvin.
Tuan Zapran tampak berfikir, yang dia tau kalau Alvin masih hilang ingatan. Akan tetapi sifat dasar nya tidak bisa berubah. Jika dia menghalangi Alvin lagi, mungkin dia akan semakin memberontak.
"Tapi ayah masih bisa mengurus perusahaan itu sendiri" ucap Tuan Zapran lagi.
"Kalau begitu aku tidak di butuhkan oleh MH Grup lagi, mulai sekarang aku akan keluar dari keluarga Mahendra dan hidup dengan bebas. " ucap Alvin, setelah itu dia bangun dari duduknya.
"Tunggu..!" Tuan Zapran mulai goyah .
Alvin dan David berbalik dan duduk kembali saat mendengar suara tuan Zapran.
"Baiklah, aku mengijinkamu, kembalilah dan urus baik-baik perusahaan keluarga kita!" akhir nya tuan Zapran mengalah.
"Terimakasih ayah, kalau begitu kami pamit dulu! " ucap Alvin.
Tuan Zapran hanya mengangguk lemas sembari melihat Alvin dan David yanh sudah keluar dari ruangan nya.
Alvin dan David saling lirik,mereka pun saling memberi senyuman satu sama lain nya. Alvin sudah menduga jawaban ayah nya karena dia tau kalau ayah nya tidak akan menampakan kekeras kepalaan nya kalau di depan David.
Sepeninggal David dan Alvin, Tuan Zapran kembali ke tempat duduk nya seraya bergumam dalam hati nya.
'Aku yakin Alvin dan Ana tidak akan bertemu lagi, kalau tidak kebohonganku bisa terbongkar, semoga aja Ana sudah menikah lagi dan Alvin tidak akan sembuh dari lupa ingatan nya.' Batin Tuan Zapran.
Setelah dari kantor, Alvin langsung mengurus semua persiapan kepulangan nya, selain itu dia juga harus menyiapkan diri nya untuk beradaptasi lagi di negara kelahiranya secara sudah 8 tahun dia tidak menginjakkan kaki nya di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELENGKAP HIDUPKU
General FictionDelapan tahun yang lalu, keadaan memaksa mereka untuk menikah di usia yang masih belasan tahun. Namun, keadaan pula yang memaksa mereka untuk berpisah. Meninggalkan benci dan rindu yang menggila kepada sosok suami yang menghilang tanpa kabar. Ia pu...